20. Surprise.

22.6K 3K 503
                                    

Sumpah, ini partnya agak panjang menurutku, jangan bosan ya, vote dan komen jangan lupa.

***
Yeonjun menatap kearah Soobin yang sedang siap-siap untuk pergi ke kampusnya.

"Kakak tidur aja ok? Adek bisa bawa mobil sendiri," ucap Soobin sambil tersenyum lalu menutupi tubuh Yeonjun yang tiduran di sofa ruang tamu itu.

Entah kenapa Yeonjun dari kemarin hingga sekarang suka muntah-muntah saat pagi hari.

Pas mau diajak ke Dokter, Yeonjun malah gak mau, aneh.

"Maaf ya," ucap Yeonjun yang mukanya terlihat menahan mual itu.

"Ah enggak apa, tidur aja, nanti adek coba telepon bunda buat nanya, adek pergi ya," ucap Soobin lalu mengecup kening suaminya lalu melambaikan tangannya.

***
Yeonjun menatap kearah handphonenya yang dari tadi berdering membuat tidurnya terganggu sekali.

Pada akhirnya dia menyerah dan tidak jadi mengumpati orang itu, karena yang menelponnya adalah bundanya.

"Hallo, bunda," sapa Yeonjun dengan suara yang serak karena mulutnya terasa kering saat ini.

"Anak bunda kenapa hm? Kenapa bisa sakit? Kamukan anti banget sama penyakit, kok tiba-tiba bisa sakit gini," ucap bundanya membuat Yeonjun geli sendiri, apa-apaan itu? Bundanya lagi bicara sama anak sd?

"Entah, aku muntah terus dari tadi," jawab Yeonjun yang bangkit dari sofa untuk mengambil air di dapur, karena air di atas meja sudah habis.

"Muntah-muntah?"

"Iya, muntah-muntah, setiap pagi lagi, setelah itu gak lagi," jawab Yeonjun yang bingung kenapa bundanya tiba-tiba seperti kaget begitu.

"Kamu hamil ya?" Yeonjun yang lagi minum itu langsung memuncratkan minumannya karena terkejut dengan ucapan bundanya yang gak masuk akal sama sekali.

"Hah? Bunda ngelucu? Gak lucu serius."

"Eh maaf, salah. Maksudnya istrimu yang hamil," jawab bundanya sambil tertawa dari balik telepon membuat Yeonjun mendengus kesal, serius dia hampir mati gara-gara kesedak minuman hanya karena ucapan bundanya itu.

"Bunda lagi berharap ya? Jangan ketinggian," tanya Yeonjun membuat bundanya mendengus, gantian.

"Ini serius lho, katanya kalau suaminya yang muntah artinya suaminya sayang sekali sama istrinya, makanya dia rela dia yang muntah bukan istrinya, wah kamu sesayang begitu sama Soobin ya, bunda jadi terharu," ucap bunda Yeonjun sambil memperhatikan anaknya dari balik monitor yang sedang duduk di meja makan sambil menatap kearah jendela rumahnya.

"Mungkin, kalau di bilang sayang itu mah sudah dari awal," jawab Yeonjun membuat bundanya tersenyum.

"Mau bunda kesana? nanti bunda aja Soobin ke dokter," tawar bundanya membuat Yeonjun menyetujuinya.

"Tapi kalo hasilnya negatif, bunda jangan sedih, kami masih muda kok, lagian biarin aja Soobin jadi perawat dulu, kan kasihan dia kuliah lama-lama ujung-ujungnya gak jadi kerja," ucap Yeonjun dengan suara yang melembut membuat bunda Yeonjun itu ingin memeluk anaknya itu dengan segera, dia tau anaknya dari dulu sudah dewasa tapi dia gak tau kalau anaknya sudah sedewasa ini.

"Iya, tapi bunda harap sih emang beneran, ok nanti bunda kesana, bye sayang."

***
"Wah ada Haechan, lagi ngapain?" sapa Soobin yang kaget kenapa tiba-tiba tetangganya itu ada dikampusnya, lebih jelasnya sih ada di fakultas teknik, apalagi di tangan Haechan penuh dengan bunga dan entah apalah itu.

Dia tadi sedang membawa mobilnya dan kaget melihat seseorang yang tidak asing di matanya.

"Oh hai Soobin, lagi nungguin kak Mark sidang, karena itu tanganku banyak ini," ucap Haechan sambil memperlihatkan buket bunga ditangannya membuat Soobin tersenyum.

Mate -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang