"Siapa yang melakukan ini? Tidak akan aku biarkan dia hidup dengan tenang!" decak Revi menggelegar, membuat semuanya berdiri dan mengamati isi kertas tersebut.
Lidya hanya terkekeh. "Siapa yang berani melakukan ini?! Ia harusnya tau sedang berurusan dengan siapa!"
"Seorang musuh dari masa lalu, aku tau dia dan kalian juga mengetahuinya."
"Jangan bilang dia datang lagi, aku tidak akan membiarkan hal masa lalu terjadi lagi!" Farhan menggebrak meja dan membuat kaca meretak dan memisah.
"Apa yang kau lakukan! Kau melukai dirimu sendiri, han!" sergah Dhika dengan murka.
"Aku bersumpah! Masa lalu akan tetap jadi masa lalu!"
Ia berdiri tegar menghadap ke arah Oxy dan Erick. Pada matanya membakar amarah yang berkobar dengan leluasa.
"Aku sangat mengucapkan terima kasih kepadamu karena telah menjaga harta yang teramat berharga bagiku, ia lebih berharga daripada hidupku sendiri. Tapi, kau tidak perlu risau karena kewajibanmu telah selesai. Aku yang akan menjaganya dan Lidya kini berada di dalam penjagaanku, tentang kontrak yang terjadi antara kalian, berapapun kerugian yang kau alami akan aku bayar," ujar Farhan dengan begitu tenang.
"Lidya bisa kita bicara empat mata sekarang? Farhan, aku kini butuh waktu," pamit Oxy lalu menggenggam lengan Lidya dan duduk di sofa yang berseberangan jauh dengan The~D kini.
"Ada apa Oxy? Ini adil kan? Seperti kesepakatan kita, aku akan menemani adikmu dan kau harus membantuku untuk menemukan mereka. Dan dengan itu juga kesepakatan kita selesai," gumam Lidya mencoba memahami tatapan Oxy yang mulai berbeda.
"Lalu bagaimana dengan kondisimu? Kau berada dalam keadaan bahaya, kematian kini tengah mengintaimu," lirih Oxy.
"Kondisiku? Kau belum tau aku, aku telah terbiasa."
"Lalu Aluna? Kau ingin melihat sirna senyumnya itu? Menghancurkan secerca harapan bahagianya?"
Lidya kini menunduk lemas, gadis aneh seperti Aluna sangat langka ditemuinya. Periang sekaligus mencekam ketika bermain dengan bilahan pisau tajam. Ia tidak menyangka jika dia akan bersedih.
"Aluna? Aku akan mengunjungi kalian beberapa waktu, aku tidak akan mudah melupakan adikmu yang aneh itu dan sikap egoismu. Bisa aku simpulkan, kau bos yang buruk," kekeh Lidya menghibur suasana.
"Kau tidak perlu takut, kehadirannya pasti membuatmu sedikit berkesan. Dia dalam pengawasan kami dan kami juga punya proyek untukmu, setidaknya dia tidak tinggal di Belgia setelah ini, tetapi di Negara lain," sanggah Daiva.
"Ke mana?" tanya Erick yang berjalan mendekati mereka bertiga, diiringi yang lainnya.
"Itu privasi, keselamatan Lidya sedang terancam. Kita hanya rekan bisnis, kalian tidak perlu tau," sangkal El dengan lekas.
Lidya hanya tersenyum menatap Oxy dengan sedikit sendu, bagaimanapun suasana yang mereka ciptakan takkan larut secara instan. "Sampaikan salamku kepada Aluna."
Oxy tidak punya jalan lain, ia hanya mengangguk setuju. "Semoga kau tetap baik-baik saja."
"Aku benci mengatakan ini, tapi nihilnya dirimu di kantor akan membuat kantor menjadi lebih menjenuhkan sebelum kau datang dan wanita itu akan kembali lagi merepotkan hidupku," sela Erick. Lidya hanya tertawa kecil ketika memahami maksud 'wanita' yang dikatakan Erick.
***
Tiga mobil Ferrari dengan berbagai jenis terparkir rapi di depan mansion mewah, kediaman Lazuardi.
Mereka berenam memasuki mansion mewah itu dan merebahkan tubuh ke sofa empuk yang Lidya rindukan. "Hari yang melelahkan."
"Tidak terlalu melelahkan," kekeh Revi menyambut jus mangga yang baru saja datang dari dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Do Anything For You [Lathfierg Series]✔
Ficção AdolescenteBook 2 of Lathfierg series Wajib baca 'Just Cause You, Just For You' terlebih dahulu! "Ini bukanlah akhir dari segalanya." Kalimat yang sering Lidya rapalkan ketika ia terpuruk jatuh, hingga ia mencoba untuk bangkit lagi dan berdiri tegap dengan men...