** 31.Ingin kembali??**

334 22 2
                                    

Selamat membaca...
Revisi

...

Alland keluar dari kamar mandinya dengan keadaan yang sudah segar. Alland menatap Alna yang sudah kembali tidur dengan nyenyak di kasurnya. Lelaki itu menggeleng tak percaya. Perasaan tadi Alna sudah bangun, dan sekarang gadis itu sudah kembali tidur.

'dasar 'ruh' kaya kebo.' batin Alland mendengkus.

Kaki Alland berjalan menuju balkon kamarnya. Alland dapat melihat bintang yang berkelap-kelip diatas sana tanpa penghalang apapun. Untuk sejenak Alland dapat tersenyum saat melihat bintang dan bulan yang saling bersinar bersama dan saling menemani.

"Indah ya??."

Alland menoleh cepat. Ia bisa menatap wajah Alna yang tersenyum memandang ke arah bulan. Alland kembali mendengus, satu menit yang lalu ia baru saja melihat Alna tertidur pulas di kasurnya, dan sekarang gadis itu berada di sampingnya dengan senyum khas miliknya.

"Emang dasar ya!, ruh itu selalu muncul seenaknya..membuat semua orang terkejut." Kata Alland mendengus sebal.

Alna menyengir lebar, sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hihi.. kalau aku hanya diam pasti ngga seru, Alland."

Alland diam. Jawaban Alna memang sangat benar. Jika Alna diam, pasti Alland yang akan merasa aneh sendiri. Pada saat Alna menghilang waktu itu pun, Alland sudah merasa sangat kesepian dan kekosongan. Alland tidak menyadari, kalau dirinya sudah terbiasa dengan keberadaan Alna yang sangat cerewet dan berisik. Lalu bagaimana nanti, jika tiba-tiba Alna pergi darinya??. Mengingat itu, Alland jadi sedikit muram.

"Lan?." Alland berjingit kaget saat, Alna menepuk pundaknya dengan cukup keras. Sampai pikirannya tadi yang masih tersusun rapi kini sudah buyar entah kemana.

"Ciee.. Alland ngalamun, ngalamunin apa Lan?." Alna menatap Alland yang tetap menatap dirinya.

Alland malah semakin memandang lekat wajah Alna yang diterpa sinar bulan purnama. Alland hanya bergumam saja untuk menjawab pertanyaan Alna barusan.

"Kamu."

Blushh...

Pipi Alna memerah entah karena apa. Dengan cepat Alna memalingkan wajahnya agar tidak melihat wajah Alland. Senyum Alland kembali muncul.

"Cieee... Ngeblush.. baper ya mba??." Goda Alland sambil menoel-noel pipi Alna yang memerah. Alna melotot kepada alland membuat lelaki itu tertawa kencang sambil memegangi perutnya.

"Hahaha...kamu lucu." Kata Alland sambil tertawa. Alland sekarang tampak terhibur dengan tingkah Alna yang menggemaskan.

"Alland?, Bisakah aku bertanya?."

Alland menghentikan tawanya, lalu menatap Alna.

"Bisa saja, asal bukan pertanyaan aneh." Alland berjalan untuk duduk di kursi yang tersedia di balkon kamarnya. Alland menatap Alna yang masih berdiri di hadapannya, bersandar di pembatas balkon.

"Kamu masih cinta sama Kinar?."

Hening. Entah mengapa Alland tidak bisa menjawabnya. Ia ragu dengan hatinya. Dulu Alland masih sangat mencintai Kinar, bahkan setelah sepeninggal wanita itu. Alland menjadi sosok dingin dan kaku. Bahkan ia tak pernah sekalipun perduli dengan sosok Zahra adiknya. Tapi, semenjak kedatangan gadis 'ruh'ini, sosok Alland yang hangat kembali.

Alland menatap ke arah bulan purnama yang bersinar terang di atas sana. Alland enggan untuk menatap Alna yang menatapnya dengan raut wajah penuh tanya. Alland diam, membuat Alna semakin penasaran.

Merasa tak kunjung mendapat jawaban Alna tersenyum kecut. Alna sadar, Alland masih saja menganggapnya ini sebagai orang asing. Alna mengartikan diamnya Alland itu sebagai jawaban 'iya' dari lelaki itu.

Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang