33. Hujan

334 20 6
                                    

📍 HAPPY READING 📍

•••••

Bel istirahat berbunyi kini Vio dan juga Syila berjalan menuju kantin.

"Di informasikan kepada perwakilan kelas yang akan tampil untuk pensi agar berkumpul di ruang seni sekarang. Terimakasih"

Refleks Vio mengehentikan langkanya begitupun dengan Syila. "Gue mau kumpul dulu"

"Yaudah gue ikut" kata Syila.

Vio menggeleng. "Ga usah"

Vio menoleh, tepat sekali sekarang ada Delvin dan juga Kevin yang sedang berjalan di belakang mereka, pastinya mereka berdua juga ingin ke kantin.

"Woy! Sini!" Pekik Vio pada mereka agar mempercepat langkahnya. Sedangkan Syila menatap Vio bingung.

"Gue mau ke ruang seni. Titip Syila ya, kasian kalo ke kantin sendirian" pinta Vio pada kedua pria itu yang kini sudah di hadapannya.

Syila melotot kaget. "Eh! Ga usah, gue temenin Lo ke ruang seni aja dulu" tolak Syila.

"Takutnya nanti lama" kata Vio.

"Gapapa" jawab Syila cepat.

"Udah kali Syil, gapapa ikut sama kita aja. Kita ga gigit ko tenang aja" ucap Kevin di akhiri kekehannya.

"Tenang aja nanti gue yang bakal pesenin makanan buat Lo biar ga usah capek-capek ngantri" timpal Delvin.

"Tuh, mereka aja ga keberatan kok. Lagian kalian udah kenal juga kan" kata Vio.

Syila hanya tersenyum kikuk. "Yaudah deh gue ikut kalian, tapi nanti gue mesen makanan sendiri aja gapapa" jawabnya pasrah.

"Nah dari tadi kek. Yaudah gue duluan ya, nanti gampang gue nyusul" pamit Vio setelah itu ia pergi meninggalkan Syila yang kini sudah mulai panas dingin.

Vio mempercepat langkahnya sesekali ia berlari kecil, takut jika ia telat. Vio sampai di ruangan seni kemudian memasuki ruangan itu, untung saja rapat belum di mulai. Ia mencari tempat duduk yang kosong.

"Vio! Sini!" Pekik seseorang yang sangat Vio kenali suaranya. Vio pun menoleh.

"Duduk sini aja!" Pekiknya lagi.

Vio melihat ke sekeliling ternyata tempat duduk yang tersisa hanya tinggal di samping gadis yang tadi memanggil nya itu. Terpaksa Vio mendekati gadis itu dan duduk di sampingnya.

"Lo perwakilan kelasnya?" Tanya Freya saat sudah duduk di sampingnya.

"Kalo gue bukan perwakilan kelas ngapain gue ada disini" jawabnya ketus.

"Oh sama dong, gue sama Dhafian juga perwakilan kelas. Iya kan Dhaf?" Freya menoleh pada Dhafian yang juga duduk di sampingnya.

"Ga" jawab pria itu dingin.

"Kan tadi katanya mau duet" Freya menyelipkan tangannya pada lengan Dhafian kemudian menyandarkan kepalanya pada bahu pria itu. Melihat itu Vio hanya bisa menahan sakit.

"Lo apa-apaan sih! Jelas-jelas satu kelas ga setuju!" Ketus Dhafian mengangkat kepala Freya dari bahunya.

"Ga mau tau, pokoknya nanti kita harus duet!" Freya menyandarkan kepalanya pada bahu Dhafian kembali.

Dhafian sudah berusaha melepaskan dan menjauhkan tangan dan juga kepala Freya, namun selalu Freya tahan membuat Dhafian hanya diam pasrah. Sedangkan Vio hanya memandang ke depan berusaha acuh dan bersikap biasa saja.

Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang