44

1.2K 125 59
                                    

Tatapan Lidya menjadi kosong, pikirannya memilih untuk berkecamuk bebas. Masa lalu kembali datang untuk diposisikan sebagai masa depan? Setidaknya ia pernah mencintainya sebelum lelaki itu pergi meninggalkannya, lebih tepatnya mengusir Lidya untuk jauh dari kehidupannya.

"Tidak semudah itu," jawab Farhan. Lidya menoleh ke arah datangnya suara itu, itu memang Farhan. Farhan mendekat dan melangkah tepat di samping Lidya, mengamatinya dengan senyuman yang indah.

"Dia memang mantanmu, tapi baiknya dia adalah saudaraku. Apapun keputusannya aku yanh menyetujuinya," sambung Farhan lagi.

Devan sedikit tersenyum kecut, raut wajahnya sedikit berubah. "Apa tidak ada satu kesempatan lagi untukku?"

"Sepertinya tidak ada," sahut seseorang lagi. Mereka serentak menoleh ke arah lelaki itu. Lelaki itu kini berdiri dengan penuh wibawa.

Oxy mendekati ke arah Lidya. "Aku tidak membuang waktuku ke sini hanya untuk melihatmu bicara dengan masa lalumu."

Lidya menatap Oxy dengan tatapan datar, akting Oxy dimulai. Lidya kembali menerka, ataukah memang benar lelaki ini berakting atau melupakan jika dia adalah saudara kembarnya.

"Atau kita putus," sambung Oxy lagi. Farhan dan Lidya sedetik membulatkan mata mereka. Akting yang teramat bagus, setidaknya daripada dianggap sebagai seorang pembantu.

"Ayolah jangan gitu," bujuk Lidya berpura-pura. Oxy memalingkan wajahnya, seperti benar-benar marah.

"Jangan putus," sambung Lidya lagi.

"Aku bercanda sayang. Tidak mungkin dengan mudah aku memutuskan wanita seperti, kau hanya satu-satunya di dunia bagaimana bisa aku memberikanmu kepada orang lain? Kau hidup dan matiku," jelas Oxy sambil menatap wanita itu dengan teramat dalam.

"Maaf Oxy, aku tidak mengetahui jika dia adalah kekasihmu," lirih Devan dengan sangat merasa bersalah.

"Sekarang kau telah mengetahuinya, lebih baik kau menjauh dari kekasihku." Oxy memeluk Lidya, Lidya mengikuti arah pelukannya. Posisinya kini menguntungkannya, ia memiliki saudara kembar yang tidak diketahui identitasnya oleh orang lain. Benar-benar menguntungkan.

Devan beranjak pergi dari tempat itu, Lidya melirik sekejap dan benar punggung lelaki itu telah lenyap. Ia melepaskan pelukannya, lalu terkekeh bersama Oxy.

"Keuntungan yang kalian miliki, jika hubungan kalian tidak banyak orang yang mengetahuinya," kekeh Farhan menatap Lidya dan Oxy.

"Tetapi kalau boleh jujur, kau lebih tepat menjadi pembantuku," gumam Oxy seraya menggoda Lidya. Sebuah penghinaan bagi Lidya!

Ia langsung menarik Farhan menjauh dari Oxy. "Ayo ikut aku!"

Oxy tertawa kecil melihat tingkah saudara kembarnya. "Kau tidak menunggu kekasihmu?"

"Tidak mau! Terserah kau saja!"

***

"Ini acara masih lama gak sih?" gumam Lidya yang kini menyandarkan kepalanya di pundak Oxy. Aluna juga terlihat mengantuk dan tiap kali tertangkap menguap. Jam telah menunjukkan pukul 12 malam. Namun Oxy tetap mengokohkan tubuhnya, walaupun disandar oleh Lidya.

"Kau mengantuk?" tanya Oxy ketika melihat gadis itu tengah memejamkan matanya. Sontak Lidya langsung membuka matanya kembali.

"Kita pulang ya," ajak Oxy. Lidya mengangguk pelan lalu menyingkirkan kepalanya dari pundak Oxy.

Oxy melepaskan jasnya ke arah Lidya, dan menutup tubuhnya setidaknya agar tidak terlalu merasa kedinginan. Tetapi Lidya menarik jas itu menutupi wajahnya. Oxy sedikit menggelengkan kepalanya.

I'll Do Anything For You [Lathfierg Series]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang