Selamat membaca..Revisi
***Alna berdiri di balkon kamar Alland. Gadis itu menatap banyaknya bintang bintang yang bertaburan di langit malam yang gelap.
Mata Alna menatap, langit dengan pandangan sulit diartikan. Matanya perlahan terlihat berkaca-kaca, hingga satu tetes air mata jatuh, karena Alna tak sanggup untuk mempertahankan air kata itu.
Alna mengusap, airmatanya dengan kasar. Menarik nafas sepanjang panjanganya, lalu mulai menerbitkan senyum getir, sarat akan kesedihan yang tak mampu lagi ia gambarkan.
Alna merasa dirinya, sudah memiliki waktu yang tidak lama lagi. Gadis itu, bahkansudah merasakan perlahan energinya yang mulai berkurang. Maka dari itu, alna bertekad untuk memenuhi misinya. Yaitu, membuat alland bahagia terlebih dahulu sebelum dia pergi untuk selamanya dari dunia ini.
"Aku akan berusaha..."
...
Satu jam telah berlalu..
Kini Alna dan Alland saling duduk berhadapan di balkon kamar Alland. Dengan penerangan cahaya bulan mereka bisa saling memandang wajah satu sama lain.
Alna duduk dengan berfikir, ia sudah memutuskan akan memberitahukan perihal keluarga Alland dan rencana buruk Kinar. Alna tidak perduli dengan reaksi yang akan di keluarkan oleh Alland nantinya. Yang penting ia harus menyampaikan pesan ini terlebih dahulu. Terutama saat perasaannya mulai mengatakan kalau waktunya tidak akan lama lagi.
Berbeda dengan Alna, Alland juga sudah bertekad akan mengatakan perihal perasaannya dengan perempuan yang ada di hadapannya ini. Setelah tadi ia berkonsultasi kepada Gavin sahabatnya, ia jadi semakin yakin kalau perasaannya kepada Alna ini bukan perasaan biasa. Meski dulu, Alland sering sekali menepis semua perasaan itu dengan mengatakan kalau dia dan Alna hanyalah sebatas teman biasa.
Alland tidak perduli meski Alna adalah seorang 'ruh' sekalipun, yang penting ia sekarang mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu. Masalah soal Alna adalah 'ruh', Alland akan berusaha membantu gadis itu agar kembali seperti semula, dengan cara yang akan ia cari tahu sendiri nanti.
"Alland?."
"Alna?."
Mereka terkejut saat mereka saling memanggil nama masing-masing secara bersamaan.
Alna menggaruk kepalanya kikuk "kurasa kamu dulu yang menyampaikannya.." kata Alna mengalah.
Alland menggeleng, tanda ia tidak mau "kamu dulu, perempuan yang pertama.."
Alna menghembuskan nafas beratnya, lalu mengangguk. Alna merubah raut wajahnya menjadi serius, ia menatap lekat bola mata alland. "Sebenarnya aku ingin menyampaikan sesuatu. tapi sebelumnya, aku ingin meminta maaf dulu."
Alna menarik banya oksigen di sekitar dengan panjang, kemudian menghembuskannya kembali. "Sudah berapa lama aku berada disini Alland?." Tanya Alna mencoba mengawali kalimatnya dengan pertanyaan.
Alland tampak berfikir, ia baru sadar Alna sudah bersamanya sejak empat bulan yang lalu. Waktu yang cukup lama namun terasa sebentar bagi Alland.
"Aku tak tahu tepatnya, tapi kurasa sudah sekitar empat bulanan yang lalu kamu datang kemari.. kenapa kamu bertanya seperti itu?" kata alland tanpa menyadari perubahan raut wajah Alna yang menjadi suram.
Alna bahkan juga tak menyadari bahwa ia sudah berada disisi Alland selama itu. Bersama Alland membuat Alna melupakan tujuan awalnya datang kemari. Yaitu meminta bantuan Alland.
"Selama itukah?." Alland mengangguk pelan. Ia bingung dengan Alna yang terlihat berbeda dari biasanya.
"Alland apakah kamu akan percaya dengan ku, ketika ku sampaikan ini?." Alna menatap serius mata alland dengan matanya yang terlihat sendu dan satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alland & Alna [Completed]
Teen FictionHighes rank : 1 #Cintabedadunia ||02 06 2020|| 3 #ruh ||02 06 2020|| 3 #alland ||02 06 2020|| 2 #alland ||06 06 2020|| 1 #ruh || 24 07 2020|| __________ *[proses revisi selesai - cerita lengkap] *kisah antara seorang 'manusia biasa' yang di pertemu...