Seungyoun menatap wajah Sejin ketika si manis baru saja menyelesaikan final debatnya, Sejin yang juga kebetulan menatap Seungyoun yang duduk di barisan kedua di sebalah kiri tersenyum pada pria itu dan mengangguk sedangkan Seungyoun memberinya gestur jempol tangannya mengatakan bahwa Sejin sudah melakukan yang terbaik hari ini dan hanya tinggal menunggu waktu pengumuman untuk pemenang lombanya. Seungyoun merogoh ponsel dari saku celananya ketika benda berbentuk pipih itu terus berdering dan nama ayahnya yang muncul membuat Seungyoun harus keluar ruangan untuk mengangkat telepon dari ayahnya.
"Kenapa telepon yah? Tanya Seungyoun pada ayahnya.
"Lah kok di angkat youn?"
Seungyoun natap layar ponselnya binggung.
"Ayah ngapain telepon?"
"Bukannya kamu lagi kemah? Kok bisa angkat telepon ayah?"
"Aku nggak ikut kemah yah" Seungyoun bisa denger ayahnya hanya ber-oh-ria saja dari ujung telepon sana.
"Jadi ngapain telepon?" Tanya Seungyoun lagi, matanya melirik ke dalam lewat kaca jendela, dan ia bisa melihat jika nama Sejin yang keluar sebagai pemenangnya membuatnya tersenyum.
"Kamu taro kunci rumah di mana youn? Bunda sama ayah nggak bawa kunci rumah, ini kami udah di depan rumah"
Seungyoun terlihat berpikir sebentar dan menepuk jidatnya.
"Yah pliss deh, itu rumah pakek password bukan pakek kunci" dan detik berikutnya Seungyoun bisa denger suara ketawa ayahnya dan suara omelan dari sang bunda.
"Ya udah, ayah tutup nanti pulsa kamu habis"
Seungyoun menggelengkan kepalanya, lalu kembali berjalan ke arah pintu masuk namun langkahnya ia hentikan. Mau masuk ke dalam tapi suasana di dalam jadi lebih sumpek dan rame yang berakhir dia menunggu Sejin di luar ruangan. Seungyoun menyenderkan tubuhnya di sebuah pilar bangunan tersebut dengan satu tangan bermain ponsel dan tangan lainnya di masukan ke kantong celananya yang membuat siapapun aja terkesima oleh ketampanan dan aura yang di keluarkan oleh seorang Cho Seungyoun.
"Youn..youn..youn" Seungyoun bisa mendengar Sejin yang memanggilnya dan berlari ke arahnya dengan senyum lebar yang terukir di wajahnya, si mungil menghampiri si tinggi dan berdiri di depan si tinggi.
"Aku cariin ternyata kamu disini, aku menang youn" Ucap Sejin sambil memperlihatkan piagamnya dan berjingrak senang, Seungyoun tersenyum kecil lalu mengusak pelan rambut Sejin.
"Kamu pantas menang Se, ayoo.." Seungyoun berjalan terlebih dahulu menuju mobilnya di ikutin Sejin yang masih terus tersenyum sambil memperhatikan punggung lebar Seungyoun.
🍑🍑🍑
"Youn, kita ke Hongdae yuk" Seungyoun yang lagi nyetir melirik sekilas Sejin yang lagi sibuk sama ponselnya.
"Aku mau traktir kamu makanan enak, kata temenku di Hongdae ada tempat nongkrong yang enak" sambung Sejin lagi.
"Kok kamu yang traktir aku? Aku aja, kamu kan baru menang. Anggap aja ini hadiah dari aku" Sejin menggeleng dan memutar badannya menghadap Seungyoun.
"Nggak mau, aku yang traktir pokoknya. Sebagai rasa trimakasih aku karna kamu udah temenin aku"
Seungyoun ingin menolak tapi di lihatnya Sejin sedang menatapnya tajam yang seolah mengatakan bahwa kalo ia menolak Sejin akan turun dari mobil dan pulang sendiri.🍑🍑🍑
Dan berakhirlah mereka disini, di jalanan kota Hongdae di sore hari menjelang malam. Sejin beberapa kali mengerjapkan matanya kagum melihat jalanan kota Hongdae, maklum ia sebelumnya tidak pernah keluar rumah karena harinya selalu disini belajar,bimbel,belajar,bimble,belajar. Sejin berhenti di sebuah pedagang kaki lima yang ada di sana dan memperhatikan barang-barang yang ada disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
IPA VS IPS | PDX 101
Fanfiction[ END ] Kata orang masa paling enak itu masa SMA ya?? bxb produce x 101