**54.Surat Alna**

375 24 0
                                    

REVISI
...

Alna terduduk di trotoar jalan, tangannya sibuk menorehkan tinta yang mengalir dari bolpoin, dan menggores kertas yang tadinya masih bersih dan terlihat putih kini menjadi penuh dengan tulisan tangannya.

Alna terkekeh kecil, saat membaca ulang kata-kata yang telah ia rangkai sedemikian rupa diatas kertas yang sempat ia ambil dari meja kerja Andre tadi.

Setelah dikiranya cukup, Alna melipat kertas itu hingga membentuk sebuah lipatan kotak. Alna meletakan kertas tersebut disampingnya.

Alna kembali berkutat dengan kertas yang lain, setelah selesai Alna melipatnya kembali, Alna tersenyum lalu memasukan kertas kedua diantara kertas yang ada didalam map yang berisi berkas-berkas penting kantor papa Alland.

Alna tersenyum kecil, bolehkah sekarang Alna merasa tenang?, Jawabannya belum. Kenapa, karena Andre masih mengincar nyawa seseorang yaitu Zahra, dan Alna takbisa membiarkannya.

Alna akan berusaha semampunya untuk melindungi gadis kecil itu, bagaimanapun caranya.

"Kurasa aku harus cepat kembali kerumah Alland, semoga Alland akan cepat mengerti dengan apa yang coba kusampaikan di surat ini.." Alna berharap besar pada surat yang baru saja ia tulis untuk Alland.

Alna menghilang cepat, lalu kembali muncul tepat di kamar Alland. Alna tersenyum, gadis itu tak melihat adanya Alland dikamar ini, namun suara gemericik air dari kamar mandi meyakinkan Alna bahwa lelaki itu ada disana, mungkin sedang mandi.

Deg..deg..

Bruk!.

Alna menjatuhkan berkas yang ada ditangannya, gadis itu mencengkeram erat bagian dada kirinya yang tiba-tiba terasa sakit.

Mata Alna mulai memburam, alna terduduk lemas di lantai, bulir-bulir keringat berjatuhan mulai membasahi dahinya dan tubuhnya. Alna menatap kedua tangannya yang mulai memburam, air matanya jatuh menetes dengan deras.

"Apakah sudah tak ada lagi kesempatan bagiku?, Aku.." Alna tersenyum miris, meratapi hidupnya yang terlalu rumit.

"Apakah aku harus pergi tanpa mengucapkan kata selamat tinggal untuk mereka?." Alna menunduk, tangannya kbali meremas dada kirinya yang terasa sesak dan sulit untuk mengambil nafas.

"Hahh.. a-aku.. p-per--gi a..aalland.." Alna hilang ditempat, gadis itu tersenyum kecil sebelum menghilang dari sana.

Tepat saat Alna menghilang, pintu kamar mandi terbuka menampilkan sosok Alland yang berdiri menatap bingung pada kertas asing yang tergeletak di lantai begitu saja.

Alland menghampiri map itu, lalu berjongkok untuk mengambilnya. Alland membaca isi map itu dengan teliti, saat semua isinya terbaca kedua matanya melotot.

"Bukankah ini berkas yang papa bilang?, Lalu kenapa ada disini??." Alland menggumam heran.

Saat Alland sedang dilanda sebuah kebingungan, sebuah kertas kecil terjatuh dari antara berkas dan map itu. Alland mengernyit, namun tak urung segera mengambilnya dan membuka kertas itu.

Mata Alland lagi-lagi harus membulat karena terkejut, kedua tangannya bergetar, bibirnya kelu tak bisa berkata saat ia membaca dengan teliti isi surat itu.

Dear Alland ku..

Hei, kamu pasti bingungkan kenapa berkas itu ada disini..

Itu karena aku yang membawanya, aku mencurinya dari kantor iblis bernama Andre yang berniat menghancurkan keluargamu..

Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang