4. Dia lagi

723 61 1
                                    

Vio berjalan menyusuri koridor sekolah. Sebenarnya ia baru sampai di rumah tadi malam namun papahnya memaksa agar tetap masuk sekolah dan diantar oleh beliau karena mobil Vio yang masih di bengkel belum sempat ia ambil.

Sesekali Vio menguap dan mengucek matanya saat berjalan karena tidak tidur semalaman membuat ia ngantuk berat.

"Hallo my baby!" Pekik seorang pria dari belakang dan langsung merangkul Vio.

Vio langsung menghempas tangan pria tersebut dan menatapnya tajam.

"Najis!" Ketus Vio kemudian masuk ke dalam kelasnya diikuti pria tadi.

"Vi, lo tu kemana aja si gue telpon ga diangkat gue chat ga di bales, bilang kek sama suami lo ini kalo mau pergi se--" belum sempat pria tadi menyelesaikan ucapannya Vio sudah menyumpal mulutnya dengan kertas dari kolong meja.

"Lo tu brisik banget sih! Terus tadi apa lo bilang?! Suami mimpi lo!"

Setelah itu Vio duduk di bangkunya, pria tadi ikut duduk di bangku Syila yang kosong.

"Becanda kali Vi sensi amat," ucap pria tadi.

"Arka gue lagi badmood!, mending lo pergi dari pada kena semprot gue lagi!" Peringat Vio pada pria tadi yang bername tag Arka Daharyadika.

"Ck! Dasar cewek!" Setelah itu ia pergi.
 
"VIO!" Pekik Syila yang baru datang dari ambang pintu.

"Astaga kapan gue bisa idup tenang," gumam Vio merutuki nasibnya.

Syila langsung memeluk Vio.

"Sumpah gue kangen banget sama lo, padahal baru dua hari ditinggal," ucap Syila lebay.

Vio melepas pelukannya
"Lebay deh," Vio memutar bola matanya.

Syila mendengus sebal. "Btw lo punya utang sama gue," ucap Syila kemudian duduk di bangku nya.

"Ck! Yang ada lo yang gue traktir tiap hari," balas Vio.

"Perhitungan amat lo sama temen, traktir cuma es teh doang juga!"

Vio nyengir kuda.

"Gue cuma mau nagih utang cerita sama lo," lanjut Syila.

Vio mengangkat sebelah alisnya. "Cerita apa?"

"Pertama cerita yang katanya cinta monyet lo itu yang kedua tadi si arka kesini pasti samperin lo, jadi Lo harus cerita ke gue se detailnya sampe tuntas karena gue udah kepo akut!" Jelas Syila.

"Emang penting ya gue cerita sama lo?" Balas Vio.

"Penting lah ka--"

"Gue ngantuk pen tidur," potong Vio cepat.

Dengan cepat Vio melipat kedua tangan dan menenggelamkan kepalanya.

Syila menghembuskan nafasnya, menggoyang bahu Vio pelan.

"Vi ini pelajaran bu dian nanti lo dikeluarin lagi," Syila memperingati.

Seketika Vio langsung kembali tegak.

"kenapa harus pelajaran si gentong," gerutu Vio.

"Tapi gue ngantuk semalaman ga tidur," lanjutnya.

"Kenapa pake berangkat segala?" Tanya Syila.

"Kaya gatau bokap gue aja lo," jawab Vio.

Syila menggeleng dramatis. "Malangnya nasib kau nak."

"Najis!" Setelah itu Vio pergi meninggalkan kelas.

"Woi mau kemana!" Teriak Syila.

"Tidur!" Jawab Vio teriak.

Baru saja Vio sampai di depan ruang UKS bel masuk berbunyi namun ia sama sekali tidak menggubris tetap masuk dan merebahkan dirinya di atas ranjang sebelum itu ia melepaskan sepatunya terlebih dahulu.

Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang