**20. woried **

408 28 0
                                    

[revisi]
Selamat membaca..

...

Alland menatap jam dinding yang terpajang di dinding kamarnya dengan pandangan gelisah. Sesekali Alland berdecak kesal sambil mengacak rambutnya sendiri.

"kemana sih anak itu??." Sebal Alland berjalan kearah jendela lalu menyibak tirainya. Alland melihat keluar rumahnya yang sudah gelap gulita karena hari sudah larut malam. Di luar rumah tampak sepi, tidak ada satu orangpun yang ada di luar.

Alland mendesah gusar, lelaki itu berjalan ke arah kasurnya berniat untuk berangkat tidur. Baru saja kakinya ingin menaiki kasur, suara derap langkah membuatnya berhenti bergerak.

Alland menoleh, ia mendapati Alna yang sudah berdiri di belakangnya dengan menyengir lebar, memamerkan gigi putihnya yang berjejer rapi.

Alland mendelik saat melihat itu. Lelaki itu tidak jadi menaiki kasur, tapi ia malah berbalik menatap penuh selidik kepada Alna.

"Dari mana saja kamu??." Tanya Alland memperhatikan penampilan Alna yang sudah awut-awutan. Rambut terurai berantakan, mata merah, bagian bawah dress putihnya terdapat kotoran tanah, dan masih banyak lagi yang tidak dapat di definisikan. Alland geleng-geleng sendiri melihat penampilan Alna yang luar biasa berantakan itu.

"A-anu.. tadi aku bermain sebentar di danau.." ucap Alna dengan terbata-bata, Alna tidak mampu menatap mata Alland yang menatapnya seakan ingin menelannya hidup-hidup, makanya Alna memilih untuk menunduk, menatap lantai yang ia pijak.

Alland menyipitkan matanya, lelaki itu mendekatkan wajahnya ke wajah Alna, sehingga dengan reflek Alna memundurkan kepalanya. Alland mengamati wajah Alna yang kini sudah mulai pucat pasi karena Dilanda rasa gugup yang berlebihan. Alna berusaha menetralisir detak jantungnya yang berpacu cepat, dengan sedikit meremas rok dressnya berusaha menyalurkan rasa gugupnya.

"Jangan mencoba berbohong.." desis Alland menatap tajam Alna yang sudah mulai berkeringat dingin. Ingin sekali sekarang Alna berteriak, tapi ia takut. Rasanya Alna sekarang sudah sama seperti seorang anak gadis yang di marahi ayahnya ketika pulang terlambat.

"A-aku tidak bohong kok.." ucap Alna menunduk takut sambil mengangkat kedua tangannya ke samping kepalanya yang semakin menunduk.

Alland menghela nafas berat. Tangannya terulur untuk menyentuh puncak kepala Alna lalu mengusapnya pelan. Alna terkejut dengan perilaku Alland itu, gadis itu mendongak tepat menatap mata Alland yang terlihat sayu menatapnya.

Alland tersenyum tipis membuat pipi Alna merona seketika, ia tidak tahu kenapa adegan ini membuatnya merasa panas seketika. "Lain kali jika mau pergi bilang dulu, kamu tau kan aku benci khawatir.." ucap Alland sambil menguap lebar, karena saking mengantuknya ia menunggu Alna pulang. Alna terkejut kala mendengar kata khawatir keluar dari mulut Alland sendiri, padahal lelaki itu selalu saja menolak jika sebenarnya ia khawatir dengan Alna. Mungkin efek mengantuk, itulah pikiran Alna sekarang.

Alna dengan kikuk mengangguk pelan, pipinya masih merona merah.

"Oh iya Alland bagaimana keadaan Zahra?." Tanya Alna dengan raut wajah khawatir nya. Alna mencoba mengalihkan perhatian nya agar ia tidak gugup lagi.

"Dia baik-baik saja.. sekarang dia sedang tidur.. sebaiknya kamu juga tidur Alna hari sudah larut.." ucap Alland sambil mulai berjalan ke kasurnya,lalu merebahkan dirinya di sana.

Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang