055

6.3K 810 91
                                        

Seungwoo masih berdiri di depan rumah Byungchan, masih menimbang-nimbang apakah iya harus memencet bel atau tidak. Pikirannya masih berantakan, ia ingin mendatangi Byungchan secara langsung tadi sore, namun rasa dilemanya terjadi ketika Seungsik masih di sampingnya dan Seungyoun yang bersama dengan Sejin menarik Byungchan dari sana.

Seungwoo memencet bel rumah keluarga Choi tersebut beberapa kali, namun tidak ada jawaban. Seharusnya Seungwoo sadar kalo ketiga rumah yang bertetangaan itu berada dalam posisi hanya lampu luarnya saja yang menyala. Seungwoo sudah menghubungi nomor Byungchan beberapa kali, namun nomor itu tidak bisa di hubungi. Menghubungi Seungyoun hal yang sama yang ia dapatkan, dan terakhir tadi ia menghubungi Jinhyuk tersambung, hanya saja dengan sengaja Jinhyuk mengangkatnya dan langsung mematikan sepihak ketika Seungwoo baru berkata halo.

Setelah satu jam menunggu, akhirnya Seungwoo memutuskan untuk pulang kerumahnya dan akan mencoba lagi besok pagi, ia berjalan dengan lesu menuju mobilnya. Sungguh yang hanya ingin dia sampaikan saat ini adalah kesalahpaham yang terjadi antara dia dan Byungchan.

🍑🍑🍑

"Kopi, kopi apa yang paling pahit?" Jinhyuk datang dengan membawa beberapa snack kecil dan menghampiri, Seungyoun, Sejin, Byungchan dan Wooseok yang sedang duduk di ruang tengah villa pribadi keluarga Seungyoun. Jadi mereka emang sudah bikin planing buat nginep di villa keluarga Seungyoun, besok pagi mereka sepakat mau naik gunung sambil lihat matahari terbit lalu main seharian di pantai, jadinya mereka nginep disini. Tadi sore begitu pulang dari festival bunga, mereka langsung menuju ke villa Seungyoun di mana Wooseok sama Jinhyuk udah ada disana dari satu hari yang lalu, tapi mereka berada di villa keluarga Jinhyuk bersama mama papa dan Eunsang.

"Kopilih dia dari pada aku" ucap Seungyoun sambil tertawa bersama dengan Jinhyuk, Byungchan hampir saja melempar bonekanya ke arah Jinhyuk dan Seungyoun yang masih terus tertawa, menertawakan nasibnya saat ini.

"Terus masih ku sleding belum kulihatin" Ucap Byungchan dengan nada dingin dan kesal.

Sejin menendang tubuh Seungyoun dan Jinhyuk yang sontak membuat keduanya terhuyung dan jatuh, "temen lagi patah hati bukannya di hibur, malah dikatain. Dasar jamet" Wooseok hanya menggeleng pelan melihat tingkah orang-orang di depannya, tapi ia sedikit penasaran setelah mendengar cerita dari Sejin. Apa Seungwoo dan Seungsik kembali bersama lagi, atau itu adalah salam perpisahan mereka?

"Makanya chan, jangan mau sama cowo yang cuma bisa kasih janji dan janji tapi nggak resmiin lo" Seungyoun membuka satu bungkus chitato sama sapi panggang dan memasukan satu potongan ke mulutnya lalu ke mulut Sejin.

"Aku nggak gitu kok Seok, kamu percaya kan sama aku?" Jinhyuk berkata sambil ngelirik Wooseok yang lagi sibuk memakan chitos.

"Iya, ntar Jinhyuk bikin ulahnya lebih parah dari Seungwoo" Jinhyuk melirik sekilas ke arah Byungchan dan melempar chitatonya.

"Itu makanan jangan di buang-buang!" Sejin mengeretak kesal, ya kali makanan di buang-buang.

"Ya udah sih.. ribut mulut.. herman gue" semua menatap Seungyoun dengan tatapan kesal,marah,ingin melepar Seungyoun ke luar villa.

"Yohan sama Yuvin jadi ikut?" Sejin melirik jam dinding di ruang tamu, pukul 9 malam dan keduanya belum datang. Sebelumnya juga mereka sudah janjian.

"Yuvin tadi salah jalan, jadi harus jalan mutar" jawab Byungchan yang baru saja membuka ponselnya setelah mendapat pesan dari Yuvin.

"Chan, lu nggak mau ajak siapa gitu kek? Ntar lu besok jadi nyamuk di antara kami lagi" Sejin berkata dan menatap Byungchan yang lagi majuin bibirnya, tapi tatapannya masih fokus sama ponselnya, lagi main game dia.

IPA VS IPS | PDX 101 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang