18. Waiting.

23.2K 2.9K 265
                                    

Soobin cuma menatap kearah mamanya yang sedang memakan kue di ruang tamu rumahnya, untung aja dia bisa berjalan dengan normal hari ini, kalo enggak bisa ketahuan dia.

Jangan lupakan Yeonjun yang tadi pagi tiba-tiba diajak pergi oleh Mark entah kemana, katanya sih ada acara gitu.

Terus, mamanya datang deh kesini sama bundanya Yeonjun.

"Eh sayang," ucap mamanya membuat Soobin menoleh.

"Ya?" Mamanya tidak menjawab tapi malah mendekat kearah Soobin, Soobin otomatis bingung ini kenapa coba?

"Kamu kemarin ngapain sayang?" bisik mamanya membuat muka Soobin langsung otomatis memerah seketika.

Kok bisa tau? Kan cara dia jalan seperti biasa kok.

"Gak ngapa-ngapain kok," jawab Soobin yang terlihat mencoba santai itu.

Padahal aslinya dia sudah gemeteran duluan.

"Oh? Mama gak percaya tuh," ucap mamanya lalu berjalan duduk di samping bundanya Yeonjun.

Jangan bilang kalo nih ibu-ibu masang kamera di kamar? Kalo iya, berarti emang gila tuh ibu-ibu.

Kenapa suaminya itu gak ada disini sih? Dia berasa dimainin sama orang tua mereka.

Soobin mencoba menghiraukan tatapan mata dari mamanya dan mencoba memainkan handphonenya walaupun itu kurang sopan sih.

"Aduh, bentar lagi kita punya cucu nih," ucap mama Soobin dengan cukup keras membuat bunda Yeonjun yang sedang meminum teh itu kaget.

"Hah? Seriusan? Wah! Berarti mereka sudah buat anak dong, harus dirayakan, ayo kita pergi shopping kali ini biarkan aku yang belanjain," ajak bunda Yeonjun sambil menarik tangan mama Soobin yang sedang tertawa senang melihat muka Soobin yang memelas karena malu dan kesal ke mamanya itu.

Sumpah, itu mama dan mertuanya gaul banget.

Dalam waktu seketika rumah ini sudah tidak ada orang lagi, karena Soobin ikut keluar, enggak kemana-mana sih, dia cuma mau lihat-lihat jalanan di depan rumahnya sekalian melihat anak tetangganya, yaitu anak Haechan.

Biasanya Haechan suka mengajak anaknya itu belajar berjalan.

Lagian hari ini, hari minggu dan ini masih pagi, baru jam 7, orang tuanya tadi datang jam 6.

"Hai Soobin, ayo kesini," ucap Haechan saat Soobin baru saja masuk ke dalam halaman rumahnya ketika satpam disana membukakan gerbangnya.

Soobin tadi berlari kesini karena dia tadi hampir aja diintrogasi oleh ibu-ibu rempong yang tinggal di komplek ini.

Katanya perkenalan gitu, padahal perkenalan apaan sampai dicubit gemas begitu.

"Btw, kamu tau gak, anakku sudah mulai bisa berjalan lho," ucap Haechan sambil menurunkan anaknya dan membiarkan anaknya itu berjalan disana.

Soobin cuma bisa tertawa gemas saat anak Haechan itu terjatuh karena mungkin kesandung sesuatu disana, untung aja disana aman.

Haechan menatap kearah Soobin, lebih tepatnya kearah lehernya Soobin, ada sesuatu disana.

"Kamu kemarin buat anak ya?" tanya Haechan tiba-tiba membuat Soobin melongo, kenapa pertanyaannya sama semua sih?

Apakah ada sesuatu yang aneh sekarang?

"Dilehermu ada bekas kissmark lho," ucap Haechan sambil tertawa gemas karena akhirnya tetangganya itu buat anak juga, tinggal tunggu aja, biar anaknya ada teman.

Soobin tiba-tiba melongo seperti orang bego.

"Hah? Seriusan? Harusnya aku sadar dari tadi!" ucap Soobin sambil mencoba menutupi lehernya.

Mate -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang