** 30.Rencana lagi**

363 23 2
                                    

Selamat membaca..
Revisi
...

Alland tersenyum sopan kepada sosok lelaki yang beberapa menit lalu mengaku kalau dia adalah pemilik sah dari kampus ini. Tapi, entah mengapa Alland malah merasakan sesuatu yang aneh. Hatinya seolah mengatakan kalau dia tidak boleh dekat dekat dengan pria di hadapannya ini. Tapi, logikanya mengatakan kalau pria ini adalah pemilik sah kampus dan ia harus tetap sopan.

"Aku sudah mendengar semua bakatmu itu anak muda.." Andre tersenyum kecil menatap Alland yang tak bergeming duduk di hadapannya. "Pak Syamsul bilang kamu memliki bakat melukis yang sangat luar biasa, dan aku ingin melihatnya secara langsung bagaimana?."

Alland mengernyit. Tapi tak urung Alland mengangguk pelan. "Tapi maaf pak, untuk sekarang ini, mungkin saya tidak bisa menunjukannya. Karena saya tidak membawa peralatan melukis saat ini." Ucap Alland sedikit merasa tidak enak.

"Oh masalah itu.. hmm, baiklah aku dapat memahaminya. Sebenarnya aku hanya ingin menawarinya sesuatu, ini adalah peluang mu untuk membuktikan kepada semua orang di dunia ini. Saya ingin menawarimu untuk mengadakan konser pameran seni di Surabaya bagaimana?." Tanya Andre.

Alland berfikir sejenak. Ia memikirkan apakah ia akan menerima tawaran itu atau tidak. Tapi, hati Alland masih ragu dengan tawaran itu.

"Apakah saya boleh berfikir dahulu pak?." Talland tampak sedikit tidak enak hati, saat Andre menatapnya dengan raut wajah yang di buat kecewa.

"Hmm.. baiklah, aku mengerti.. tapi, sebaiknya kamu pikirkan ini matang-matang. Emm..bolehkah saya tahu alamat rumah mu?." Andre tersenyum tipis saat melihat Alland yang kembali berfikir keras. Alland tampak menimang.

"Mungkin bisa pak, tapi saya tidak bisa memberikan alamat rumah saya sekarang. Mohon maaf sebelumnya, saya harus pamit undur diri dahulu mungkin besok saya akan kemari lagi. Permisi." Alland berdiri lalu menunduk sebentar untuk menunjukan rasa hormatnya kepada Andre.

Alland kemudian berbalik arah dan keluar tanpa mengetahui kalau Andre mulai menampakan seringai jahatnya.

Saat Alland sudah pergi Andre tersenyum jahat. Bibirnya tersungging keatas. "Putramu sangat bodoh kevin... aku yakin, Keluargamu akan hancur di tangan ku sebentar lagi Kevin.."

...

Alland memarkirkan motornya di garasi rumahnya. Alland masih terfikir tentang tawaran tadi. Tapi, Alland tak mau ambil pusing dulu. Alland terlalu malas untuk mengurusi hal-hal seperti itu. Menurutnya melukis itu bukan ambisinya untuk mengejar mimpi, melainkan hanya untuk menuangkan segala isi hatinya.

Mungkin untuk mengenai tawaran tadi, dia nanti akan meminta saran Alna dan Gavin nanti.

Alland melepas helmnya. Ngomong-ngomong soal Alna, gadis itu sedari tadi tidak terlihat muncul di hadapannya. Kira-kira dimana dia?. Alland mengedikan bahunya acuh. Ia yakin pasti nanti gadis itu akan muncul dengan sendirinya. Ya namanya juga Alna muncul sendiri tanpa di undang.

Ketika Alland memasuki rumahnya, pemandangan Zahra sudah tersenyum dan bermain dengan mamanya terlihat. Zahra di sana tampak bahagia dan Mama serta papanya yang tertawa akibat melihat tingkah Zahra yang menggemaskan.

Mata Zahra tak sengaja melirik Alland yang berdiri bagaikan patung di ambang pintu masuk. Zahra berlari memeluk Alland erat.
Alland tersenyum, tangannya mengusap lembut rambut Zahra.

"Abang kenapa pulang sampai malam?." Zahra menomdongak menatap Alland yang tersenyum tipis.

"Abang lagi banyak urusan di kampus Zahra. Oh ya Zahra kok belum tidur?."

"Iya, Zahra lagi main sama Mama papa.. ayo Abang ikutan main." Ajak Zahra mencoba menarik tangan Alland yang masih tak bergeming di ambang pintu masuk rumahnya.

Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang