Bel istirahat sudah bunyi beberapa menit yang lalu. Sekarang semua murid berada di kantin tak terkecuali Vio dan Syila yang kini duduk di bangku kantin.
"Syil, lo aja gih yang pesen gue mager," ucap Vio.
Syila memutar bola matanya. "Pesen apa lo?"
Vio nyengir. "Gue baso sama es teh aja."
Tanpa menjawab Syila langsung bangkit dan memesan makanan mereka.
Vio menunggu sambil memainkan ponselnya menghilangkan rasa bosan.
"Hari ini gue ke rumah lo agak telat," ucap seseorang tiba-tiba.
Vio menoleh ke samping dan ternyata sudah ada Dhafian dan temannya yang selalu ngekor.
"Kenapa?" Tanya Vio datar.
"Ada tugas," jawab Dhafian tak kalah datar.
Ia langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari Vio.
"Sabar ye neng, dia emang dingin kek kutub," celetuk Delvin kemudian ikut pergi bersama Dhafian.
Vio hanya geleng-geleng tak habis pikir dengan sikap Dhafian.
"Tadi siapa tiba-tiba deketin lo." Untuk kedua kalinya Vio dikagetkan dengan kedatangan Arka yang tiba-tiba duduk di sampingnya.
"Temen," jawab Vio cuek masi fokus pada ponselnya.
"Baru tau gue kalo lo temenan sama dia," ucap Arka.
Vio menoleh. "Kalo gue punya temen harus lapor gitu sama lo?"
Arka menggeleng. "Ga juga."
Saingan gue nih. Batin Arka.
Vio memutar bola matanya malas dan untungnya Syila datang dengan nampan yang dibawanya.
"Bantuin kek, Vi," gerutu Syila.
Vio nyengir kemudian mengambil alih makanan untuk dirinya dari nampan kemudian duduk kembali begitupun Syila.
"Punya gue mana?" Tanya Arka.
Vio dan Syila saling bertatapan kemudian mereka mengedikkan bahu acuh dan mulai menyantap makanan.
Arka mendengus sebal, ia pergi dari tempat mereka.
"Masi aja Arka deketin lo?" Tanya Syila disela-sela makan.
Vio hanya mengedikkan bahunya acuh. Pasalnya ia juga sedikit risih jika Arka tiba-tiba mendekatinya padahal ia sudah menolak secara terang-terangan.
Syila mendengus. "Btw, tadi pas gue lagi baca novel lo mau cerita apa?" Tanya Syila mengalihkan topik.
Vio minum terlebih dahulu setelah menyelesaikan makanannya kemudian mulai bercerita.
"Gue sekarang diajarin sama guru private."
"Dan Lo tau ga siapa gurunya?" Lanjut Vio.
Syila yang sedang mengunyah hanya menggeleng.
"Dhafian anak IPA 1."
Uhuk uhuk!
Seketika Syila tersedak oleh makannya sendiri, mendengar bahwa guru private Vio adalah Dhafian.
Dengan cepat Vio memberikan minuman milik Syila sendiri.
"Ditelen yang bener dulu makanannya baru ngomong!" Vio ngomel.
"Demi apa Lo diajarin sama dia?"
"Kok dia mau ngajarin lo?"
"Kapan kalian kenal?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Teen FictionKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...