** 58.Alna si penyelamat**

463 24 0
                                    

Laporkan bila bertemu typo..

Selamat membaca..
REVISI
...

Alna masih setia berjalan di belakang Andre, yang kini sudah sedari satu jam lalu telah sampai di sebuah gedung tua tak berpenghuni, dan terlihat menyeramkan. Alna berkali-kali mengutuki si Andre, ia masih berfikir, apa benar ini tempat penyekapan Zahra?. kalau memang iya, Andre benar-benar keparat, pikir Alna.

Kriett..

Bunyi pintu tua yang berderit membuat Alna kembali tertarik kepada kesadarannya, ia menatap lima anak buah Andre yang sedang duduk berjaga sambil bermain kartu di tempat yang remang-remang.

'cih, seharusnya yang kau bilang hantu waktu itu bukan aku, tapi anak-anak buahmu lah yang hantu, karena mereka penggemar kegelapan..' batin Alna merutuk lagi.

"Dimana dia?." Tanya Andre sembari menatap lima anak buahnya yang juga menatap dirinya.

Seorang yang Alna lihat memiliki tatto ditubuh paling banyak, dan Alna kira adalah pimpinan mereka.

"Dia ada di gudang paling ujung bos." Andre sedikit tersenyum mendengar penuturan anak buahnya, pria itu berbalik badan.

"Bagus, biarkan saja dulu.. aku ingin menghubungi Kinar, agar ia cepat segera kemari.." ucap Andre lalu melangkah pergi meninggalkan anak buahnya yang kembali melanjutkan permainan mereka.

Kedua tangan Alna terkepal erat, ingin ia hajar rasanya Andre itu, tapi Alna harus mengurungkan niatnya. Ia harus segera melihat keadaan Zahra sekarang. Dengan secepat kilat Alna menghilang seperti biasanya, gadis itu berpindah tempat ke gudang yang dibilang oleh anak buah Andre tadi.

Alna berdiri di depan pintu kayu yang terlihat telah lapuk dan keropos, Alna berjalan menembus pintu tersebut dengan santai. Saat dirinya sudah masuk, Alna dapat melihat sosok Zahra yang berada dipojok ruangan dengan kondisi tangan diborgol dan kaki diikat.

Bahkan kondisi Zahra juga tak bisia di katakan baik-baik saja. Wajahnya yang pucat, mata sembab, rambut acak-acakan, dan pakaiannya yang sudah terlihat kotor.

Alna mendekati Zahra, lalu berjongkok dihadapannya, ia melihat Zahra tertidur dengan sedikit seseguan karena menangis. Alna memandang sendu pada Zahra, ingin ia bangunkan tapi ia tidak tega.

Dalam batin Alna terus mengutuki Andre dengan segala sumpah serapah miliknya, karena sudah setega ini pada anak seumuran Zahra, yang terbilang masih terlalu kecil.

"Lihat saja apa yang akan ku lakukan nanti denganmu.." Alna menyeringai saat memikirkan cara untuk membalas Andre nantinya.

Jauh ditempat Alland, cowok itu sedang mengemudikan mobil Gavin dengan gaya yang sangat ugal-ugalan, bahkan Gavin yang duduk disampingnya terlihat wajahnya sudah sangat pucat, dan sesekali memaki Alland yang terlihat sangat gila dalam mengemudikan mobil miliknya.

"Lo tenang aja, nanti kalo mobil lo lecet.. gue ganti.." Gavin melotot saat mendengar perkataan Alland yang kelewat santai itu, bukan, Gavin bukan mempermasalahkan perkataan Alland mengenai mobilnya, yang Gavin masalahkan gimana kalo nyawanya yang lecet. Bisa Alland menggantinya??.

"Gila lo!, Kalo nyawa gue yang lecet lo mau gimana?!.." tanya Gavin berteriak keras, ia sungguh syok dengan pembawaan mobil Alland yang melebihi seorang pembalap.

Alland menatap Gavin sebentar, lalu mengedikan bahunya acuh, "kalo nyawa lo lecet yang tinggal kubur, emang mau diapain lagi?." Gavin tambah syok saat mendengar jawaban Alland yang menurutnya sangatlah gila. Ingatkan Gavin untuk membenturkan kepala Alland dengan palu rasaksa nanti.

"Lo--"

Citttttt...

Gavin tak lagi melanjutkan perkatannya, saat Alland tiba-tiba saja mengerem mendadak dan itu membuatnya menahan nafas untuk sejenak. Matanya melotot, tangannya mengusap-usap dadanya sambil dalam hati terus berucap syukur saat ia masih selamat.

Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang