**43.Alna kembali**

439 24 0
                                    

Selamat membaca..
Revisi

...

Satu hari telah berlalu, Alna masih belum muncul juga untuk sekedar menemui Alland, Membuat lelaki itu frustasi dan selalu banyak melamun sendirian.

Sering sekali Dira dan Kevin selalu merasa khawatir saat melihat keadaan Alland. Yang kebanyakan melamun, dan selalu menatap kosong ke arah depan tanpa ekspresi.

Matanya seolah menunjukan sebuah rasa sedih serta khawatir yang amat mendalam.

Akhir-akhir ini, hubungan Alland dan kedua orang tuanya mulai membaik. Alland sudah mulai mau menyahuti perkataan orang tuanya tanpa ada pertengkaran di antara mereka. Meski Alland selalu berlaku kaku dan tanpa ekspresi kepada kedua orang tuanya.

Saat ini Alland sedang memikirkan sesuatu, yang akhir-akhir ini membuat otak serta pikirannya teralih secara sempurna.

ALNA. satu nama yang menjadi fokus Alland saat ini. Tentang dimana keberadaan Alna?, dan bagaimana keadaan gadis itu?, Dan masih banyak lagi pertanyaan yang belum terjawab sama sekali, dan membuat otaknya terasa seperti tersumbat.

Rasa resah dan gundah, selalu menggerayangi Alland, dimanapun lelaki itu berada. Jujur Alland sudah lelah, ia ingin mengakhiri ini, namun lagi lagi ia tak mampu untuk itu.

Huhh!. Alland menghela nafas berat.

Dira yang duduk di samping putranya, menatap khawatir Alland yang banyak diam, dan terlihat kacau. Alland tak terlihat sama seperti biasanya.

"Nak?."

Alland tersentak, ibunya (Dira) memanggilnya sambil menyentuh bahunya perlahan. Alland menatap ibunya yang sedang tersenyum manis dan penuh kelembutan pada dirinya.

Alland rindu senyum itu. Benar-benar rindu..

"Mama tahu kalau kamu sedang banyak masalah, tapi mama minta kamu jangan sampai mengabaikan kesehatanmu."

Alland hanya diam. Pemuda itu enggan untuk menjawab, mulutnya seakan terkunci rapat dan terasa sangat sulit walau sekedar untuk mengeluarkan sepatah katapun.

Alland menatap lekat ibunya yang masih dalam posisi yang sama.

"Cobalah kamu pulang terlebih dahulu, bersihkan diri.. lalu kamu istirahat, coba lihat matamu itu sudah seperti mata panda." Kata Dira dengan sedikit terkekeh diakhor kalimatnya, Dira menatap lembut pada putra sulungnya.

"Apa yang dikatakan mama mu itu benar, nak. Cobalah untuk istirahat terlebih dahulu di rumah." Sahut kevin yang sudah berdiri di ambang pintu ruangan rawat, Zahra.

Alland menghela nafasnya, jika dipikirkan benar juga apa yang dikatakan oleh ibu dan ayahnya.

Pemuda itu berdiri dan beranjak pergi dari sana, tanpa berpamitan terlebih dahulu pada kedua orang tuanya.

Begitulah Alland, meski dalam satu hari ini hubungan antara dirinya dengan orang tuanya terlihat mulai membaik, tapi lelaki itu juga masih enggan untuk berkata-kata banyak, layaknya tak terjadi apapun.

Alland berjalan di koridor rumah sakit. Otaknya masih terbayang-bayang dengan sosok Alna, yang selama ini membuatnya frustasi.

'sebenarnya kamu kemana Alna?, Sebegitu marahnya kamu padaku Alna?.' batin alland mulai menyalakan mesin mobilnya lalu meninggalkan area rumah sakit, tempat Zahra di rawat.

...

Mata Alna perlahan terbuka. Tangannya memijit kepalanya perlahan. Matanya menilisik tentang keberadaannya sekarang.

Pandangan pertama, ia dapat melihat langit-langit rumah sakit tempat ia di rawat.

Alna bangkit dan menatap sekeliling, ternyata ia masih berada di koridor rumah sakit, tepatnya dia masih terduduk dilantai dingin rumah sakit.

Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang