[Revisi]
Selamat membaca😊.
...
Alland duduk di sebuah bangku dekat dengan kolam renang rumahnya. Pemuda itu tampak fokus melukis sesuatu di kanvasnya.
Tak terasa waktu sudah berjalan selama satu Minggu. Sejak dimana kejadian Mamanya meninggalkan rumah dan adik perempuannya, Zahra.
Alland terlihat tenang karena sedari tadi ia belum mendapat gangguan dari Alna.
Gadis itu tadi berpamitan kepada Alland untuk pergi sebentar, tanpa memberi tahu kemana perginya.Alland bahkan sampai sekarang belum menemukan petunjuk tentang Alna. Jujur, Alland sebenarnya juga merasa iba dengan Alna yang tidak bisa merasakan bebasnya hidup di dunia. Tapi, mau bagaimana lagi Alland hanya manusia biasa yang tak bisa berbuat banyak.
Alland juga belum mengetahui apa penyebab Alna bisa menjadi seperti itu. Ingin rasanya ia bertanya, tapi entah mengapa hatinya berkata biar Alna sendiri yang menjelaskan padanya.
"Alland?!."
Hampir saja Alland melempar kuas yang di pegang nya karena terkejut dengan Alna yang datang tiba-tiba. Alland menatap tajam kepada Alna yang malah menyengir, menunjukan deretan gigi putihnya.
Alland menghela nafas panjang, ia sedikit kesal dengan Alna yang selalu muncul tiba-tiba dan selalu mengejutkan dirinya.
"Waaahhhhh...keren!!." Heboh Alna ketika melihat sebuah lukisan baru setengah jadi di hadapan Alland. Alna ingin menyentuh lukisan itu, sebelum tangan Alland dengan cepat menepis tangan Alna.
"Jangan sentuh!!,Catnya masih basah, nanti rusak.." ketus Alland.
Alna mengerucutkan bibirnya kesal. "Aku hanya melihatnya kok.." bela Alna yang tampak tak terima dengan sikap Alland.
Alland menggeleng pelan lalu, mulai membereskan peralatan lukisnya. Alna menatapnya bingung, namun ia tak perduli, dengan santai Alna duduk di samping kursi Alland.
"Alland kenapa kamu berhenti melukis?." Tanya Alna.
"Cat ku habis." Jawab Alland singkat dan padat karena ia masih kesal dengan Alna.
Alna mengangguk mengerti."Dimana Zahra?." Tanya Alna lagi, entah Alna yang tidak peka atau memang kurang peka dengan sikap ketus Alland saat ini.
"Tidur." lagi-lagi Alland menjawab pertanyaan Alna dengan ketus. Alland masih merasa kesal dengan gadis itu.
Alna hanya mengangguk lagi.Kini pandangan gadis itu mulai serius menatap Alland yang masih sibuk membereskan barang-barang nya tersebut.
"Alland?, Bisa kita bicara sebentar?." Tanya Alna kepada Alland.
Tangan Alland berhenti membereskan peralatannya. Pemuda itu berbalik menatap bola mata Alna yang memancarkan aura keseriusan.
"Ini tentang diriku." Ucap Alna dengan raut seriusnya. Alland menatap lekat Alna, pemuda itu akhirnya mengangguk pelan, mengijinkan Alna untuk bicara.
'Apa yang ingin Alna bicarakan?, Apakah ini sudah saatnya untuk membantu gadis itu?.'
Batin Alland bertanya pada dirinya sendiri.....
Seorang wanita berjalan menuju sebuah gedung, wanita yang masih terlihat cantik dan muda. Wanita yang tak lain adalah Dira, ibu dari Alland dan Zahra. Ia berlari menuju loby gedung besar, bertuliskan Willy corp.
Dira menatap resah jam tangannya, sesekali wanita berdecak kesal. Sampai pada akhirnya, seorang lelaki berpakaian serba hitam berjalan menghampiri Dira.
"Dengan nyonya Dira Amira Geano?." Tanya lelaki itu kepada Dira.
Dira dengan cepat mengangguk, "ya saya sendiri.."
Lelaki itu mengangguk singkat, " Mari ikuti saya nyonya, Tuan sudah menunggu.." ujar lelaki itu kemudian berjalan lebih dulu di depan Dira.
Dira dibawa menuju sebuah ruangan oleh lelaki itu. Perlahan pintu ruangan itu terbuka menampakan sesosok pria yang kini tersenyum angkuh padanya.
Lelaki itu mengode anak buahnya untuk keluar ruangan, lalu tersisalah Dira dengan pria angkuh itu.
Dira menatap penuh permusuhan kepada lelaki itu. Hampir saja Dira melayangkan tangannya kepada pria itu untuk menamparnya.
"Wow.., tenang sayang... Inikah sambutan untuk ku setelah sekian lama tidak berjumpa?." Lelaki itu tersenyum miring kepada Dira yang kini sudah terbawa emosi.
"Cih.., lelaki seperti mu tidak perlu kata sambutan!.." sakras Dira yang mengundang tawa renyah dari lelaki itu.
Lelaki itu berjalan kembali ke kursinya Lalu duduk dengan menyilangkan kakinya dengan gerakan angkuh, ia tersenyum miring menatap Dira yang sudah menatapnya penuh kebencian.
"Duduklah dulu, kita bicarakan masalah ini.." ucap pria itu lagi.
"Katakan ada apa, kamu sampai repot-repot datang jauh dari Jakarta ke mari?." Tanya pria itu sembari menatap intens pada Dira.
"Kembalikan aset perusahan Kevin!." Ucap Dira to the poin, terlalu malas untuk bernada basi dengan pria angkuh di depannya ini.
Lelaki itu lagi-lagi tertawa renyah membuat Dira muak saat mendengarnya.
"Dira..Dira.., kamu jauh pergi kemari hanya untuk kepentingan suami bodoh mu itu?, Ckck..sungguh menyedihkan." Ujar lelaki itu dengan nada mengejek.
BRAKK!!.
Dira menggebrak meja besar di hadapannya, menatap lelaki yang kini menatapnya sinis.
"Kamu tahu!, Masalah Kevin juga masalah ku.., karena Kevin adalah SUAMIKU, ayah dari anak-anak ku!." Tekan Dira tepat di hadapan lelaki itu.
Lelaki yang tak lain adalah pimpinan dari Willy's Corp, itu tersenyum setan menatap Dira yang terlihat berapi-api dengan emosinya.
Lelaki itu mengeluarkan secarik kertas yang sudah terbubuhi materai di atasnya.
Dahi Dira mengernyit saat melihat kertas itu."Kamu tanda tangani surat ini, baru akan ku kembalikan semua aset perusahaan suami mu itu." Ucap lelaki itu tersenyum penuh arti kepada Dira yang sudah mengambil kertas itu lalu membacanya dengan cermat.
"Brengsek!!!, Kamu gila Andre!!, Mana mungkin aku melakukan ini!?!." Teriak Dira tidak terima dengan perjanjian yang tertera di surat tersebut.
Lelaki yang disebut sebagai Andre tadi melipat tangannya ke belakang kepala. menatap Dira dengan tatapan remehnya.
"Itulah perjanjiannya, jika kamu emang ingin aset perusahan suami mu kembali, kamu harus memenuhi perjanjian itu." Ujarnya santai sambil melirik kertas yang masih dipegang oleh Dira.
Dira melempar asal kertas itu tepat ke arah Andre. Lalu menatap lelaki itu dengan tatapan murkanya.
"Dengar ini baik-baik!, Aku Dira Amira Geano, istri dari Kevin Geano, tidak akan pernah sudi harus melakukan itu.. karena apa?!, Karena keluarga ku jauh lebih penting dibandingkan dengan aset perusahan itu!!.." geram Dira dengan wajah yang sudah memerah.
Andre diam-diam mengepalkan tangannya kesal mendengar pernyataan Dira yang tegas. Andre tersenyum sinis untuk menutupi rasa kesalnya, "Oh ya?, Akan ku pastikan dirimu akan mengemis pada ku Dira.., kuberi kamu waktu satu bulan untuk memikirkan semua ini.." ucap Andre dengan angkuhnya.
"Cih.., jangan pernah mimpi lelaki biadab!. Orang sepertimu akan segera musnah dari muka bumi ini.., dan ingat aku tak akan pernah mau melakukan hal itu.."
Ucap Dira lalu pergi sambil membanting keras pintu keluar ruangan itu.Andre tersenyum miring menatap pintu yang tertutup dengan keras itu,
'akan kupastikan dirimu akan jadi milikku Dira Amira..kupastikan itu..' batin Andre tersenyum miring....
Tbc.Kira-kira hal apa yang ingin di bicarakan Alna dengan Alland?.
😱😱 Siapakah sosok Andre sebenarnya?, Lalu apa hubungan pria bernama Andre itu dengan Dira, ibu Alland?.
.simak terus kisah Alland & Alna..
KAMU SEDANG MEMBACA
Alland & Alna [Completed]
Teen FictionHighes rank : 1 #Cintabedadunia ||02 06 2020|| 3 #ruh ||02 06 2020|| 3 #alland ||02 06 2020|| 2 #alland ||06 06 2020|| 1 #ruh || 24 07 2020|| __________ *[proses revisi selesai - cerita lengkap] *kisah antara seorang 'manusia biasa' yang di pertemu...