16. Semua Karena Dia

465 34 2
                                    

"Happy birthday Violyn!!" Pekik semua orang yang berada di ruangan tersebut.

"Kalian?!" Vio sedikit membuka mulutnya dengan cepat ia menutupnya dengan satu tangan.

Kini di dalam ruangan tersebut sudah ada kedua orang tuanya begitupun Adit, ada Cici tantenya beserta suaminya yaitu andi, dan ada dhafian, raya, syila, dan juga delvin.

"Happy birthday to you! Happy birthday to you! Happy birthday! Happy birthday! Happy birthday to you!" Semuanya menyanyi.

"Vi tiup lilinnya!"

Gadis itu melangkah, kini ia sejajar dengan kue yang lumayan besar itu.

"Make a wish dulu" ucap susan tersenyum.

Vio menutup mata, untuk kedua kalinya ia membuat suatu permintaan di ulang tahunnya tahun ini. Setelah itu ia meniup lilin, suara tepuk tangan terdengar sangat meriah.

"Vi potong kue nya, terus kasih satu suapan ke orang yang menurut lo spesial" ucap syila.

Susan membantu vio memotong kue tersebut, dan di taruh nya pada piring yang sudah di siapkan.

Potongan pertama vio berikan pada Susan mamahnya, tangannya terulur menyuapi sang mamah.

"Makasih sayang" ucap susan mencium kening vio.

Potongan ke dua ia berikan  kepada sang papah yaitu Hardi, sama seperti tadi ia menyuapinya.

"Gadis kecil papah sekarang sudah tumbuh dewasa" Hardi terkekeh kemudian mengacak rambut vio dengan sayang.

Vio melirik dhafian sekilas.

"Kalo mau ngasih tinggal ngasih aja dong Vi, ga usah lirik-lirik gitu" celetuk delvin.

Kini semua pasang mata tertuju pada vio.

"Ciee...." Sorak semuanya kecuali dhafian dan vio tentunya.

Vio mengambil sepotong kue dan di berikan nya pada dhafian. "Nih"

"Masa ga di suapin" ucap dhafian.

"Sejak kapan abang manja?" celetuk raya membuat seisi ruangan tertawa di buatnya.

Akhirnya vio menurut saja dan menyuapi dhafian. Semua bertepuk tangan dan bersorak gembira.

"Laya, Adit juga mau dong di suapin"

Raya menggeleng. "Gamau, raya kan ga ulang tahun"

Lagi dan lagi semua tertawa oleh dua bocah itu.

"Modus Luh tong!" Ucap Delvin di sela tawanya.

"Sudah-sudah, sekarang sudah waktunya maghrib lebih baik siap-siap kemudian kita sholat berjamaah di rumah" ucap Hardi.

Semuanya mengangguk patuh kemudian mereka berwudhu bergantian. Setelah semua sudah siap mereka melaksanakan sholat maghrib berjamaah dan Hardi lah yang menjadi imam.

Setelah semuanya melaksanakan sholat kini acara selanjutnya yaitu membakar jagung dan juga sosis kini semuanya sudah berkumpul di taman belakang rumah.

Dhafian dan Hardi tengah membakar jagung, sedangkan Delvin dan Andi kini membakar sosis, sisanya sibuk membuat minuman.

"Vi! Ini mana wadah nya!" Teriak Delvin.

"Bentar!"

"Sono kasiin sama suami Lo" vio memberikan wadah pada syila.

Syila bergidik. "Temen aja bukan dibilang suami"

"Dari pada Lo jomblo" ledek vio.

"Iya dah yang sekarang udah ketemu sama tuh cinta monyet"

Semuanya melongo. "Ha? Siapa cinta monyet?" Tanya susan.

Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang