14. Ghost house.

23.2K 3.1K 555
                                    

Soobin menatap kearah Renjun yang mukanya sangat memerah sekarang, padahal anak kelompoknya itu sedang menyindirnya tapi entah kenapa Renjun yang terlihat marah saat mendengarnya.

"Eh gak papa, kan emang benar ucapan mereka kalau aku emang pendiam walaupun mereka banyak salahnya sih," ucap Soobin sambil menatap kelompoknya yang sibuk sendiri padahal mereka berkelompok.

Renjun cuma mendengus, dirinya tau kalau anak cewek itu menyindir Soobin karena pujaan hati mereka nikah sama Soobin, dasar cewek baperan.

"Eh lo mau gue keluarin dari kelompok? Kerjaannya nyindir mulu, sini mana tugasmu yang gue kasih tadi," pinta Renjun kearah para cewek yang sedari tadi cekikikan itu.

"Mana! Katanya tadi lagi ngerjain, terus mana sekarang tugasnya," bentak Renjun karena melihat para cewek itu malah diam dan menunduk, Renjun tau pasti mereka belum mengerjakan bagian mereka.

Soobin cuma menatap kearah Renjun yang mukanya sudah memerah karena marah dan kesal itu, dia itu ketua di kelompok ini makanya dia kesal.

"Lo semua emang gak guna! Kerjaannya cuma bisa nyinyir doang, orang seperti lo mau jadi perawat? Hah, ngabisin duit orang tua aja lo," sindir Renjun dengan pedas lalu segera mematikan laptopnya dan mengajak Soobin keluar dari kafe tersebut.

Soobin lagi-lagi cuma bisa melihat anak cewek itu pada menangis karena tidak bisa menjawab ucapan Renjun yang semuanya emang benar itu.

Lagian sebenarnya tugas mereka itu sudah dikerjain sama Soobin yang otaknya keenceran dan terlalu rajin itu, bahkan bagian Renjun juga dia kerjain padahal Renjun ngotot gak mau, itu namanya bukan tugas kelompok tapi tugas individu.

"Sudahlah, aku tadi lihat mereka nangis," ucap Soobin sambil menenangkan Renjun yang masih marah itu.

"Biarin, biar mereka sadar, dapat kelompok kok gitu banget," ucap Renjun sambil duduk di bangku yang ada di mall tersebut.

Lalu mereka melihat-lihat kearah orang-orang yang sedang berjalan di mall tersebut, cukup ramai karena ini malam minggu jadi banyak orang pacaran yang jalan-jalan disini.

Soobin menatap kearah seseorang yang sangat dia kenal dengan jelas.

"Eh, suamimu dengan siapa tuh?" celetuk Renjun duluan membuat Soobin tambah melihat kearah suaminya yang sedang berjalan dengan seseorang itu.

"Ah, itu sama Haechan, tetanggaku," jawab Soobin dengan santai padahal dalam hati dia bingung, kok bisa tetangganya itu berjalan berdua sama suaminya.

Dia tidak mencoba menikung Soobinkan? Atau suaminya itu tidak berniat selingkuhkan?

Ok, diotak Soobin emang drama sekali.

Yeonjun menatap kearah Soobin yang sedang duduk dan melihat juga kearahnya, membuat Yeonjun berjalan kearah sana untuk menjumpai Soobin diikuti oleh Haechan dibelakangnya.

"Sudah mau pulang?" tanya Yeonjun saat sudah tiba di hadapan Soobin, Soobin mengangguk dengan pelan dengan pikiran yang masih berputar-putar bingung.

"Oh, hai! Eh jangan salah paham dulu ok? Aku tadi ketemu sama suamimu di parkiran mall ini, jadi bareng aja masuknya kesini, lagian aku mau malam mingguan sama Kak Mark, tapi dia gak tau dimana," ucap Haechan yang sepertinya tau kondisi disini, apalagi orang disebelah Soobin menatapnya dengan penasaran.

Aduh, berasa pelakor deh aku, batin Haechan saat posisi tadi.

"Mark? anak teknik mesin?" tanya Renjun membuat Haechan mengangguk, wah terkenal sekali suaminya di kampus, pikirnya.

"Eh, kemana anakmu, Haechan?" tanya Soobin sambil menatap kearah Haechan yang cuma memakai kemeja terbuka dan ada kaos di dalamnya seperti anak muda sekali, ya dia emang anak muda sih, kebetulan aja dia nikah muda.

Mate -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang