"Vio bangun! Cepat turun, Papa udah nunggu." Susan mengetuk pintu kamar vio.
Sejak pulang sekolah sampai sekarang waktunya makan malam Vio belum bangun dari tidurnya.
"Iyaa Ma, ini Vio bangun!" Teriak Vio.
Sebelum keluar Vio cuci muka terlebih dahulu, barulah ia turun untuk makan malam bersama.
"Kebiasaan selalu lama," cibir Adit, saat Vio duduk.
Vio tidak menanggapi ia masih mengucek matanya sesekali menguap khas seperti orang bangun tidur.
"Udah ayo makan, nanti keburu dingin," ujar Susan.
"Vio, habis makan jangan langsung ke kamar, ada hal yang perlu Papa sampaikan," ucap Hardi, di sela-sela makan.
Vio mengangguk.
Setelah acara makan malam selesai Vio menuju ruang keluarga karena permintaan Hardi, sedangkan susan membawa Adit ke kamar untuk tidur.
"Ada apa?" Tanya Vio langsung ketika ia duduk.
"Besok, sampai dua hari kedepan. Papa, Mama, dan Adit akan pergi ke Lombok."
"Loh, Pa, Vio ga diajak?"
"Kamu sekolah."
"Kok tumben liburan nya ga pas hari libur, biasanya juga kan kalo liburan pas akhir semester."
"Rekan kerja Papa anaknya menikah, jadi kita sekalian liburan," jelas Hardi.
"Kamu itu kaya ga pernah liburan aja," ucap Susan yang tiba-tiba datang.
Vio mendengus. "Yauda iya, Vio ga ikut."
Setelah itu ia pergi dengan langkah kaki yang di hentak-hentakan mereka hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anak mereka.
"Semoga acaranya lancar ya, Pa."
"Doain yang terbaik aja."
Susan tersenyum. "Yaudah, ayo istirahat."
•••••
Vio berjalan menyusuri koridor sekolah. Pagi ini ia berangkat sedikit lebih cepat dari biasanya karena keluarganya yang berangkat ke Lombok pagi-pagi membuat ia juga ikut terbangun.
Matanya tak sengaja menangkap seseorang yang sepertinya sedang di bully oleh trio 'F', ia berjalan menghampiri mereka.
"Jangan semena-mena memperlakukan orang, dia bukan budak kalian," ucap Vio setelah membuang tas milik mereka bertiga.
"Ga usah ikut campur!" Freya mendorong bahu Vio. Membuat siswa yang berlalu-lalang kini mulai berkerumunan menyaksikan kejadian itu.
"Ambilin tas kita!" Bentak Freya pada gadis tadi yang membawakan tas mereka.
Saat gadis itu hendak mengambilnya, Vio terlebih dahulu mencegahnya, dengan memegang pergelangan tangan gadis itu agar tetap berdiri.
"Udah gue bilang dia bukan budak kalian!"
"Lo kalo ga tau urusannya mending diem deh!" Bentak Friska.
"Emang apa yang udah lo lakuin?" Tanya Vio pada gadis yang kini menunduk.
"Aku ga sengaja nabrak kak Freya, kak."
"Lo udah minta maaf?" Tanya Vio lagi.
Gadis itu mengangguk.
Kini tatapan Vio beralih pada ketiga gadis yang menatapnya sinis.
"Dia udah nabrak lo dan udah minta maaf juga, selesaikan urusannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Teen FictionKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...