Dhafian memarkirkan motornya ketika sampai di rumah Vio, kemudian mereka masuk ke dalam rumah yang di sambut hangat oleh Susan. Raya dengan semangat berhambur memeluk Susan. Dengan sigap Susan berjongkok untuk membalas pelukan Raya.
"Raya udah sehat?" Tanya Susan
Gadis kecil itu mengangguk seraya melepaskan pelukannya.
"Adit ada di kamarnya lagi main game. Kita samperin yuk" ajak Susan yang di angguki Raya.
Sedangkan Vio dan juga Dhafian hanya memperhatikan mereka sambil duduk diatas sofa.
"Mamah mau ajak Raya ke atas dulu" pamit Susan yang hanya di angguki keduanya.
"Vio! Buatkan minuman untuk nak Dhafian!" Kata Susan sambil menaiki tangga.
"Iya mah!"
"Mau minum apa?" Tanya Vio.
"Ga usah, mending Lo ganti baju. Karena abis ini gue mau ajak Lo jalan"
Gadis itu mengernyitkan dahinya. "Kemana?"
"Udah cepet ganti, nanti juga tau"
Vio mendengus sebal. "Ini jaket Lo gue pinjem dulu ya, nanti gue balikin kalo udah gue cuci"
"Iya"
"Yaudah gue ke atas dulu" Vio bangkit dari duduknya kemudian melangkah menuju kamar.
Lima belas menit berlalu kini Vio sudah rapih dengan baju yang ia kenakan. Ia menuruni tangga, terlihat di sana Dhafian yang sedang menunggu sambil memainkan ponsel. Sedangkan Adit dan juga Raya sedang asyik menonton film kartun yang di dampingi oleh Susan.
"Langsung berangkat sekarang?" Tanya Vio membuat Dhafian menoleh kemudian mengangguk dan berdiri.
"Kalian mau pergi?" Tanya Susan menghampiri mereka.
"Iya Tan, Dhafian mau ajak Vio jalan boleh?"
"Boleh banget. Yang lama juga ga papa" jawab Susan sambil tertawa kecil.
"Dhafian titip Raya Tan"
"Iya, lagian Raya baru main ke sini. Tuh liat mereka berdua akur banget. Adit juga seneng kalo ada Raya" tuturnya.
"Yaudah mah kita pamit" kata Vio mencium punggung tangan Susan begitupun Dhafian.
"Iya tau yang ga sabar mau berduaan" goda Susan, sontak Vio melotot.
"Ish! Mama!" Rengek Vio membuat keduanya terkekeh.
"Udah gih sana jalan, hati-hati jangan ngebut" peringat Susan yang di angguki keduanya.
•••••
"Dhaf kita mau ngapain?"
"Udah ayo ikut aja" jawab Dhafian yang masih menggenggam tangan Vio.
Hingga keduanya berhenti saat Dhafian merasa tempat yang ia pijak sangat pas untuk melihat sunset. Ya, kali ini mereka tengah berada di pantai. Keduanya kompak duduk di atas pasir dengan kaki bersila.
Vio merasakan jantungnya berdetak lebih cepat saat Dhafian meraih kedua tangannya, saat ini mereka duduk berhadapan membuat Vio menjadi gugup karena jarak mereka yang begitu dekat. Pria itu mengusap tangannya dengan lembut, menatapnya dalam.
"Gue tau gue bukan cowok romantis yang kaya Lo bilang. Gue ga tau harus mulai dari mana. Intinya gue beneran sayang sama lo, ajakan gue di parkiran itu murni dari hati gue. Ga mungkin juga gue biarin cewek secantik Lo di tembak di parkiran" tuturnya sambil terkekeh di akhir kalimat.
Please jangan ketawa! Ini jantung gue berasa mau lepas!. Batin Vio.
"In-intinya?" Tanya Vio gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Dla nastolatkówKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...