31. Jogging.

15.3K 2K 164
                                    

Aku mau buat semua bookku update semua, termasuk cerita ini, jadi semoga suka ya, special buat malam minggu kalian juga.

Komen kalian di part sebelumnya sangat wah sekali, kalian minta aku buat cerita ini ratusan, ribuan, bahkan jutaan, sungguh keren kalian semua, makasih ya sudah suka sama cerita ini, love you untuk kalian semua💜

Ah iya, kalian mau aku update cepet? Vote dan komen jangan lupa kalo gitu.

***
Yeonjun terkejut entah kenapa atau lebih jelasnya heran, mengapa di saat pagi weekend seperti ini ada Soobin sudah bersiap-siap seperti mau pergi lari pagi gitu.

"Kamu mau kemana dek?" tanya Yeonjun dengan suara serak karena dia baru saja bangun dari tidur, lalu baru saja bangun dia kaget melihat Soobin sudah tidak ada lagi disebelahnya.

Soobin menoleh kearah Yeonjun yang masih tiduran dengan selimut yang masih menutupi seluruh badan, bahkan mukanya.

Bukannya menjawab Soobin malah berjalan mendekati suaminya itu lalu membuka selimut dan segera menarik lengan suaminya itu agar ikut lari pagi bersamanya.

Yeonjun melihat sebentar kearah jam di nakas dan jam baru saja menunjukkan jam setengah 6 pagi, masih pagi sekali.

"Katanya ibu hamil itu harus rajin-rajin jalan pagi atau jalan kemana aja gitu, Haechan juga ngasih saran seperti itu juga kemarin," jawab Soobin setelah melihat Yeonjun bangun dari tempat tidurnya lalu berjalan kearah kamar mandi untuk mencuci mukanya agar terlihat segar.

Dia sebenarnya malas sekali, tapi karena melihat Soobin yang begitu semangat akhirnya dia mau.

Lagian Soobin itu sadar kalo dia itu malas sekali bergerak dan kerjaannya tidur, makan, tidur lagi gak ada kemajuan dalam hidupnya saat ini.

Pantesan aja Renjun selalu mengejeknya gendut saat mereka berdua video call.

Pintu kamar mandi terbuka dan Yeonjun keluar dari sana sudah menggunakan kaos oblong putih dan celana sport pendek, Soobin bingung kapan suaminya itu mengambil baju coba.

"Ah iya lupa, selamat pagi sayang," ucap Yeonjun sambil mencium pipi Soobin sebentar lalu mengajak Soobin untuk turun ke bawah.

Soobin cuma tersenyum dengan pipi yang memerah, serius dia masih malu dengan hal ini.

Yeonjun menggandeng tangan istrinya itu biar hati-hati turun ke bawah.

"Menurutmu kamar kita mau ganti ke bawah aja atau bagaimana? Kasihan juga lihat kamu turun naik tangga gitu,"  tanya Yeonjun sambil melihat kearah Soobin yang cuma tersenyum masam saat mendengar pertanyaan itu.

Dia gak mau diremehkan, walaupun aslinya dia emang capek naik turun tangga.

"Ah enggak, diatas aja gapapa kok, lagian ribet nanti harus pindahin barang ke bawah," jawab Soobin membuat Yeonjun menggelengkan kepalanya.

"Enggak perlu dipindahin juga, kan cuma sementara, lagian kita cuma pindah ke bawah bukan pindah rumah, tapi kalo kamu emang gak mau ya gapapa, tapi kalo kandunganmu sudah menuju 7 bulan ke atas kamu harus mau tidur di kamar bawah, ok?" ucap Yeonjun membuat Soobin mengangguk lalu mengecup pipi Yeonjun sebentar seperti yang dilakukan oleh Yeonjun tadi kepadanya.

"Selamat pagi! Adek gak boleh kalah dong sama kakak," ucap Soobin membuat Yeonjun tertawa kecil lalu membuka pintu rumah mereka.

***
Sepanjang jalan menuju taman yang berada di perumahan ini mereka berdua pasti selalu disapa oleh orang-orang yang berada di sekitar perumahan ini, yang isinya rata-rata orang tua semua, gak ada yang seumuran mereka, ada sih tapi cuma Mark sama Haechan doang.

Mate -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang