7

1.5K 124 10
                                    

"Kakak serius melakukan itu?" tanya Aluna sambil berusaha menahan tawanya. Suara tawanya menggema di ruangan kamarnya, malam pun tak menyurutkan niatnya.

"Iya serius."

-Flashback On-

Lidya kini berada di ruangan rapat, memang sangatlah sejuk tapi keheningan yang melanda. Ia tidak menyukai kondisi ini.

Lidya mengalihkan pandangannya ke arah lelaki yang menyambutnya tadi, lelaki itu bernama Erick yang memiliki sifat lebih humoris daripada Oxy.

Erick tengah memaparkan sesuatu di hadapan para Audience, Lidya duduk di samping Oxy dengan Bianca di hadapannya. Lidya memutar bola matanya sebentar ketika melihat tatapan tajam terarah untuknya.

Rapat telah selesai, serentak semuanya bertepuk tangan. Lidya yang terkejut hanya mengikuti tingkah mereka.

"Bagus Pak. Kami akan menanamkan saham ke perusahaan bapak," ujar salah seorang dari mereka lalu menjabat tangan Oxy dan Erick secara bergantian. Lalu mereka terjebak dalam keadaan hening sesaat.

Mereka melihat ke arah Lidya, semua mata tertuju padanya. Lidya merasa aneh menjadi perhatian satu ruangan. Oxy yang tersadar dengan apa yang akan mereka katakan langsung mencari inisiatif.

"Maafkan ketidaksopanan pakaian yang ia kenakan. Dia adalah—."

"Kami tau dia adalah tunanganmu. Kami sangat memakluminya, dan anda sangat beruntung mempunyai tunangan seperti dia. Lihat dirinya. Ia memiliki kecantikan yang sangat natural, tidak berlebih-lebihan, dan keanggunannya patut dipuji. Kami pamit." Mereka keluar dari ruangan menyisakan Erick, Oxy, Bianca dan Lidya yang tengah ternganga hebat.

Lidya langsung membenarkan posisinya dan membantu Erick membereskan peralatannya. Setidaknya Erick memiliki jiwa yang lebih bersahabat daripada Oxy.

"Saya mulai setuju jika sekretaris barumu menjadi tunanganmu," sindir Erick. Aktivitas Oxy terhenti begitupun dengan Bianca yang tengah mengamuk kesal. Ia mendorong Lidya ke belakang namun dengan cepat ia menopang dengan kakinya.

"Apa sih lo?" kesal Lidya yang berada dalam posisi yang setimbangnya.

"Seneng lo diomongin kalo lo itu tunangan Oxy? Gue gak bakal biarin itu terjadi! Dari manapun cantikan gue daripada lo!" Amuk Bianca tidak meredah.

"Gak seneng, biasa aja. Lagian di mana harga diri gue dibilang tunangan orang yang ga ada baik-baiknya? Dia, Oxy ga masuk satupun tipe gue jadi jangan ganggu gue! Siapa yang mau dengan orang kek dia? Kecuali orang stres! Punya hubungan dengan dia menjijikkan!" Suara Lidya menjadi lebih menajam di tiap perjedaannya.

"Jangan hina tunangan gue!" teriak Bianca lalu berusaha mendekati Lidya.

"Ini mulut gue dan jangan sentuh gue!" ancam Lidya begitu mencekam. Bianca tetap melangkah lalu memelintir rambut Lidya dan menjambaknya.

"Kalo gue lakuin kenapa?!"

"Gue pastiin lo bakal menyesal," gumam Lidya lalu menyunggingkan senyumnya dan mengheningkan dirinya sebentar.

Kaki Lidya mengarah ke lutut Bianca, ini titik lemah yang bisa ia lakukan. Kena!

Tubuh Bianca tidak seimbang, rambut Lidya terlepas dari cengkeramannya. Lidya langsung sigap memutar tubuhnya, mengunci pergelangan tangan Bianca membuatnya menjadi tidak berkutik.

Erick dan Oxy tidak melakukan apapun, mereka tetap berada di posisinya tanpa bergerak sedikitpun. Erick sedikit ternganga dengan sikap Lidya.

I'll Do Anything For You [Lathfierg Series]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang