** 16. Cuti? **

425 29 0
                                    

[Revisi]
Selamat membaca..

...

Alland sekarang sedang duduk di balkon kamarnya sambil membaca sebuah buku di tangannya. Lelaki itu, tampak tenang sekali ketika sedang membaca buku. Suasana sore hari yang tampak tenang tanpa celoteh dari gadis aneh bernama, Alna.

Bicara soal Alna, tadi gadis itu pamit dengan Alland untuk pergi sebentar. Sebenarnya Alland ingin sekali bertanya kepada Alna, tentang kemana Alna pergi?. Tapi apalah daya, Alland terlalu gengsi untuk menanyakan itu. Nanti ia takut akan dikira yang tidak-tidak lagi dengan Alna.

Alland membalik halaman selanjutnya pada buku yang ia pegang. Alland memang suka membaca buku, karena menurutnya buku itu jendela ilmu.

'tok tok tok'

Alland menutup bukunya lalu beranjak ke pintu kamarnya yang di ketuk. Setelah pintu kamar itu terbuka, Alland menatap mbo Minah yang berdiri di depan pintu kamar nya dengan pandangan gelisah dan resah.

"Maaf den.. mbo nganggu, mbo mau bicara sama Aden.." tutur wanita paruh baya itu kepada Alland.

Alland mengangguk lalu mempersilahkan wanita paruh baya itu duduk di sofa yang terletak di sudut ruang kamarnya.

Alland duduk di singgle sofa di samping sofa yang di duduki mbo Minah.
"Mbo, mau bicara apa?." Tanya Alland lembut. Alland sudah menganggap mbo Minah sebagai keluarganya sendiri, karena Mbo Minah sudah bekerja disini sejak Alland masih kecil. Maka dari itu, Alland tampak akrab dengan wanita tua itu.

Wanita tua itu meremas tangannya sendiri guna untuk menghilangkan rasa gugupnya. "Emm.. anu den. Begini, anak mbo tadi malam telepon. katanya dia sedang sakit.. jadi mbo kesini ingin ijin buat pulang kampung dulu.. boleh ngga den?."

Alland tampak terkejut mendengar itu. Alland tak tau harus bagaimana jika wanita tua itu ijin pulang kampung. Alland jadi terfikir dengan Zahra, Bagaimana dengan adiknya itu nanti, Jika mbo Minah pulang kampung?.

"Tapi mbo gimana dengan Zahra nanti?, Alland kan kuliah.. terus masalah masak juga gimana mbo?, Kan mbo tau kalo Alland ngga bisa masak.." ucap Alland sambil mengusap tekuknya.

Mbo Minah menunduk dalam. "Jadi, ngga boleh ya den.., tapi den anak mbo bener pengen ketemu mbo den, mohon kasihannya.." ucap wanita tua itu memohon kepada Alland.

Alland jadi sedikit iba kepada wanita tua di depannya ini. Alland beranjak ke lemarinya, Alland mengambil sebuah amplop dari dalam lemarinya. Alland kembali duduk di samping mbo Minah. Alland menyerahkan amplop itu kepada mbo Minah.

"Mbo Alland ngga bisa bantu apa-apa, Alland cuma bisa doain aja, semoga anak mbo cepat sembuh.." Alland tersenyum lembut ke wanita tua itu.

Seulas senyum bahagia terbit di wajah mbo Minah. Dengan lembut Alland memeluk tubuh wanita yang sudah mengasuhnya sejak kecil ini.

Mbo Minah keluar dari kamar Alland dengan perasaan bahagia karena ia di ijinkan pulang oleh majikannya, tapi di satu sisi juga ia tak tega meninggalkan majikannya itu.

Alland menghembuskan nafasnya lelah. Ia tidak yakin akan bisa mengurus rumah sendiri. Alland memejamkan matanya, lelah memikirkan itu semua sampai tak sadar Alland tertidur di sofa.

Pukul 8 malam..

Alland merasakan guncangan pada bahunya. Matanya mengerjap, menetralkan cahaya yang masuk ke netranya.

Alland melihat Zahra sudah berdiri di sampingnya. Alland langsung duduk mengumpulkan nyawanya kembali.

"Abang ayo bangun!, Zahra laper bang.." Zahra merengek kepada Alland.

"Mbo Minah kemana Zahra?." Tanya Alland masih dengan raut muka ngantuknya.

"Zahra udah cari Mbo Minah, tapi mbo Minah ngga ada."

Alland memijit pelipisnya. Ah iya dia lupa kalau tadi mbo Minah datang dan meminta ijin untuk pulang kampung. Padahal Alland tadi sempat berharap kalau itu hanya mimpi.

Alland beranjak sambil menggendong tubuh kecil Zahra. Sesampainya di dapur, Alland mendudukan Zahra di kursi makan yanga memang berada di dekat tempatnya memasak. Alland berjalan ke arah kulkas lalu membukanya.

Jujur Alland bingung sekarang, di kulkas banyak sekali bahan makanan mentah. Tapi percayalah, Alland tidak mengerti bagaimana caranya membuat bahan makanan itu bisa di makan olehnya dan adiknya. Bagaimana ini??.

Alland menghela nafas, ia menyerah. Ia akan membuat mie instan saja. Alland kembali berjalan ke arah lemari tempat ia menyimpan mie instan. Betapa terkejutnya ia saat melihat tidak ada lagi mie yang tersedia di dalam sana.

Seketika Alland langsung merasa dongkol.
Zahra yang diam memperhatikan Alland pun mengernyit bingung.

"Abang Zahra laper..." rengeknya lagi.

Alland menoleh menatap adiknya. "Emm.. gimana kalau Abang buatin telur Goreng aja?" Tawar Alland. Zahra mengangguk setuju, membuat Alland lega. Tapi Alland teringat kalau ia juga tidak bisa membuat telur Goreng. Ck, betapa payahnya dia dalam urusan memasak.

Alland meraih ponselnya, ia akan searching cara membuat telur Goreng saja yang terlihat mudah. Dan begitu semua yang ia cari muncul Alland langsung mengeluarkan beberapa sayuran yang ia butuhkan dari dalam kulkas. Alland akan berusaha...

Satu jam kemudian..

Alna dengan riang masuk begitu saja kekamar Alland, seperti biasa gadis itu masuk dengan cara menembus tembok. Memang menjadi ruh, terkadang membuat Alna lebih mudah masuk ke tempat manapun yang ia mau. Benar-benar menyenangkan.

Dasar ruh=_=.

Gadis itu memperhatikan sekeliling kamar yang terlihat kosong dan sepi. Alna celingukan mencari keberadaan Alland.

"Alland?." Panggil Alna. Tidak ada jawaban dari Alland. Alna berjalan ke kamar mandi untuk mengecek. namun nihil Alland juga tidak ada di dalam kamar mandi.
Alna berfikir keras. Kira-kira di mana Alland sekarang?.

'gelodak!.'

'bruk'

'prang!'

'kelontang!'

"Kak Alland!!."

Teriakan Zahra membuat Alna berjingit kaget. Alna semakin heran saat mendengar suara ribut di lantai bawah. Alna berfikir, apakah yang terjadi di bawah?. Seketika raut wajah Alna menjadi ketakutan dan penuh rasa panik. Dengan cepat Alna berlari keluar dari dalam kamar Alland.

Begitu sampai di lantai bawah, tepatnya di ambang pintu dapur. Alna mematung, dengan mata yang membola lebar menatap Alland dan Zahra yang berada di dalam sana.

"Alland??."
.
.
....
Tbc.


Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang