**33.Kencan **

333 23 0
                                    

Selamat membaca..
Revisi

...

Alna duduk bersidakap dada di sofa Alland. Matanya tak hentinya menatap Alland yang tengah memilih beberapa kemeja untuk ia pergi ke pasar malam dengan Kinar.

Alna sendiri sedang cemberut,ia yang berniat mengajak Alland lebih dulu. Tapi, gadis centil itu mendahuluinya.

Alland belum menyadari keberadaan Alna yang duduk di sofa belakangnya. Alland terlalu fokus memilih pakaiannya di lemar. Alland memutuskan untuk memakai kaos dan celana jeans.

Begitu Alland berbalik, ia terkejut dengan keberadaan Alna yang duduk anteng di sofanya, dengan mata yang menyipit. Menatap pada dirinya.

"Masya Allah.." Alland menjatuhkan pakaian dan celana yang tadi ia pegang ke lantai. Jantungnya dag dig dug, saat melihat sosok Alna menatapnya tajam sambil melipat tangannya di dada.

"Fokusnya yang mau berkencan.." sindir Alna dengan mata yang semakin menyipit.

"Siapa yang mau berkencan?." Alland memunguti pakaiannya yang terjatuh ke lantai akibat terkejut tadi.

"Jangan sok polos deh.."

Alland menggeleng pelan. "Aku tidak berkencan." Sanggah Alland menatap lekat mata Alna yang menatapnya juga.

"Benarkah??, Lalu dua orang berbeda jenis yang bukan saudara lalu pergi bersama itu namanya apa dong?." Sinis Alna. Entah rasanya hati kecil Alna, tak terima tentang  Alland yang akan pergi ke pasar malam berdua dengan Kinar. Hati Alna rasanya panas.

Alland menarik sebelah sudut bibirnya, lalu menatap wajah Alna lekat "terus kenapa?, Kamu cemburu??." Tanya Alland tanpa sadar. Kalimat itu meluncur begitu saja dari bibirnya.

Alna yang belum sadar pun mengangguk cepat "iya aku cemburu.. sangat cemburu" kata Alna tanpa sadar.

Alland diam.

Satu detik kemudian..

Alna melotot lalu menggeleng cepat. "Bu-bukan, mak-maksudku.. itu a-anu.. itu.."gugup Alna dengan pipi yang sudah memerah karena malu. Ia merutuki mulutnya yang asal bicara.

Berbeda dengan Alland yang diam tapi memendam rasa gugup yang amat luar biasa di hatinya. Ada rasa yang aneh saat Alland mendengar kata cemburu dari mulut Alna. Rasanya seperti ada yang meledak-ledak di hatinya, dan itu cukup aneh.

"Ekhemm... Aku tidak cemburu.. maksudku, aku hanya merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi ketika kamu mendekati gadis itu.." kata Alna yang mengundang kernyitan di dahi Alland.

"Maksudmu apa?."

Alna mendadak diam. Ia menatap Alland dengan tatapan seriusnya, tak ada lagi raut jenaka yang selalu gadis itu tunjukan. "Entahlah aku hanya merasa seperti itu.." ucap Alna pada akhirnya.

Alna sebenarnya ingin mengatakan bahwa Kinar memiliki sebuah niat buruk pada keluarga Alland. Tapi, Alna masih berfikir dua kali sebelum menyampaikan hal tersebut. Ia ingin melihat ekspresi Alland terlebih dahulu.

"Bukankah aku sudah pernah bilang padamu Alna, Kinar itu gadis yang baik. Aku sudah cukup lama mengenalnya. Itu hanya perasaanmu saja." Alland tersenyum tipis mencoba menenangkan pikiran negatif Alna.

"Tap–"

"Percayalah padaku Alna.." mendengar itu Alna jadi yakin, bahwa Alland akan tetap tidak percaya dengan apa yang akan ia katakan walaupun Itu benar sekalipun.
Alna hanya menghembuskan nafas beratnya.

"Terserah padamu sajalah... Tapi, setidaknya aku sudah berusaha mengingatkan mu.." Alna menghilang dari pandangan Alland.

"Dasar Alna, ada ada saja.." Alland menggeleng pelan lalu masuk ke toilet untuk mengganti pakaiannya.

Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang