** 17.Sebuah firasat **

459 31 0
                                    

[Revisi]
Selamat membaca..

...

Alna masih dengan ekspresi yang sulit di artikan menatap Alland yang sudah sangat kewalahan. Sedangkan Alland menatap diam pada Alna yang berdiri mematung di ambang pintu dapur.

Zahra yang cemberut langsung berlari menubruk kaki jenjang milik Alna lalu memeluknya erat. Alna menunduk menatap Zahra yang memeluk kakinya erat dengan ekspresi cemberut bercampur kesal.

"Kakak cantik, Zahra lapar.. tapi, kak Alland ngga bisa masak.." adu Zahra menatap melas ke arah Alna.

Alna tersenyum tipis, lalu bergerak untuk menggendong tubuh kecil Zahra. Ingin sekali rasanya gadis itu tertawa sekarang, Melihat tampilan Alland yang sudah urakan karena kewalahan memasak. Apalagi saat melihat Alland mengenakan celemek warna pink, dengan gambar hello Kitty dan Love kecil-kecil itu, membuat Alna semakin ingin tertawa saat melihat rambut Alland yang acak-acakan.

Alna beralih menatap semua peralatan masak tergeletak tak berdaya di lantai akibat ulah Alland. Sayuran hijau sudah acak-acakan, Penggorengan sudah Penuh dengan Minyak goren, dan kulit telur berserakan dimana-mana. Satu pertanyaan, sebenarnya Alland mau membuat apa?.

"Sebenarnya kamu ingin membuat apa Alland?." Tanya Alna sambil menatap Penggorengan dengan tatapan horornya. Dapur Alland seperti baru saja terserang angin topan yang dahsyat.

Alland mengeruk tekuknya yang tiba-tiba terasa gatal. "Telur goreng.." lirih Alland dengan malu-malu kucing.

"Apa?!, Pfftt.. hahaha..." Pecahlah tawa Alna sekarang. Sungguh gadis itu sudah tak tahan lagi.

Alna menggeleng tak percaya, ia berdehem sejenak untuk mengontrol tawanya.

"Kenapa kamu yang memasak?." Tanya Alna lagi.

Alland menghela nafasnya. "Mbo Minah ijin cuti, anaknya sedang sakit.."

Alna mengangguk mengerti, gadis itu menatap Zahra yang sudah terlihat kelaparan.

"baiklah,kalau begitu aku saja yang masak.." ucap Alna dengan dengan semangat empat lima, Alna mengangkat spatula nya yang entah ia dapat darimana ke atas, Alna sudah layaknya panglima yang akan memimpin perang.

"Memang kamu bisa?." Tanya Alland meragukan semangat Alna. Mendengar kalimat Alland yang meragukannya, gadis menatap tajam Alland.

"Setidaknya aku tidak seperti dirimu.. yang memasak telur Goreng berkuah minyak." Ejek Alna sambil mendorong dahi Alland pelan dengan telunjuknya. Alland mencebik lucu, ia sungguh kesal dengan Alna sekarang.

"Sebaiknya kamu bereskan dapur saja, nanti jika sudah selesai kita makan bersama.." ucap Alna yang sudah memulai kegiatannya. Alna meraih Penggorengan itu lalu, mulai mengurangi minyak yang ada di dalamnya.

Alland pasrah saja, lelaki itu mulai membersihkan dapur yang terlihat seperti kapal pecah karena ulahnya. Alna terus saja berceloteh atau tepatnya berceramah kepada Alland, Tentang masak memasak.

Karena kesal Alland terus menggerutu di belakang Alna yang mengocehinya, seperti ibu-ibu yang sedang mengajari anak gadisnya untuk memasak. Namun saat Alland tak sengaja Melihat tepung terigu yang berceceran di meja, sebuah ide jahil melintas begitu saja di kepala Alland. Lelaki itu menyeringai jahil kepada Alna yang masih berceloteh. Tangan Alland mengambil tepung itu.

"Hey Alna?." Merasa nama nya di panggil Alna menoleh ke arah Alland.

"Ada sesuatu di wajahmu.." pekik Alland di buat sok histeris. Alna melotot, tangannya meraba-raba wajahnya. Namun, gadis itu tidak merasakan apapun di wajahnya.

Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang