27. Beda?

355 17 2
                                    

Pagi ini Vio berangkat sekolah sendiri dengan membawa mobil. Padahal Kevin sudah menawarinya untuk berangkat bersama tapi ia tolak.

"Vio!" Panggil seseorang membuat gadis itu menoleh.

"Pulang sekolah bareng gue?" Tawar Arka yang sudah berdiri sejajar dengan Vio.

Vio melangkahkan kakinya kembali. "Gue bawa mobil."

"Besok nonton? Nanti gue jemput."

Vio menoleh. "Emang lo tau rumah gue?"

"Kan lo bisa sherlock."

"Gue pikir-pikir dulu deh," jawabnya.

"Oke, gue tunggu jawabannya nanti istirahat."

"Hm."

Arka mengangguk kemudian belok karena kelas mereka yang tidak searah.

Sesampainya di kelas Vio langsung duduk tanpa melihat Syila yang sedang membaca novel, kali ini mood nya sedang tidak baik. Ia melipat kedua tangannya di atas meja kemudian menenggelamkan kepalanya.

Sampai kini bel sudah berbunyi menandakan pelajaran pertama akan di mulai. Vio langsung mengangkat kepalanya.

"Kenapa, Vi?" Tanya Syila heran pada Vio yang sedari tadi hanya diam.

"Ga papa."

"Kalo ada masalah cerita."

"Iya."

Bu Dian memasuki kelas Vio karena memang pelajaran pertama mereka yaitu matematika.

"Selamat pagi anak-anak!" Sapa Bu Dian saat masuk.

"Pagi, Bu!" Jawab mereka serempak.

"Siapa yang tidak hadir hari ini?" Tanya Bu Dian.

"Nihil, Bu," jawab mereka.

"Yasudah, buka buku paket bab 4!" Perintah Bu Dian.

Bu Dian menjelaskan materi dengan rinci tak lupa juga memberi soal. Sampai tak terasa kini pelajaran nya sudah habis.

"Vio, Syila, tolong kumpulkan buku paket nya kemudian kalian kasikan pada kelas 11 IPA 1," kata Bu Dian.

"Iya, Bu," jawab Vio dan Syila serempak.

Bu Dian kemudian keluar kelas. Vio dan Syila mengambil satu persatu buku yang ada di meja kemudian keluar kelas.

Sesampainya di kelas 11 IPA 1 mereka mengetuk pintu tak lupa juga mengucapkan salam. Pemandangan pertama yang Vio lihat yaitu Dhafian dan juga Freya yang tengah mengobrol entah apa obrolannya namun rasanya sangat aneh bagi Vio apalagi kini Dhafian tidak menyadari kedatangannya.

"Letakkan saja di meja situ," kata Bu Dian menunjuk meja paling depan dan dekat dengan mereka kemudian Syila menaruhnya tidak dengan Vio yang masih bengong.

"Vi, taroh," bisik Syila.

"Eh?" Vio tersadar kemudian menaruh buku paket itu.

"Terimakasih," ucap Bu Dian.

Mereka mengangguk kemudian menyalimi tangan Bu Dian dan keluar.

"Kenapa, Vi?" Tanya Syila.

"Ga papa."

"Tadi lo bengong liatin siapa?"

"Ga penting, Syil"

"Lagi bad mood? Dari tadi diem terus."

"Hm."

Vio memasuki kelasnya kemudian duduk, tangannya ia lipat di atas meja dan menenggelamkan kepalanya.

Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang