44. Permintaan Maaf

333 20 5
                                    

"kalo ada apa-apa hubungin gue, gue bakal otw langsung ke kelas Lo" pesan Dhafian sebelum meninggalkan gadisnya di kelas.

"Iya"

"Jangan pernah pergi sendirian--"

"Iya Dhafian iya" potong Vio cepat.

"Udah sana pergi" usir Vio.

"Belajar yang rajin" Dhafian mengacak rambut Vio dengan gemas, lantas melangkah pergi dari kelas Vio.

Satu Minggu setelah kejadian itu, kini Vio sudah bisa kembali sekolah. Walau terkadang rasa pening di kepala membuat dirinya tersadar akan penyakit yang sudah ia derita saat ini.

Kini Vio sudah tidak kuat seperti dulu, mudah merasa lelah, harus banyak beristirahat. Ditambah lagi Vio harus rutin menjalani kometerapi setiap dua Minggu sekali. Vio berusaha ikhlas, ini sudah takdir yang Tuhan berikan padanya.

Niatnya yang ingin masuk ke kelas terurung karena seseorang yang memanggil namanya.

"Vio!" Gadis itu menoleh, manatap seseorang di depannya dengan malas.

"Apa?"

"Lo udah sehat?" Tanya Arka.

"Seperti apa yang Lo lihat"

Arka mengangguk paham. "Gue sebenernya khawatir pas tau Lo hilang, waktu itu gue pengen ikut mereka buat nyari Lo. Tapi disisi lain, gue juga lagi belajar move on dari Lo"

"Makasih udah khawatirin gue"

"Sama-sama. Lo udah maafin gue?" Tanya Arka ragu.

"Udah"

Sontak mata Arka berbinar. "Makasih Vi, kita bisa temenan kaya dulu kan?"

"Bisa. Asalkan tanpa melibatkan perasaan lagi"

"Udah ya? Gue masuk kelas"

Setelahnya Vio memasuki kelas yang di sambut riuh oleh seisi kelas. Terutama Syila, sahabatnya.

"Alhamdulillah! Sahabat gue udah sembuh guys!" Teriak Syila.

"Pajak sembuh dong Vi!" Pekik Teguh.

"Mana ada pajak sembuh kampret!" Sahut Riski kesal.

"Udah-udah! Kalian ga usah berteman soalnya gue lagi seneng!" Ucap Syila.

"Berantem bego!" Maki salah satu teman kelasnya.

"Suka-suka gue dong!" Balas Syila tak kalah sewot.

"Ada apa ini ribut-ribut?!" Tanya seorang guru yang memasuki kelas mereka, karena bel yang sudah berbunyi. Membuat seisi kelas sibuk mencari tempat duduk masing-masing karena mereka tak mendengar suara bel, terlalu asyik dengan kesibukan masing-masing.

"Teguh ngompol Bu!" Jawab Syila asal.

"Sialan lo!" Kesal Teguh.

"Benar Teguh kamu ngompol?" Tanya guru itu membuat seisi kelas tertawa.

"Ngga Bu. Astagfirullah, kenapa selalu gue sih yang kena" ucap Teguh meratapi nasib.

•••••

Suasana kantin sudah sangat ramai, karena sekarang waktunya istirahat. Kevin dan Delvin membawa nampan yang berisikan makanan untuk mereka berlima.

Mereka makan dengan tenang tanpa adanya percakapan ataupun candaan yang biasanya Delvin dan Kevin lakukan. Lagi tenang-tenangnya makan tiba-tiba Freya beserta kedua temannya datang menghampiri meja mereka, membuat Delvin tersulut emosi.

"Mau ngapain Lo cabe!" Ucap Delvin.

"Perhatian semuanya! Gue Freya beserta kedua teman gue, mau minta maaf sama Violyn atas kelakuan gue selama ini!" Ujar Freya membuat semua pasang mata kini tertuju pada meja yang diduduki Vio.

Sontak Vio berdiri hendak pergi dari kantin, namun pergerakannya di tahan oleh Freya.

"Kita serius mau minta maaf sama Lo" ucap Freya.

Vio terkejut saat Freya, Friska, dan Fania bertekuk lutut di hadapannya.

"Kita minta maaf yang sebesar-besarnya Vi" ucap mereka serempak memohon. Sebagian orang menyoraki mereka karena terkenal tukang bully.

Sungguh Vio tak tega melihat mereka yang seperti merendahkan diri di depan semua orang. Rasa sakit hatinya mungkin kalah dengan rasa kasihan terhadap mereka, karena sekarang Vio menyuruh mereka bertiga agar bangkit.

"Gue bakal maafin kalian, asalkan kalian ngga ganggu hidup gue lagi, mulai sekarang" kata Vio lantas pergi dari hadapan mereka meninggalkan kantin, Dhafian mengejar Vio.

"Dimaafin sama Lo segampang itu ya?" Tanya Dhafian. Kini keduanya duduk di kelas Vio, dengan Vio yang membaca novel dan Dhafian hanya memperhatikan saja.

"Semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua" jawab Vio tanpa mengalihkan tatapannya dari novel.

"Kalo mereka mengulangi?"

"Artinya mereka ga tau diri"

"Muka Lo masih sedikit pucat, jangan terlalu banyak ngelakuin aktivitas" pesan Dhafian.

"Capek juga kalo kebanyakan tidur" keluh Vio menutup novelnya menoleh ke arah Dhafian.

"Inget sama kesehatan juga. Harus di jaga, sama halnya dengan hati Lo buat gue"

Vio memukul lengan Dhafian gemas. "Apaan nyambungnya jadi kesitu" 

Dhafian terkekeh. "Minggu depan ujian, abis itu libur. Lo mau liburan kemana?"

"Hmm... Belum ada rencana, kayanya ga deh"

"Kenapa?"

Karena gue sakit. Batin Vio.

"Ga tau juga sih, itu cuma perkiraan gue aja"

"Bentar lagi bel, udah gih sana masuk kelas"

"CK! Biasa selalu ngusir" cibir Dhafian.

"Bukan bermaksud gitu" Vio jadi tak enak.

"Iya gue ngerti, santai aja" Dhafian mengacak puncak kepala Vio. "Gue balik kelas" Vio hanya mengangguk.

Maaf gue ga bisa cerita. Batin Vio sendu.

•••••

Hari ini Vio pulang bersama Kevin karena pria itu memaksa. Kevin melihat wajah Vio yang pucat, ia takut kalau tiba-tiba Vio pingsan, maka dari itu Kevin melarang Vio yang mau pulang bersama Dhafian, karena Dhafian membawa motor.

"Kak?" Panggil Vio.

"Apa?" Balas Kevin yang masih fokus menyetir.

"Syila ga ikut kita?"

"Dia udah di jemput sama papahnya"

Vio mengangguk mengerti.

"Kak?" Panggil Vio lagi.

"Ada apa?" Tanya Kevin sedikit kesal.

"Apa gue putusin Dhafian aja ya?"

Pertanyaan Vio sontak membuat Kevin ngerem mendadak, untung saja jalanan sedang sepi.

"Lo gila?!" Tanya Kevin tak habis pikir.

"Gue ga mau nyakitin dia" ujar Vio, Kevin tidak mengerti sama sekali maksudnya apa.

"Gue ga mau ngasih dia harapan yang lebih buat gue. Gue takut kalau gue bakal ngecewain dia nantinya. Gimana kalau gue bakal pergi? Pasti dia sakit kak" jelas Vio. Kevin mengerti kemana arah pembicaraan Vio kali ini.

"Lo dengerin gue" titah Kevin serius.

"Untuk saat ini jangan mikirin hal seperti itu. Yang harusnya Lo pikirin itu kesehatan Lo, itu caranya supaya Lo ga ngecewain Dhafian. Ingat, prioritas Lo sekarang ini kesehatan diri lo"

Vio tak menjawab, pandangannya lurus ke depan. Tatapannya kosong. Kevin menatap sendu ke arah Vio, kemudian ia melanjutkan perjalanan untuk pulang.

•••••


















Jangan lupa vote dan komen 🧡

Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang