Ny. Min panik saat melihat seisi kamar hyera yang berantakan.
Terlebih panik lagi, saat melihat air berwarna merah yang keluar melewati celah dari bawah pintu. Dan suara air yang terus berbunyi yang berasal dari kamar mandi hyera.
Dengan keadaan panik, ny. Min membuka pintu kamar mandi.
Dan betapa terkejutnya saat melihat putri kesayangannya, putri tunggalnya. Kini terbaring lemah di dalam genangan air berwarna merah. Yang di yakininya itu adalah darah.
"HYERA! hikss--" teriak ny. Min
Dia tidak bisa berbuat apa apa saat ini. Tangisannya tak henti hentinya membasahi pipinya.
Dengan cepat ny. Min mematikan kerang. Dan menggendong hyera menuju ke mobilnya.
Dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sangat tinggi. Saking khawatirnya dengan putrinya tersebut.
Keadaan hyera terlampau sangat kacau. Wajahnya yang pucat, badannya yang basah kuyup. Serta kemejanya yang penuh dengan darah. Dan pergelangan tangannya yang tak henti hentinya mengeluarkan darah.
Beda hal nya dengan ny. Min yang tak henti hentinya menangis.
"Kamu bertahan sayang, bertahan" ucap ny. Min sambil menatap hyera sesekali.
.
.
.
Ny. Min hanyan bisa menunggu sang putri yang sedang berjuang di dalam sana.Hyera kini di oprasi. Dan belum ada tanda tanda dari dokter di dalam sana.
Ini sudah hampir 3 jam, hyera di oprasi. Hingga sang dokter keluar dari ruangan oprasi hyera.
"Bagaiaman keadaannya? Bagaimana keadaan putri saya?!" ny. Min benar benar sudah tidak sabaran. Karna putrinya adalah mutiara baginya.
"Putri anda kekurangan darah. Dan kondisinya juga kritis. Kami sudah melakukan yang terbaik. Tapi hanyan tuhan yang menentukan segalanya. Ada dua kemungkinan, putri anda akan hidup dan putri anda akan tiada"
Ny. Min memejamkan matanya. Menangis? Tentu saja. Dia benar benar merasa bersalah. Dia terus menyalahkan dirinya yang tidak pantas menjadi seorang ibu. Kata kata maaf selalu di ulangnya di dalam hatinya.
"Kami akan memindahkan ruangannya" ucap sang dokter, lalu pergi meninggalkan ny. Min yang berada dalam kondisi kalut akan kesedihan.
.
.
.
Setelah kejadian itu. Taehyung sudah tidak pernah bertemu jenie. Dia terus mengurung dirinya di dalam kamar sambil menangis dan sesekali memberontak."Aku gila! Aku baru saja menampar seseorang yang aku cintai?! Gila! Dan aku baru saja memutuskan hubungan ini?! Hikss--"
Cklekk..
"Taehyung?!" betapa terkejutnya jin yang melihat kamar taehyung, yang berantakan. Tak lupa dengan cahaya lampu yang redup. Serta kondisi taehyung yang terlampau kacau saat ini.
"Apa yang kau lakukan hah?! Kau gila?!" bentak jin
"Yah, aku gila! Aku gila hyung! Aku gila! Aku baru saja menampar cintaku! Dan memutuskan hubungan ini! Hikss-- dan aku baru menyesalinya."
Jin lansung menarik taehyung kedalam pelukannya. Memberi kekuatan pada taehyung.
"Kau harus menerima semua resikonya. Dan aku harap kau kuat" ucap jin.
.
.
.
Hyera masih terbaring di atas ranjang rumah sakit. Dia belum juga sadar. Dan ny. Min terpaksa mengambil cuti hingga sang putri sadar. Ny. Min selalu berada di samping putrinya, menemani hyera. Dan selalu menunggu hyera bangun."Sayang ayo bangun. Apa kau tidak kasihan dengan ibu yang terus menunggumu untuk bangun? Hikkss-- ibu akan marah padamu jika kau tidak bangun. Jangan diam terus. Ayo jawab ibu. Hikss-- kau pernah berkata bukan? Bahwa kau akan membahagiakan ibu. Oleh karena itu, dengan kau bangun ibu akan bahagia"
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath [Kth] | Proses Revisi
Fanfiction[ PROSES REVISI ] Tapi kalau masih ada typo bertebaran mohon di maafkan🙏. Kami akan melakukan revisi ulang. The next? - Family [KTH] Siapa yang akan menolak mencintai pria tampan? Tentu saja tidak ada. Tapi, jika dia seorang psychopat. Apa kau masi...