Yohan terlonjak kaget begitu mendengar suara deringan ponselnya yang lebih sering berdering pagi ini ketimbang jam alarmnya, ayolah ini masih pukul 6 pagi dan siapa yang meneleponnya pagi-pagi seperti ini, di hari libur semesternya.
Dengan tidak suka, Yohan bangkit dari kasurnya dan berjalan ke arah meja belajarnya di mana ia meletakan ponselnya di sana "siapa sih pagi-pagi gini telepon, kaya nggak ada kerjaan ada" adunya pada diri sendiri, dan rasa emosinya semakin memuncak ketika melihat nama orang yang meneleponnya
Si yupin💓
"Kamu dimana? Dengan siapa? Semalam berbuat apa? Oh.. YolanHan.." Yohan mengerutkan keningnya, menandakan ia sedang menahan emosinya, kenapa juga dia bisa jatuh cinta dengan makhluk setengah kecebong kaya Yuvin, dengan sejuta tingkah randomnya,
"Kamu ngapain pagi-pagi telepon sih?" Yohan bertanya dengan nada tidak suka dan suara serak khas bangun tidur, di sebrang sana Yohan bisa mendengar suara kekehan kecil dari Yuvin.
"Coba kamu jalan ke luar balkon kamar mu" Yohan dengan langkah malas membuka balkon kamarnya yang kebetulan ada di lantai dua dan langsung menghadap ke arah luar, Yohan menaikan sebelah halisnya ketika tidak melihat siapapun di sana, hanya suara ayam jantan yang sedang berkokok dan suara burung-burung gereja yang bertengger di tiang pagar balkon rumahnya.
"Pasti kosong nggak ada apa-apa kan? Sama kaya hatiku yang kosong kalo kamu nggak ada dalam hidupku han" sumpah demi apapun, Yohan rasanya ingin menerjang Yuvin dengan skill sabuk hitam taekwondonya.
"Yuvin, kamu kalo lagi gabut jangan kaya gini. Bikin sebel tau" Yohan kembali menutup pintu balkonnya dan jalan ke kasurnya dan duduk disana, Yohan kembali mendengar suara kekehan dari sebrang sana. Lalu tidak berapa lama pintu kamarnya di ketuk secara bar-bar. Sudah cukup paginya ini hancur karena ulah Yuvin dan jangan sampai hancur lagi oleh ulah Kim Donghan kakak tercintanya itu. Semakin lama ia membukakan pintu, maka ketukan di pintu semakin bar-bar dan demi Tuhan ini masih pukul 6 lebih 15 menit.
"Masih pagi, jangan cari ribut dulu Kim Do-"
"YUVIN!! Ngapain kamu?" Mata Yohan sontak membulat melihat Yuvin yang lagi nyengir tidak bersalah dengan ponselnya yang masih di telingannya,
"Kamu kaya kelinci yang minta di elus han" Ucap Yuvin lalu menjauhkan ponselnya dan mematikan panggilan teleponnya, Yuvin tertawa melihat wajah Yohan yang memerah menahan amarah.
"YUVIN NGEBELIN!!" Yohan membanting pintu kamarnya membuat Yuvin tersontak kaget.
"Han,kok aku di anggurin? Kamu nggak lihat perjuangan aku, pagi-pagi kesini mau lihat wajah kamu?" Yuvin menggedor-gedor pintu kamar Yohan, namun tidak mendapat balasan dari Yohan yang di dalam sana sedang menggerutu hebat,
"Yuvin sialan.." Yohan berjalan ke arah cermin di kamarnya, astaga rambut acak-acakan kaya singa, kancing piyama yang tiga kancing atasnya terbuka dan bekas iler yang mengering di ujung sudut bibirnya. Yohan mau tenggelam aja, Yohan mau di telan bumi aja rasanya. Bagaimana ia bisa menunjukan penampilan acak kadutnya di depan Yuvin. Yohan mengacak rambutnya yang sudah berantakan menjadi berantakan.
"Kami tetep gemesin han, nggak usah malu. Bukain pintunya" Yohan mendelik tajam ke arah suara yang berada di luar kamarnya, Yohan mengancing piyamanya lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci mukanya.
5 menit kemudian ia membuka pintu kamarnya dan Yohan melihat sudah tidak ada Yuvin di depannya, padahal sendari tadi Yuvin ngebacot di sana, dan detik berikut Yohan bisa mendengar suara tawa yang mengelengar dari ruangan di samping kamarnya, Kamar Donghan.
"Ya nggak gitu juga sih.. cuma lucu aja" Yohan bisa mendengar suara tawa dari Donghan di susul suara ketawa dari Yuvin.
Tunggu. Kok mereka kedengaran akrab sekali?

KAMU SEDANG MEMBACA
IPA VS IPS | PDX 101
Fanfiction[ END ] Kata orang masa paling enak itu masa SMA ya?? bxb produce x 101