"Min mina?!"
"Yah, kenapa?"
"Orang itu sudah menjual rumah ini padaku. Asal kau tahu itu. Jadi ini bukan rumah milikmu lagi"
Kata katanya mampu menusukku hingga menembus tulang tulang dan saraf ku. Gila?! Sungguh menggilakan.
Sebenarnya, apa yang telah terjadi? Kenapa.. Semuanya terasa aneh? Jika ini sebuah mimpi, tolong bangunkan aku secepat mungkin.
"Ka-kau berbohong!"
"Untuk apa aku berbohong. Sebentar, biar ku ambilkan buktinya"
Pria itu pergi ke kamar ku. Tapi skrg bahkan bukan jadi milikku lagi.
Tanpa kusadari buliran air mata membasahi pipiku.
"Ini" pria itu datang dan memberikan ku selembar berkas.
Aku membacanya dengan seksama.
TIDAK!
INI SEMUA HANYALAH KEBOHONGAN!"Hikss-- kenapa ibu melakukan ini semua? Padahal di rumah ini banyak sekali kenangan. Hikss-- i-ibu.. Kau ada dimana sekarang?"
"Hey.. Jangan menangis"
"HUEEE...!"
"Huh! Bukannya diam. Kau malah semakin menangis. Bagaimana jika para tetangga mengira aku telah memukulmu?"
"Hiksss-- a-aku hrus tinggal dimana hikss?! A-aku merindukan ibuku. Aku merindukan keluargaku"
"Sebenarnya apa yang terjadi denganmu. Sampai seperti ini?"
"Entahlah. Hikss-- aku harus mencari kebenaran itu"
Aku melangkah kan kakiku untuk keluar dari rumah tersebut.
"Kau mau kemana?" tanyanya.
Aku menoleh menatapnya.
Sangat memalukan. Menganggap bahwa ini masih rumah milik ibu. Padahal, kenyataannya rumah ini sudah di jual pada pria itu."Hikss-- aku akan pergi mencari tempat tinggal"
"Kau mau tinggal dimana? Lihatlah kondisimu. Seperti orang gila. Lagi pula memangnya kau punya uang seberapa banyak. Sehingga tinggal mencari tempat tinggal"
"Yak! Kau meremehkan ku eoh? Uangku hanyan ada 1 won. Kenapa? Masalah?" ucapku yang tak kalah sewot darinya.
"Pftt...,,, 1 won? Hahahah.. Mana cukup untuk tinggal di hotel, atau apartemen. Jangan kan itu, tinggal di kost kosan saja tidak bisa. Hahahah"
Ugh! Pria itu benar benar menyebalkan. Dia sangat bahagia melihat seseorang menderita.
Aku tidak ingin memperpanjang. Berhubung sudah mau malam, aku harus dengan cepat mencari tempat tinggal. Yah, walaupun kecil dan sempit. Yang penting aku bisa bertahan hidup.
"Kau bisa tinggal disini jika kau mau"
Lagi, dan lagi. Aku sontak berbalik. Menatapnya.
Jujur saja, aku tidak ingin menolak sebuah rezeki. Hanyan saja. Tinggal.. Berdua dalam satu rumah? Gila! Pria itu benar benar gila.."Tinggal berdua denganmu?! Hah!"
Jbleekkk..
"Awww" ringisku. Beraninya dia menjitak kepala ku! Ini benar benar sakit! Dasar pria bodoh!
"Kau yang lebih gila. Memangnya aku mau tinggal denganmu? Ck, ini juga karna aku merasa kasihan padamu. Lagian aku tidak tinggal sendirian. Disini ada ahjumma nim. Pembantuku. Tapi, dia sedang ke pasar."
Owh..
Kalau begitu tidak akan ku tolak!"Eum... Baiklah, aku mau. Aku tidak mau menolak rezeki. Jadi yah, yah., ok. Aku akan pergi dari rumah ini setelah aku menemukan ibuku. Bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath [Kth] | Proses Revisi
Fanfiction[ PROSES REVISI ] Tapi kalau masih ada typo bertebaran mohon di maafkan🙏. Kami akan melakukan revisi ulang. The next? - Family [KTH] Siapa yang akan menolak mencintai pria tampan? Tentu saja tidak ada. Tapi, jika dia seorang psychopat. Apa kau masi...