Wooseok sendari tadi berjalan mengikuti Byungchan di belakang, ketika Byungchan memasuki sebuah toko perhiasan di sebuah mall besar di kawasan Gangnam, mata Wooseok tidak berhenti memandang seisi toko tersebut dan juga mulutnya tidak berhenti berdecak kagum bahkan ketik mobil milik keluarga Choi menjemput mereka di sekolah. Iya tau kalo Byungchan memang berasal dari keluarga kaya, tapi sungguh benar-benar mengejutkan bahkan hampir semua karyawan yang ada di toko perhiasan itu mengenal Byungchan.
"Seok, menurut lo ini bagus nggak?" Byungchan menunjukkan sebuah kalung kepada Wooseok, Wooseok melihat sekilas ke arah kotak yang di tunjukan oleh salah satu karyawan toko ke pada Byungchan, Wooseok terlihat berpikir namun matanya menatap kalung lain yang masih ada di dalam etalase.
"Seok, yang ini bagus nggak? Gue mau kasih kado ke Sejin. Kira-kira cocok nggak sama dia?" Wooseok segera menoleh ke arah Byungchan. Tadi pas di mobil Byungchan bilang dia pengen beliin kado buat Sejin,hadiah karena Sejin menang lomba waktu debat, walaupun agak telat ngasihnya tapi setidaknya di kasih kado. Karna Sejin yang terus mengomel minta kado.
Wooseok sama Byungchan udah selesai milih kado dan sekarang mereka mau makan, Byungchan udah heboh, lapar katanya cacing di perutnya udah heboh banget. Padahal sebelum kesini tadi Byungchan udah makan satu sandwich yang dia titip beli ke supirnya tadi, emang dasar perut karet.
Byungchan yang berjalan terlebih dahulu di depan Wooseok tiba-tiba menghentikan langkahnya, Wooseok yang ngelihat Byungchan berhenti ikut berhenti juga.
"Sejun" Byungchan menoleh ke kiri dan ke kanan, jujur ia melihat sosok yang mirip sekali dengan Sejun.
"Byungchan" Wooseok memengang lengan Byungchan yang seperti orang linglung.
"Seok, gue lihat Sejun tadi. Sejun ada di sini" Byungchan melepaskan tangan Wooseok dan kembali berjalan menembus keramaian, Wooseok yang tidak mengerti segera mengejar Byungchan.
"Sejun!" Byungchan memanggil nama itu lagi, membuat beberapa orang di sana menatapnya heran.
"Byungchan!" Wooseok segera menghampiri Byungchan yang terjatuh dan terduduk lemas di lantai
"Chan, kamu nggak papa kan?" Tanya Wooseok khawatir dan ia memeriksa badan Byungchan memastikan tidak ada luka di tubuh Byungchan.
"Seok gue lihat Sejun..hiks.. Sejun.." Wooseok terkejut ketika melihat Byungchan mengeluarkan air matanya, sumpah demi apapun Wooseok nggak tau siapa yang di sebut Byungchan.
"Seok..sakitt..." Byungchan memengang dadanya,yang buat Wooseok semakin panik, astaga dia tidak pernah dalam keadaan seperti ini. Di tengah keramaian, melihat temannya meringgis kesakitan dan menjadi pusat perhatian, sungguh Wooseok rasanya juga ingin menangis, tapi kalo dia menangis siapa yang nolongi Byungchan?
"Chan, kamu nggak papa kan? Aku harus apa chan?" Byungchan masih menahan rasa sesak di dadanya, hingga setetes cairan kental berwarna merah keluar dari hidung Byungchan yang ngebuat Wooseok makin panik.
"Byungchan" Wooseok udah ngeluarin air matanya, udah terlalu panik.
"Seok, di tas gue ada obat" Wooseok langsung mengambil tas ransel milik Byungchan dan membongkar mencari kotak obat, sedangkan Byungchan mencoba menghentikan darah yang terus keluar dari hidungnya, sial kalo begini ia bisa berakhir di rumah sakit lagi.
"Byungchan!!" Dan detik berikutnya ketika Wooseok masih sibuk mencari obat, Byungchan kehilangan kesadarannya, ia sempat mendengar seseorang yang meneriakin namanya.
🍑🍑🍑
Byungchan mengerjamkan matanya beberapa kali, bukan langit-langit berwarna putih seperti biasa atau langit-langit kamarnya, di depannya ketika dia membuka mata sosok pertama yang dia lihat adalah wajah Wooseok yang masih terlihat panik, dengan mata yang memerah dan detik berikutnya Byungchan menyadari bahwa dirinya berada di dalam sebuah mobil, buka kamarnya ataupun rumah sakit seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IPA VS IPS | PDX 101
Fanfiction[ END ] Kata orang masa paling enak itu masa SMA ya?? bxb produce x 101