** 59.Menyergap **

522 28 0
                                    

REVISI

...

Mobil yang ditumpangi Alland berhenti tepat di depan gedung tua, tempat taksi Kinar berhenti. Gadis itu tampak tidak menyadari kalau ada mobil lain yang mengikutinya di belakang.

"Vin lo telepon polisi, suruh mereka kesini, tapi inget jangan bunyiin sirine, suruh mereka sergap secara diam-diam.." Gavin hanya mengangguk saja saat mendengar perintah Alland. Setelah Gavin menelpon polisi, Alland segera menyelinap ke area halaman gedung tua itu.

Alland dapat melihat, ada mobil ayahnya yang terpakir disana, tidak salah lagi itu mobil ayahnya.

"Mereka udah mau kesini.." alland mengangguk pelan, saat mendengar perkataan Gavin.

"Lo mau gimana?."

"Masuk.." ucap Alland lalu berjalan mengendap-endap diikuti oleh Gavin dibelakangnya. Mereka memasuki gedung tua itu dengan mengendap-endap bagai seorang pencuri.

Mereka mengikuti langkah Kinar yang agak jauh didepan sana. Tiba-tiba dering ponsel Kinar berbunyi, membuat Alland dan Gavin segera menyembunyikan diri.

"Kenapa?."

".."

"Ok" Kinar berbalik arah, membuat Alland dan Gavin menahan nafas ditempat, karena takut ketahuan.

Setelah Kinar melewati posisi mereka, dua cowok itu melepas nagas lega karena tidak ketahuan Kinar. Mereka ikut berbalik mengikuti Kinar lagi.

Sedangkan Alna dan Zahra terus berlari, takut-takut ada yang mengejar Alna sesekali menoleh kebelakang.

Bruk!.

"Oh rupanya mau kabur kamu?." Sinis seseorang saat melihat Zahra tersungkur menabrak tubuhnya. Alna terdiam ia menatap tak suka pada kinar yang berkacak pinggang dihadapan Zahra.

"Ck..wanita ini.." geram Alna mengepalkan kedua tangannya.

"Ayo, semua sudah menunggumu!!." Bentak Kinar dengan menjambak kasar rambut panjang Zahra, Alna yang melihatnya pun langsung berkilatan marah. Dengan sekuat tenaga ia mendorong Kinar sampai wanita itu terjatuh kelantai yang kotor. Alna meninju wajah penuh make up itu.

"Auh!." Pekik Kinar menahan sakit akibat terjatuh dan wajahnya yang seperti terhantam sesuatu.

"Cepat lari Zahra!!, Biar kakak cantik yang urus semua ini.." teriak Alna, sedangkan Zahra menggeleng ketakutan.

"Cepat Zahra!." Teriak Alna tak sabar, tangannya masih menahan kedua kaki Kinar yang mencoba berdiri.

Dengan berderai air mata, akhirnya Zahra kabur berlari kencang meninggalkan Alna dan Kinar.

"Hey bocah!!, Dasar si--"

'plak!.'

Alna menampar keras pipi Kinar saat wanita ini akan mengumpat pada Zahra.
"Jangan pernah mengumpat pada Zahra!." Bentak Alna keras, meski bentakan itu tidak pernah terdengar oleh Kinar sekalipun.

Sementara Zahra berlari terus, sampai di pertengahan lorong Zahra bertemu Alland yang langsung memeluknya erat.

"Zahra?. Syukurlah kamu bisa lari sampai disini.." Alland merasa lega dan senang sekaligus. Berbeda dengan Zahra, gadis kecil itu malah menangis kuat dan memeluk Alland erat.

"Huaaa.. abang Alland hiks.. kakak cantik bang..hiks, dia ada disana sama tante jahat..hiks.." Alland membeku ditempat, kakak cantik?, Maksudnya Alna?, Alna ada disini?.

"Kakak cantik?." Tanya Gavin heran, ia menatap Alland yang tak bergeming di tempatnya.

"Kakak cantik selametin Zahra.." ucap Zahra membuat Alland tersadar dari lamunannya. Alland segera berdiri, lalu menyerahkan Zahra bersama Gavin.

Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang