Pagi ini, Wooseok sudah berdiri di depan pintu gerbang sekolah untuk memeriksan kelengkapan seragam para siswa dan siswi di sekolahnya, karena hari ini hari Senin dan Wooseok kedapatan piket bersama salah satu teman osisnya yang merupakan sekertaris di OSIS. Lee Midam.
Kenapa dua maung sekolah bisa di jadwalkan piket bersama sih?
Kan anak-anak bandel langsung pada kalang kabut buat cari perlengkapan mereka, nggak ada name tag aja bisa di kuliahin 1 jam nanti di ruang osis.
"hai burung ung ung, Nyanyikanlah~~ katakan padanya aku rindu~"
"Burung-burung pun bernyanyi,terhibur simponi~~"
Wooseok menghela nafas ketika melihat kedua laki-laki tinggi berjalan ke arah gerbang dari arah parkiran sambil menyanyi secara random.
"Aduh, ada pujaan hati disini!" Lee Jinhyuk menghentikan langkahnya disusul dengan Cho Seungyoun,
"Neng, Wooseok lagi nungguin aa datang ya? Aduh manis baget sih neng!" Jinhyuk mencubit pipi gemas Wooseok,sedangkan Wooseok langsung menepis tangan Jinhyuk.
"Apaan sih, nggak jelas banget!" Wooseok udah pasang wajah galaknya, cuma di mata Jinhyuk tetep gemesin di tambah kaca mata bulatnya itu loh.
"Ternyata aku baru sadar, kalo terangnya matahari itu kalah sama kamu seok"
"Auhk!!" Jinhyuk meringis saat tulang keringnya di tendang kuat oleh Wooseok, Seungyoun hanya tertawa melihat temennya yang kesakitan. Wooseok menghela nafasnya kasar, tidak mau menjadi pusat perhatian anak-anak yang baru datang.
"WOII!!JINHYUK, GOBLOK. ALMAMETER LOH KETUKER SAMA PUNYA GUE! PUNYA LO WANGI MOLTO PUNYA GUE WANGI DOWNI" Wooseok harus menelan ludahnya saat melihat Byungchan berteriak dari arah parkiran yang memang terletak di sebrang gerbang sekolah. Mendengar teriakan Byungchan, Jinhyuk langsung melihat jas almameternya yang emang ia selempangkan di bahunya belum ia pakai, dan dari name tagnya nama Choi Byungchan.
"yEu, si badak! Lain kali lihat dulu!" Ini Seungyoun yang langsung jitak kepala Jinhyuk.
"Lah ini bukan punya gue Chan?! Ini mah wangi molto biru, gue kan pakek molto pink" Jinhyuk cium almameternya yang baru di kasih sama Byungchan.
"Ini punya lo bego!!" Jinhyuk langsung ngelempar almameternya ke muka Seungyoun. Seungyoun melihat almameter yang dia pakek, disana ada name tag "Lee Jinhyuk!"
"yEu, dasar tutup kecap!" Jinhyuk mentoyor kening Seungyoun, melupakan fakta bahwa mereka masih di depan gerbang dengan segalah tingkah ajaib ketiga serangkai ini. Gimana caranya tuh almameter bisa ketuker?
Nggak ada yang tau, coba tanya pak RT aja kali aja dia tau.
"Pusing punya temen kaya lo berdua" ucap Byungchan terus dia natap Wooseok sekilas, Wooseok melihat Byungchan dengan tatapan sinisnya.
Mulai lagi dah!
"SEJIN! WOI! BOS MARIMONG!" Sejin yang baru turun dari mobil papanya langsung dihadapkan oleh teriakan Byungchan yang lagi melambaikan tangannya, Sejin berdecak sebal. Ini masih pagi tapi kenapa harus wajah Byungchan dan 2 dedemitnya yang ia lihat pertama di sekolah.
"Ini sekolah bukan hutan. Bisa nggak sih nggak usah teriak-teriak!" Ucap Wooseok dengan nada dinginnya dan tajam.
"Apaan sih seok! Sirik amat lu, lagian sensian amat sama gue!" Byungchan langsung merangkul Sejin yang baru saja sampai di depannya, dan menatap Wooseok tak suka. Sebel dia tuh.
"Ya iyalah sensi, orang lu habis jalan sama pak ketos!" Sambung Seungyoun yang buat Jinhyuk dan Byungchan sama-sama menaikan halisnya tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
IPA VS IPS | PDX 101
Fanfic[ END ] Kata orang masa paling enak itu masa SMA ya?? bxb produce x 101