**1.Pertemuan kedua**

1.3K 85 12
                                    


[REVISI]

.....

Pagi hari yang cerah membuat semua orang tersenyum ketika menyambutnya. Tapi berbeda dengan Alland yang tetap pada wajah kaku dan datarnya.

Alland sedang berada di taman ditemani sebuah Kanvas tempat ia menggoreskan beberapa warna artistik yang menimbulkan corak yang memiliki sebuah makna.

Sebuah lukisan pemandangan tertera pada Kanvas putih itu membuat siapa saja yang memandangnya akan merasa damai dan merasa hidup didalam lukisan itu. Entah resep apa yang Alland gunakan, tapi memang itulah kenyataannya.

"Wahh..gambar kakak bagus sekali.."

Alland menoleh ke arah anak perempuan yang berumur sekitar lima tahun yang berdiri menatap lukisannya dengan mata yang berbinar-binar. Gadis kecil itu tersenyum manis ke arah Alland.

Baru saja Alland ingin membuka mulutnya ingin bertanya kepada anak manis itu tapi suaranya didahului suara lembut seorang wanita paruh baya yang berjalan ke arahnya, yang Alland tebak adalah ibu dari gadis kecil itu.

"Cherry?."

Merasa namanya di panggil Gadis kecil tersebut menoleh kepada wanita paruh itu lalu tangan kecilnya melambai mengisyaratkan wanita paruh itu agar mendekat ke arah mereka.

"Mama, lihat kakak itu pintar menggambar.." ucap anak manis itu dengan semangat dan senyum yang cerah.

Wanita itu menatap Alland yang hanya tersenyum tipis sebagai sapaan.
"Eh, kamu Alland kan?, Si pelukis muda terkenal itukan?."

"Wah..saya ngga nyangka bisa ketemu sama kamu, jarang loh ya sekarang anak seumuran kamu itu bisa berkarir sebagai pelukis terkenal.. pasti orang tua mu bangga." Ucap ibu itu dengan penuh keantusiasannya.

Alland tersenyum simpul saat mendengar ucapan ibu itu yang jauh dari kenyataan yang sebenarnya.

"Tapi sepertinya orang tua saya tidak seperti apa yang ibu bilang tadi..orang tua saya tidak suka kalau saya menjadi seorang pelukis." Ucap Alland yang memang benar kenyatanya.

Ibu tadi terdiam dan menatap iba pada Alland "bersabarlah nak mungkin mereka belum melihat prestasimu yang sesungguhnya, percayalah suatu saat nanti orang tuamu akan berada di barisan depan mendukung semua usahamu.." nasihat wanita itu penuh kelembutan.

"Kamu hanya perlu berusaha lebih keras lagi dan jangan menyerah." Sambung wanita itu lagi.

"Terimakasih ibu.." ucap Alland tulus.

Wanita itu tersenyum lalu berpamitan kepada Alland untuk mengajak putrinya pulang. Alland hanya mampu terdiam mencoba mencerna dan memahami baik-baik nasihat wanita tadi.

"Itu tidak mungkin, mereka akan tetap berusaha membuatku berhenti.." gumam Alland merasa sedih dan lelah dengan kenyataan yang ada.

"Itu artinya kamu harus berusaha lebih keras lagi dan buktikan kepada mereka bahwa kamu bisa..." Ucap seseorang dengan tiba-tiba yang membuat Alland tersentak kaget.

Alland menatap sosok gadis berambut panjang dengan dress putih selutut, gadis yang sama dengan gadis yang Alland temui tiga malam lalu.

Gadis itu kini tersenyum menatap Alland yang menatap dirinya kaget.
"Hai kita ketemu lagi, aku Al-"

"Siapa kamu?." Potong alland cepat dengan wajah syok.

Gadis itu mengerjap lucu menatap Alland
"Apa kamu tidak mendengarkan?."

Lagi-lagi Alland merasa di ejek oleh gadis dihadapannya ini, malam itu ia dikatai tidak bisa melihat dan sekarang ia di katai tidak bisa mendengar. Alland menghela nafas pelan tak ada waktu untuk mendengar ocehan gadis aneh ini,Pikirnya.

Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang