Saat ini Vio dan Dhafian duduk di salah satu restoran di mall. Dhafian memaksa Vio untuk makan terlebih dahulu setelah itu mereka akan belajar seperti biasa kini keduanya sedang menunggu pesanan.
"Gue ke toilet dulu," pamit Dhafian, Vio hanya mengangguk.
Vio mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut restoran merasa bosan. Namun matanya tak sengaja menangkap sepasang cewek dan cowok duduk di pojok, tangan cowok itu terulur mengusap rambut cewek dengan senyum yang mengembang. Vio menggeram dan tangannya terkepal kuat saat mengetahui siapa pasangan itu.
Dhafian yang baru datang melihat Vio seperti sedang menahan emosi menoleh ke arah pandang cewek itu. Disana ia melihat teman cewek satu kelasnya terlihat sangat romantis dengan pasangannya yang Dhafian tidak kenal.
"Kenapa?" Tanya Dhafian pada Vio yang kini mengeluarkan ponselnya dan mengarahkan pada pasangan tersebut.
"Gue harus ngasih bukti." Vio memotret adegan romantis mereka.
Dhafian menaikkan sebelah alisnya kemudian duduk di depan Vio. "Sebegitu pentingnya?"
"Penting banget!" Vio melihat hasil potretnya kemudian mengirim foto tersebut pada seseorang.
"Lo kenal ga cewek itu?" Vio menunjuk cewek yang tadi di potretnya.
"Satu kelas sama gue," jawab Dhafian santai.
"Astaga!" Pekik Vio, membuat beberapa pengunjung menoleh ke arahnya termasuk pasangan tadi.
Dhafian geleng-geleng melihat tingkah gadis di depannya ini Vio malah nyengir kuda.
Tak berselang lama makanan yang di pesan mereka sudah tiba mereka makan dengan tenang.
•••••
Waktu sudah mulai petang tapi Vio masih tetap bertahan dengan tugas yang diberikan Dhafian kali ini mereka belajar di cafe tempat Dhafian bekerja karena kemauan Vio, di temani Raya yang kegirangan mendapatkan boneka dari kakaknya.
"Bang, bonekanya bagus, Raya suka," ucap Raya sambil memeluk boneka.
"Itu pilihan kak Vio," jawab Dhafian.
"Makasih kakak cantik," ucap Raya tersenyum manis.
Vio yang sedang mengerjakan tugas mendongak menatap Raya.
"Siapa kakak cantik?" Tanya Vio bingung.
"Kak Vio."
Vio melotot kaget dan terkekeh setelah itu tangannya terulur mengusap rambut Raya dengan sayang.
"Kamu lebih cantik, udah gitu manis lagi," ucap Vio tersenyum manis entah mengapa tangannya terulur memeluk Raya.
"Makasih kakak cantik." Raya membalas pelukan Vio.
"Ehm!" Dhafian berdehem membuat Vio dan Raya melepaskan pelukan mereka.
"Kakak cantik, mau ga jadi kakak Raya?" Tanya gadis kecil itu penuh harap.
Vio sangat gemas ia menyentil hidung Raya. "Tentu." Vio tersenyum manis begitupun Raya.
"Raya, mainnya di kamer aja ya, kakaknya mau belajar," perintah Dhafian yang di angguki Raya.
Raya melambaikan tangannya pada Vio kemudian pergi ke kamar yang di maksud Dhafian.
"Adik lo cantik, udah gitu manis." Vio masih melihat punggung Raya.
"Kaya lo," jawab Dhafian tanpa sadar.
"Eh?" Vio menoleh ke arah Dhafian yang kini sedang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Teen FictionKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...