** 18.Lukisan **

396 27 0
                                    

[revisi]
Selamat membaca..

...

Alland menatap aneh kepada Alna yang duduk di hadapannya. Alland tertawa kecil, lelaki itu mendorong pelan dahi Alna dengan jari telunjuknya, membuat Alna merengut sebal kepada Alland.

"Jangan mencoba menjadi dukun dadakan.." ujar Alland menggeleng pelan. "Aku tahu kamu baru bertemu Kinar satu kali, jadi kamu cepat menyimpulkan begitu.. kamu tenang saja Alna, aku sudah kenal Kinar cukup lama, dan ku kira dia adalah orang yang baik." Ucap Alland menerawang jauh.

Alna menatap raut wajah Alland dengan serius. "Kamu masih mencintainya?." Pertanyaan Alna mampu membuat Alland spontan langsung menoleh ke Alna yang berada di sampingnya.

Alland tersenyum tipis, tangannya bergerak untuk mengacak pelan rambut Alna. "Bukan begitu maksudku Alna, dari dulu Aku sudah memutuskan untuk tidak akan kembali kedalam lubang yang sama lagi, untuk yang kedua kalinya.." jawab Alland penuh keyakinan.

Alna mengangguk pelan. Gadis itu beranjak menuju sofa di mana ia akan tidur malam ini. "Tapi manusia itu labilkan?." Alland terdiam. Apa yang dikatakan Alna memanglah benar, mungkin sekarang ia akan mengatakan tidak akan kembali tapi, ia tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya.

"Hoaaammm... Hari sudah larut sebaiknya aku tidur, selamat malam Alland." Alna bergerak untuk tidur dengan memunggungi posisi  Alland.

Alland masih terdiam, lelaki itu tampak berfikir keras. Tapi selanjutnya, Alland merebahkan diri untuk tidur di kasur empuknya. Sejenak Alland menatap langit-langit kamarnya, ia memikirkan perkataan Alna barusan. Singkat tapi penuh makna. ia juga tidak tahu apa yang akan terjadi pada kedepannya. Alland melirik Alna yang sudah tenang.

"Selamat malam Alna.." gumam Alland pelan lalu memejamkan matanya untuk tidur.

Paginya....

Alland mengerjapkan matanya saat cahaya matahari berhasil menembus celah tirai jendela kamarnya. Alland menggeliat, lelaki itu beranjak dari kasur untuk menyibak tirai jendela.

Tak sengaja Alland melirik Alna yang masih tertidur dengan nyenyak di Sofanya. Alland
Mengernyit heran menatap Alna yang tertidur. Alland menghampiri Alna yang tertidur dengan raut polosnya, sepertinya Alna kelelahan. Alland tak jadi membangunkan Alna, lelaki itu berjalan kembali ke kamar mandi, untuk membersihkan diri.

disaat Alland selesai membersihkan diri,  lelaki itu masih mendapati Alna yang masih tertidur dengan posisi yang sama.

"Kok aneh, ngga biasanya dia tidur sampai siang.." baru saja Alland ingin berjalan menghampiri Alna berniat untuk membangunkan gadis itu, tetapi bel rumahnya berbunyi pertanda ada seorang tamu.

Alland mengurungkan niatnya, kemudian beranjak lebih untuk membukakan pintu untuk tamu itu daripada menganggu tidur Alna yang terlihat amat nyenyak.

Bell itu terus berbunyi membuat Alland sedikit kesal.

"Iya tunggu sebentar.." teriak Alland yang sudah menuruni anak tangga.

Begitu pintu sudah terbuka, Alland langsung menampilkan raut wajah datarnya. Dihadapan Alland, Kinar tersenyum lebar di depan pintu rumah Alland.

Ya, yang bertamu adalah Kinar. Dan itu membuat Alland muak, jika saja Alland tidak menghormati tamu maka, dengan senang hati Alland akan mengusirnya secara kasar.

Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang