53

1.3K 116 25
                                    

Lidya membuka matanya, ia begitu sadar jika yang berteriak tadi bukan dirinya. Herannya, ia merasakan kibasan angin yang berasal dari samurai milik Gio tetapi dia tidak merasakan cairan apapun mengaliri tubuhnya.

Ia menatap banyak asap yang mengabutkan matanya. Tangannya tidak lagi terikat. Asap itu memerihkan matanya.

"Apa ini?" gumam Lidya protes dengan asap yang seakan menutup matanya.

"Perih?" bisik Gio di telinga Lidya. Lalu hembusan lembut nafas menerpa mata Lidya.

Tangan berair menyentuh mata Lidya. Lidya menggosok matanya, ia kini sadar jika tangannya tidak terikat satupun. Ia menatap lelaki dengan satu tangan menggenggam dua samurai, sementara itu tangannya yang lain kini mengelus puncak kepala Lidya.

Hanya ada asap di sekitar mereka, bahkan Aluna dan Oxy tidak terlihat karena tertutup asap yang tebal.

"Mengapa kau tidak membunuhku?" tanya Lidya menatapnya dengan tatapan ngeri.

Gio hanya menyunggingkan senyumnya lalu memeluk Lidya dalam dekapannya. Ia hanya sebentar melakukan itu lalu kembali melepaskannya.

"Apa yang kau pikirkan? Aku akan tetap hidup jika kau hidup dan kematianmu akan aku ambil alih. Aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu ataupun sampai membuatmu kehilangan nyawa."

"Tapi Gio.."

Gio langsung menutup mulut Lidya, membuat Lidya memilih berhenti untuk bergumam.

"Aku tidak punya waktu lebih banyak. Setelah asap ini mereda, hanya ada dua pilhan. Kita yang mati atau orang lain, aku percaya kemampuanmu," gumam Gio. Gio mengelus puncak kepala Lidya, lalu mengeretkan satu samurainya. Sedangkan satu samurai lagi tergeletak di samping kaki Lidya.

Asap itu semakin menebal namun Gio tidak lagi dapat terlihat di mata Lidya. Lidya langsung berjongkok dan meraba senjata itu.

Tangannya menyentuh dua senjata, sebuah Samurai dan pistol. Ia memasukkan pistol tersebut ke sakunya dan mengambil pangkal samurai itu seraya berdiri tegak. "Semuanya akan selesai hari ini juga."

"Gio! Di mana kau?!" teriak Robert.

"Aku di sini!" sahut Gio lagi. Tidak lama kemudian asap tersebut mulai menipis. Lidya memperhatikan ke arah sekitarnya. Aluna dan Oxy tidak berada dalam terikat, seperti halnya Rudi, Sadam dan Rustam.

Sementara itu, Gio tengah berdiri menghalangi Lidya dari tatapan Robert yang menyala. Seseorang datang dan melemparkan seorang wanita ke kaki Robert. Lalu orang itu memilih menjauh.

"Kau? Apa yang kau lakukan terhadap adikku!" lantang Robert terhadap orang yang mengantar wanita itu. Tetapi orang itu benar-benar menghilang.

Gio terkekeh, lalu menaikkan samurainya ke bahunya. "Coba tanyakan kepadanya, apakah dia yang menenggak racun yang akan diberikan untuk Oxy. Sayang sekali."

"Diam kau! Kau pengkhianat! Kau berani melakukan hal ini terhadapku!" gertak Robert yang berada di atas puncak amarahnya.

"Ya. Aku memang pengkhianat, bukannya kau pengkhianat? Orang yang berkhianat memang pantas untuk diberikan pengkhianatan. Dan kasus untuk adikmu, sepertinya dia terlalu berharap untuk menjadikanku sebagai miliknya tetapi sayang, hatiku tidak akan pernah aku berikan untuk wanita yang sangat licik!"

"Kau katakan adikku licik? Bukannya kau yang sangat licik," sindir Robert lalu seseorang datang kepadanya dan memberikan sebuah samurai.

"Yah! Aku memang licik, aku adalah akal cerdikmu yang kau gunakan untuk menjerat keluarga Lathfierg. Tetapi kau bilang apa? Aku adalah kaki tanganmu? Tetapi kau tidak sadar jika kau yang berada di bawah kendaliku," kekeh Gio sambil mengibas-ibaskan sanurainya.

I'll Do Anything For You [Lathfierg Series]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang