Hari ini UKK terkahir. Vio keluar dari ruangan UKK, ia merasa beban hidupnya sedikit berkurang. Setidaknya ia sudah tidak pusing lagi memikirkan soal ujian yang menurut Vio rumit. Sebenarnya orang tua Vio sudah berpesan agar tidak terlalu memikirkan UKK. Mereka berpesan pada Vio untuk mengisi soal semampunya saja, tak usah berpikir keras, mengingat penyakit yang sudah ada di tubuh Vio membuat orang tuanya selalu was-was.
"Kumpul yuk!" Seru Delvin, kini mereka berlima tengah kumpul di parkiran sekolah.
"Kemana?" Tanya Dhafian.
"Cafe lo aja gimana?" Usul Kevin.
"Nah bener tuh, bentar lagi kan mau liburan. Pasti nanti kalian semua pada sibuk buat liburan, nanti bakal jarang buat ketemu. Refreshing dikit lah, kan kita abis tegang ngadepin UKK," cerocos Delvin.
"Habis ke cafe ke mall mau? Nanti kita jalan-jalan. Beli baju, kita kan udah lama ga shoping, Vi. Nanti disana kita bakal photo box juga ya?" Usul Syila sangat antusias.
Kevin melirik Vio. Sebenarnya Kevin mengusulkan untuk ke cafe Dhafian agar Vio tidak kecapean. Tapi Syila malah meminta mereka untuk pergi ke mall, yang justru akan menguras banyak tenaga.
"Gue setuju!" Seru Vio, yang membuat Kevin menghela nafasnya.
"Kalo gitu kita langsung ke mall aja, gimana?" Tanya Dhafian.
"Oke, otw," putus Delvin cepat.
"Gue ikut," ucap seseorang yang baru datang membuat mereka menoleh ke asal suara.
"Kalian mau pergi, kan? Gue boleh ikut?" Tanyanya lagi.
Sontak mereka saling menatap satu dengan yang lain. Tidak dengan Vio, gadis itu justru mengangguk.
"Boleh kok, iya, kan?" Vio memandangi satu persatu sahabatnya.
Ragu, namun mereka tetap mengangguk dengan serempak.
"Gimana kalo semuanya naik mobil gue aja? Biar ga kepisah-pisah. Tenang aja, mobil gue muat kok nampung orang banyak," ujar Kevin.
"Nah ini gue setuju banget. Soalnya gue juga ga bawa motor, lagi di bengkel," sahut Delvin.
"Terus motor Dhafian sama Arka gimana?" Tanya Vio.
"Cafe Dhafian, kan deket sama sekolah, titip aja di situ," kata Kevin.
"Yaudah kita berangkat sekarang," ucap Dhafian.
"Vio, lo naik mobil gue aja sekalian," titah Kevin.
Vio mengangguk, ia tau Kevin seperti ini karena ingin selalu menjaganya.
Sesampainya di cafe milik Dhafian, Arka dan juga Dhafian menitipkan motornya di sana, lalu masuk ke dalam mobil Kevin yang sudah menunggu. Kevin duduk di kursi kemudi, di sampingnya ada Syila. Di belakang mereka ada Dhafian dan juga Vio, di belakang mereka lagi ada Delvin dan Arka.
Di perjalanan hening, tidak ada yang membuka obrolan, membuat Delvin kini membuka suaranya.
"Minggu kemaren si cabe Freya sama temennya kesambet apaan minta maaf sama Vio?" Tanya Delvin membuka topik.
"Gue ga tau," jawab Vio.
"Disuruh gue," kata Kevin santai.
"Mereka yang nyulik Vio?" Tanya Arka yang di angguki Delvin.
"Ga cukup kalo cuma di suruh minta maaf. Langsung aja di masukin ke penjara, biar kapok," ujar Arka.
"Vio, ga setuju," kata Dhafian dingin.
"Gue ga sekejam dia, yang penting gue udah selamat," ucap Vio.
"Lo terlalu baik," puji Arka, Vio tak menyahut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Teen FictionKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...