Satu bulan berlalu, setelah Vio mengakhiri hubungannya dengan Dhafian, kini hubungan mereka hanya sebatas sahabat. Tak jarang Dhafian menjemput Vio tanpa di minta, bahkan pria itu tidak menghubungi Vio terlebih dahulu.
Pernah di saat Dhafian menjemput Vio, ternyata sudah ada Reyhan yang menjemputnya. Vio lebih memilih berangkat bersama Reyhan, karena mereka sudah ada janji. Terkadang Reyhan juga mengajak Vio jalan, seperti makan bersama atau pergi ke mall. Vio menolaknya dengan sopan, beralasan bahwa ia ada acara keluarga.
Vio tidak lupa dengan kondisinya saat ini, dua Minggu sekali Vio selalu pergi ke rumah sakit untuk kemoterapi. Kevin selalu mengantarnya, ia rela membatalkan janji dengan Syila hanya untuk menemani Vio ke rumah sakit. Gadis itu kini semakin kurus, jika lelah terkadang Vio akan pingsan. Ia selalu berusaha kuat, bersikap baik-baik saja di depan teman-temannya.
Bel istirahat sudah bunyi sejak lima menit yang lalu. Kini Vio, Syila, dan Aurel memasuki kantin, berjalan menghampiri meja Dhafian dan teman-temannya.
"Sini duduk di samping gue," ucap Kevin pada Syila saat mereka tiba, Syila menurut saja ia duduk di samping Kevin.
"Duduk sini aja, Vi," kata Dhafian pada Vio, menunjuk tempat di sampingnya. Vio mengangguk tanpa ragu, kemudian duduk di samping Dhafian.
"Samping gue kosong, Rel," kata Delvin pada Aurel.
Aurel berfikir sejenak, ia masih berdiri di tempatnya. "Gue samping Vio aja," jawabnya, kemudian duduk di samping Vio.
Kevin dan Arka menertawai Delvin.
"Ketika mimpimu." Kevin bernyanyi.
"Yang begitu indah," timpal Arka.
"Tak pernah terwujud," balas Kevin.
"Ya sudahlah," ucap mereka berdua kompak.
Keduanya tertawa terbahak-bahak, Vio dan Syila ikut tertawa. Sedangkan Delvin menatap kedua temannya dengan kesal.
"Gue kutuk kalian jadi ikan!" Tandas Delvin asal, menunjuk Arka dan Kevin.
Bukannya takut, tawa mereka justru semakin keras. Vio ikut tertawa, Dhafian memperhatikan gadis itu, Aurel tanpa sengaja melihatnya.
Vio tau dirinya sedang di perhatikan oleh Dhafian, tapi ia berpura-pura tidak peka saja.
"Udah udah, cepet makan," ucap Dhafian pada mereka.
Tawa mereka berhenti, lantas menuruti perkataan Dhafian, mereka makan dengan tenang. Selesai makan Dhafian menoleh pada Vio yang di sampingnya.
"Pulang sama gue," putus Dhafian.
Vio menggeleng cepat. "Gue pulang sama Reyhan, udah janjian soalnya mau ke toko buku," jawab Vio jujur.
Delvin tiba-tiba tertawa. "Dhafian auto panas."
Dhafian memberi tatapan tajam pada Delvin, membuat pria itu berhenti tertawa.
"Becanda." Delvin mengangkat jemari tangannya membentuk huruf V.
"Vio, lo mimisan!" Panik Syila.
"Gue ke toilet," pamit Vio, langsung pergi.
"Perasaan tuh anak jadi sering mimisan gitu ya?" Heran Delvin.
"Gue rasa juga gitu," timpal Arka.
"Vio udah pernah di bawa ke dokter?" Tanya Aurel.
"Udah, dokter bilang ga papa," sahut Kevin.
•••••
Bel pulang sekolah berbunyi, Vio membereskan barang-barangnya dengan cepat. Kemudian keluar kelas setelah berpamitan pada Syila dan Aurel. Saat keluar kelas, sudah ada Kevin, Dhafian, dan Delvin di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Teen FictionKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...