** 22.Kambuh **

407 26 0
                                    

[revisi]
Selamat membaca..

...

Alland berdiri menatap Alna yang baru saja menghilang di hadapannya. Kinar yang sedikit mendengar gumaman Alland pun mengernyit heran.

'siapa Alna?.' batin Kinar bertanya dengan penasaran.

Alland menatap Zahra yang kini menatap tidak suka ke arahnya, sepertinya Alland tau adiknya itu salah paham ke pada dirinya. Belum sempat Alland berbicara Zahra sudah berlari menuju kamarnya.

Alland menatap tajam wanita yang kini menatapnya dengan raut wajah tidak berdosa nya. Kinar nampak bingung saat dirinya di tatap seperti itu oleh Alland.

"Alland kamu ken-"

"Kamu kenapa sih Kinar?!, Dateng Dateng langsung peluk!!?." Alland memotong cepat kalimat Kinar.

Kinar menunduk mendengar ucapan Alland yang sedikit keras. Menyadari itu Alland menghela nafas berat, ia tidak seharusnya membentak Kinar, Alland hanya kepikiran dengan Alna yang terlihat kecewa kepadanya. Entah kenapa saat melihat Alna seperti itu, hati Alland serasa teriris. Alland memijit pelipisnya pelan.

"Maaf, bukan maksudku membentakmu.. ayo sebaiknya kita selesaikan dulu.." Alland mengode Kinar untuk duduk di sofa, ia akan mencoba mendengarkan alasan dari Kinar. Masalah soal Alna, nanti ia akan berusaha selsaikan apabila gadis itu sudah pulang ke rumahnya ini.

...

Di tempat lain, Alna terlihat berdiri di atas jembatan. Alna memandang kosong ke arah air yang mengalir di bawah jembatan tempat ia berdiri. Angin sepoi-sepoi membelai wajahnya dengan lembut, hingga sedikit menerbangkan anak rambutnya.

Bayangan soal kejadian tadi, tentang Alland dan Kinar saling berpelukan membuat dirinya merasa aneh. Ada sesuatu yang menghantam ulu hatinya, sehingga membuat Alna memilih untuk menjauh sementara dari Alland.

Alna menyentuh pelan dadanya, dimana perasaannya mulai sesak.

"Kenapa perasaan Alna sakit?." Gumam Alna bertanya kepada dirinya sendiri. Gadis itu memegang dadanya yang semakin terasa sakitnya. Alna mengernyit, sakit didadanyabsemakin terasa..

Deg..

Deg..

Rasa sakit yang luar biasa tiba-tiba menyerang dadanya, Alna memegang dadanya. Jantungnya seperti diremas kuat, lalu di renggut paksa dari tempatnya. Gadis itu berjongkok, dengan keringat dingin membanjiri tubuhnya. Alna mendongak ke atas, rasanya sulit sekali untuk mengambil nafas. Ada apa sebenarnya ini??.
Perlahan gadis itu mulai tergeletak di atas jembatan. Matanya memandang sayu kepada langit yang mulai menghitam karena mendung. Perlahan mata sayu Alna mulai terpejam, dan Alna jatuh tidak sadarkan diri di atas jembatan tersebut.

Di Rumah sakit tempat Alna di rawat..

Dewi, Mama Alna yang tadinya hendak masuk ke ruangan putrinya di rawat, terkejut saat melihat putrinya terlihat kejang-kejang. Buru-buru Dewi langsung memencet tombol yang ada di samping brankar milik Alna. Ibu dua anak itu terlihat khawatir melihat keadaan putrinya.

"Dokter!!!, Tolong Putri saya!!."

Fahri dan Keyla yang tadinya ada di depan ruang tunggu pun segera berlari kedalam ruangan Alna saat mendengar teriakan Dewi yang menggelegar. Bersamaan dengan para dokter yang mulai datang, berhamburan masuk ke dalam untuk memeriksa ke adaan Alna.

Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang