** 28.bingung**

373 28 0
                                    

Selamat membaca..
Semoga tidak membosankan ya..
Revisi

...

Seorang pria terduduk di kursi kebesarannya sambil mendengarkan seorang anak buahnya yang tampak mejelaskan sesuatu. Pria itu menatap ke arah kerlip kerlip lampu yang menghiasi di kota saat tengah malam.

Andre Willy. Pemilik perusahaan Willy's Corp. Pria yang di kelilingi aura arogan itu mendengarkan secara seksama apa yang di katakan anak buahnya.

"Jadi?." Tanya Andre dengan mata yang memincing, dan senyum miring yang setia tersungging di wajahnya.

"Tuan Kevin dan nyonya Dira memiliki seorang putri yang masih berumur 5 tahun.
Putrinya bernama Zahra Melinda Geano dan seorang putra bernama Alland Rey Geano yang kini sedang berkuliah di fakultas milik Anda tuan. dan kini saya dengar hubungan antara keluarga mereka sedikit merenggang karena tuan Kevin dan nyonya Dira tidak pernah ada waktu untuk anak-anaknya." Kata anak buahnya memberi sebuah informasi.

Andre mengangguk-angguk. Matanya menyipit, bibirnya tersungging senyuman mengerikan yang ia perlihatkan.

"Sepertinya aku tahu sekarang kelemahan mereka.."ucap Andre tersenyum misterius.

...

Kicau burung di luar sana membuat salah satu anak manusia yang tertidur bersama dengan posisi duduk di kasur, sambil bersandar di dinding kamar.

"Shh.." rintih Alland merasa kebas pada bahu dan tangannya. Ketika Alland akan bergerak, bahunya seperti di timpa sesuatu. Alland menoleh ke kanannya, dan alland langsung mendapati wajah Alna yang masih tertidur dengan tenang.

"Aku lupa kalau aku tertidur dengan posisi ini semalam." Alland bergumam pelan. Tanpa ia sadari tangannya yang sedari tadi diam kini bergerak menyusuri, wajah cantik milik Alna.

Sudut bibir Alland tertarik keatas, membentuk sebuah senyum yang sangat menawan.

Alna mengerjapkan matanya, membuat Alland gelagapan. Alland bingung dan malah berpura-pura tidur lagi.

Alna membuka matanya dengan sempurna. Gadis itu terlihat bingung, saat ia menoleh ke samping kiri ia melihat Alland yang tertidur dengan posisi duduk.

Kejadian tadi malam melintas begitu saja di otak cantiknya. Pipi Alna seketika merona merah. Ia ingat kejadian semalam. Kecuali saat ia mengatakan ia menyukai Alland. Karena saat mengatakan hal itu, kesadaran Alna sudah diambang batas jadi ia tidak bisa mengingatnya lagi.

Mata Alland terbuka sedikit, melirik Alna saat gadis itu tidak sedang menatapnya. saat Alna akan menatap Alland lagi, buru-buru Alland kembali menutup matanya rapat untuk berpura-pura tidur lagi.

Alland terkekeh kecil saat sempat melihat wajah lucu Alna tadi. Alland mulai membuka matanya secara perlahan. Alland pun memulai aktingnya, untuk mengerjai Alna.

"Uuhhh... Bahu ku terasa kebas.. kenapa ya??." Ucap Alland menggeliat kecil, mencoba menggerakkan bahunya yang benar-benar terasa kebas.

Wajah Alna menjadi merah, entah dia merasa sangat bersalah sekarang. Alland tidak ada maksud untuk tidur sambil bersender di bahu Alland tadi malam. Tapi, ia benar-benar tidak sadar.

"A-anu.. Alland maaf." Alna menunduk di hadapan Alland. Lelaki itu tertawa kecil, Alland mengusap kepala Alna dengan gemas.

"Akhir-akhir ini kamu sering sekali minta maaf, kenapa sih?." Tanya Alland dengan gemas.

Alna menatap dalam bola mata Alland. Gadis itu menghela nafas perlahan, ia ingin memberi tahu Alland soal kejadian kemarin tapi ia ragu. Alland masih memiliki masalah yang tak kunjung selesai, dan Alna ragu untuk menambahnya lagi.

"Eh.. malah bengong."

Alna tersentak saat Alland mencubit pipinya.

"Alland jawngawn tawriwk pwipiw kuew!!." Rancau Alna tidak jelas karena Alland menarik pipinya dengan gemas. Bukannya melepaskan pipi Alna, Alland malah semakin gemas kepada Alna.

"Gemes." Gumam Alland.

Pipi Alna memerah karena malu, Alland masih belum sadar apa yang telah ia lakukan ini sangat berpengaruh di jantung Alna.

Seakan tersadar Alland langsung melepaskan pipi Alna, ia menatap lurus kedepan, terlihat kikuk. " Ekhem, Kamu hutang kepadaku." Kata Alland kecil, ia mencoba mengurangi rasa gugupnya dengan mengalihkan perhatian Alna.

"Hutang?, Hutang apa?." Alna menatap serius kepada Alland yang hanya meliriknya. Mata polos Alna mengerjap-ngerjap seolah sedang berfikir tentang hutang yang dikatakan Alland barusan.

"cerita. Aku penasaran kemana kamu kemarin pergi?, Pulang pulang sudah seperti mau mati.." canda Alland membuat Alna terdiam.

"Aku belum siap memberi tahu dirimu.." kata Alna pelan. Alland tersenyum mengerti, tangannya menepuk pelan pucuk kepala Alna.

Seketika Alland teringat saran Gavin kemarin. Alland sedikit ragu, tapi..

"Alna?."

Merasa terpanggil Alna menoleh ke arah Alland yang sedang menatap dirinya dengan serius. Alland berdehem sejenak untuk menenangkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdebar kencang.

"Aku ingin meminta bantuan mu..apa boleh?"

Alna menaikan sebelah alisnya, ia bingung ini pertama kalinya alland meminta bantuannya secara langsung dan serius.
Alna tersenyum tulus kepada Alland.
"Alland kita ini adalah teman, jadi wajar saja jika teman meminta bantuan kepada teman." Alna tersenyum tulus menatap Alland.

Alland mengangguk mengerti, Alland Manarik nafasnya dahulu sebelum melanjutkan perkataannya.

"Aku ingin kamu membujuk Zahra, untuk tidak membenci orang tua ku.." lanjut Alland.

"Benci?, Maksudmu apa?."

Alland tersenyum tipis, tapi sarat akan kesedihan. "Aku rasa Zahra mulai membenci ibuku, kemarin saat ibuku ingin memeluknya.. dia malah mundur ketakutan, dan berlari begitu saja." Jelas Alland menatap Alna. "Dan.. tujuan ku, untuk meminta dirimu adalah.. karena aku tahu dengan kesabaran mu, pasti kamu bisa membujuknya."

Alna tersenyum lebar, sedetik kemudian Alna tertawa lepas. Alland mengernyit menatap Alna yang tiba-tiba tertawa lepas seperti itu.

"Hahaha..kamu ini gimana sih Lan.. membujuk anak kecil saja tidak bisa, tapi aku akan tetap membantumu kamu tenang saja." Ucap Alna kini gantian dengan gemas menarik pipi Alland.

Alland mendengus sebal, ia menyingkirkan tangan Alna dari pipinya. Alland menatap serius mata Alna. "Terimakasih."

Alna tersenyum kepada Alland. Gadis itu menatap bola mata Alland dengan tatapan serius kali ini.

"Tapi Alland kamu menyuruhku untuk membujuk Zahra agar tidak membenci ibumu tapi, bagaimana dengan dirimu??."

Alland terdiam. Jujur ia tak tahu harus menjawab apa. Dia bingung. Jawaban apa yang harus Alland berikan??.

....

....
Tbc.

  lupa vote dan sarannya ya..
Semoga tidak membosankan dan dapat menghibur para pembaca semuanya..

jawaban apa yang akan Alland berikan??.

Sampai jumpa di part selanjutnya..
Bye😘😘.

Alland & Alna [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang