Selamat membaca..
Revisi
...Alland berdiri kaku di ujung koridor, menatap datar pada wanita yang ada di hadapannya ini. Sungguh rasanya Alland terlalu malas untuk bertemu dengan gadis ini, entah kenapa Alland merasa ada yang aneh dengannya.
Kinar. Ya Kinar lah gadis yang tak sengaja bertabrakan dengan Alland.
Sama halnya dengan Alland, Alna bahkan merasa jengah dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Ingin sekali ia menjauhkan si Kinar itu dari Alland, namun apalah daya alna masih tak punya hak untuk itu.
Kinar nampak, kikuk saat melihat Alland menatapnya dengan pandangan datar dan malas. Kinar sadar, sepertinya Alland benar-benar malas berremu dengannya.
"H-hai Alland.." sapa Kinar dengan sedikit kikuk.
Alland hanya menjawab itu dengan anggukan pelan, lelaki itu hendak pergi menjauh, namun tangannya di tahan oleh Kinar.
Alland menarik cepat tangannya yang di tahan Kinar. Alland menatap kinar dengan Alis terangkat sebelah.
"Kenapa?."
"A-anu aku hanya ingin bicara sebentar pada mu, apakah bisa?." Tanya kinar dengan sedikit gugup, karena Alland hanya diam sembari memberikan tatapan datarnya.
Alland memutar bola matanya dengan malas, lalu mendengus pelan. Namun, tak urung juga lelaki itu mengangguk menyetujui ajakan Kinar.
Kinar sedikit tersenyum lalu menarik tangan Alland agar mau mengikutinya.
Sedangkan Alna hanya mendengus kesal di belakang, lalu kembali berjalan untuk mengikuti mereka berdua.
Mereka sampai di taman rumah sakit, Alland mengambil tempat duduk di bangku taman yang berada di bawah sebuah pohon.
Kinar sudah mulai berdehem sejenak untuk mengurangi rasa gugup ketika ingin bicara.
Alland juga masih setia menunggu kalimat yang ajan keluar dari mulut Kinar."Emm... Alland, aku dengar Zahra masuk rumah sakit, apakah benar?."
Alland kembali mendegus, Setelah ia mendengar cerita dari Ditto ada rasa tak suka yang Alland miliki pada gadis di hadapannya ini.
Sedangkan Alna, yang berdiri di belakang mereka berdua terkejut bukan main, Zahra masuk rumah sakit?, Kenapa bisa?, Zahra sakit apa?. Batin Alna bersuara, serta bertanya-tanya.
Alland hanya diam, ia tak menjawab. Kinar sadar diri, lalu gadis itu mengangguk kecil. "Semoga lekas sembuh.."
Alland hanya mengangguk saja sebagai respon terhadap perkataan Kinar.
"Oh iya Alland, aku dengar kamu mendapat tawaran bagus dari mr.Andre, apakah benar?." Alland kini menatap kinar sepenuhnya.
Lelaki itu bingung, kenapa kinar tahu hal ini, bahkan ia saja belum memberitahu siapapun tentang hal ini.
Seolah mengerti apa yang Alland pikirkan, Kinar pun berusaha memutar otak untuk mencari alasan yang masuk akal.
"Aku, tak sengaja mendengar percakapan mu dengan mr.Andre beberapa waktu lalu, saat itu aku tak sengaja mengikutimu."
Alland mendengus lagi, ia tak menyangka kalau Kinar punya bakat menguping yang bagus.
"Alland, kurasa kamu harus menerima tawaran itu. Karena aku yakin, jika kamu menerima tawaran itu kamu bisa menunjukan bakatmu kepada orang tua mu.." Kinar mencoba meyakinkan Alland dengan cara menggenggam tangannya.
Alland menarik cepat tangannya, matanya menatap intens kepada mata Kinar. "Aku masih memikirkan, dan kurasa kamu tak perlu repot-repot mengatakan itu semua, karena keputusan ada di tanganku." Ucap Alland lalu berdiri hendak meninggalakan Kinar.
Namun dengan cepat Kinar, menahan tangan Alland. "Maksudmu, kamu sudah memutuskannya?, Ku harap kamu memutuskan hal yang benar Lan, karena aku tahu ini adalah kesempatan emas yang hanya datang sekali dan tidak akan pernah datang untuk kedua kali, lagi pula jika kamu berhasil kedua orang tuamu juga akan dapat melihat kemampuan mu yang sesungguhnya.."
Alland diam, ia tak membalas perkataan Kinar. Lelaki itu menyentak tangan Kinar, lalu melanjutkan jalannya.
Setelah Alland pergi, raut wajah Kinar berubah cepat. Gadis itu menatap tajam pada punggung Alland yang perlahan berjalan menjauh.
"Aku akan berusaha untuk mendapatkan mu kembali, aku bahkan rela untuk bekerja sama dengan seseorang berbahaya yang rela membantu diriku." Kinar berdiri lalu melenggang pergi meninggalkan taman rumah sakit.
Mereka tak tahu Alna sudah berdiri sambil berkacak pingang. Dengan mata melotot pada sosok Kinar yang perlahan menjauh.
"Dasar ular badut!!, Aku tak akan pernah membiarkan Alland kembali kedalam perangkap busuk mu. Aku Alna akan berusaha membantu Alland, semampu yang aku bisa.." Alna bersungut-sungut yakin.
Sedetik kemudian keyakinan Alna pudar, tangan yang tadinya berkacak pinggang kini menurun di samping tubuhnya dengan lemas.
"Tapi, bagaimana caranya aku bisa membantu?, Alland saja sudah tak bisa melihat diriku.." lirih Alna menatap sedih pada tanah yang ada di bawahnya.
"Hah!, Tidak tidak.. aku tidak akan menyerah, karena kata menyerah tak ada dalam kamus ku.. iya aku Alna akan muncul kembali sebagai pejuang disini, iya.." Alna mengangguk cepat lalu kembali menghilang tanpa ada meninggalkan jejak.
...
Alland memasuki ruangan adik perempuannya, disana sudah ada Dira yang sedang berberes barang barang adiknya.
"Abang kenapa lama?."
Alland tersenyum saat melihat adiknya ini sudah kembali tersenyum ceria seperti biasa. Alland menghampiri Zahra lalu mengelus sayang kepala adik kecilnya ini.
"Maafin abang Zah, abang tadi ada urusan sebentar.." Zahra mengangguk mengerti.
Dira hanya tersenyum, saat melihat interaksi antara dua anaknya. Dira bangkit dari duduknya, karena ia sudah selesai membereskan baju baju Zahra ke dalam sebuah tas berukuran sedang.
"Lan, mama titip Zahra sebentar ya.. mama mau susulin papa kamu, yang lagi jengukin anak dari rekan kerjanya.."
Alland tak menjawab apapun, ia hanya mengangguk kecil sebagai jawaban. Dira yang masih memaklumi sifat putranya, hanya mampu sedikit tersrnyum lalu pergi.
Menurut Alland, meski ia sudah berusaha memperbaiki hubungannya dengan kedua orang tuanya, namun Alland terkadang masih merasa kaku saat ingin berbicara banyak pada mereka.
Keadaan ruangan hening, Alland kini sudah duduk di sofa yang terletak di sudut ruangan, sambil fokus pada ponselnya. Sedangkan Zahra, gadis kecil itu tampak fokus dengan buku cerita yang dibacanya.
Alland sedang menjelajahi galeri ponselnya, saat Alland menangkap satu buah Video baru. Jari Alland, tergerak untuk memutar video tersebut.
Mata Alland terkejut, saat melihat video itu. Ini adalah video dimana Alland dan Alna memasak bersama dulu. Alland merasa terkejut saat melihat Alna yang terlihat kamera, padahal Alna adalah seorang 'ruh' yang hanya bisa dilihat oleh dirinya dan adik perempuannya.
"Alna.." gumam Alland pelan. Jika boleh jujur sekarang, Alland amat rindu kepada gadis itu. Alland rindu senyumnya, Alland rindu tawanya, segala tingkah konyolnya, apapun semua yang ada pada Alna, Alland sangat merindukannya.
Cukup lama Alland melamun, hingga dirinya tersentak oleh teriakan Zahra.
"Yeayyy!, Kakak cantik datang!!.."
....
Tbc.Alna datang???.
Benarkah??, Hayo benar atau tidak??.Simak terus cerita ini, jangan lupa vote dan komennya ya..
Terima kasih..
KAMU SEDANG MEMBACA
Alland & Alna [Completed]
Teen FictionHighes rank : 1 #Cintabedadunia ||02 06 2020|| 3 #ruh ||02 06 2020|| 3 #alland ||02 06 2020|| 2 #alland ||06 06 2020|| 1 #ruh || 24 07 2020|| __________ *[proses revisi selesai - cerita lengkap] *kisah antara seorang 'manusia biasa' yang di pertemu...