Sudah dua Minggu sejak Vio di perbolehkan untuk pulang oleh pihak rumah sakit, Dhafian tidak memberinya kabar. Vio hanya dua hari di rumah sakit waktu itu, Vio tau alasan Dhafian tidak mengabarinya. Karena Kevin memberi tahu kalau Vio akan liburan ke luar kota, Dhafian tidak ingin mengganggu waktu Vio bersama keluarganya. Padahal itu hanya akal-akalan Kevin, agar Vio tetap stay di rumah. Memulihkan kondisi tubuhnya.
Vio tidak marah pada Kevin, justru dia sangat berterima kasih karena Kevin sangat peduli terhadapnya. Bahkan saat pengambilan raport, Vio tidak di izinkan oleh kedua orangtuanya karena bertepatan dengan jadwal kemoterapi, jadilah Kevin yang mengambilkan. Untung saja di perbolehkan oleh pihak sekolah, karena Hardi juga sudah menghubungi kepala sekolah yang memang teman dekat Hardi.
Vio menatap langit-langit kamarnya, ia merasa bosan. Waktu liburnya kali ini dia habiskan hanya untuk rebahan, nonton televisi, menjahili adiknya, atau terkadang pergi ke rumah sakit. Intinya Vio hanya pergi ke rumah sakit saja, selain itu hanya stay di rumah. Orang tuanya tidak mengizinkan Vio untuk berpergian, bahkan hanya untuk sekedar membeli cemilan di supermarket pun Vio tidak boleh. Vio tau mereka melakukan itu karena sayang.
Klek...
Pintu kamarnya terbuka, terlihat di sana ada Kevin. Senyum Vio merekah.
"Kak bosen." Keluh Vio merubah posisinya menjadi duduk.
"Kalo gitu kita keluar," sahut Kevin, mata Vio berbinar mendengar itu.
"Kemana kak?" Tanyanya sangat antusias.
"Rumah sakit."
Seketika raut wajah Vio berubah. "Ga ada tempat lain?"
"Hari ini jadwal Lo buat kemo,"
"Habis kemo, boleh pergi?"
"Tergantung, udah cepet ganti baju. Gue tunggu di bawah." Setelahnya Kevin menutup kembali pintu kamar Vio.
Vio menghela nafasnya. "Gue takut bakal ngecewain kalian semua." Gumam Vio.
•••••
Sesampainya di rumah sakit, Kevin langsung memarkirkan mobilnya. Saat hendak keluar, pergerakannya terhenti melihat sosok pria yang sangat dia kenali berjalan dengan seorang gadis, terlihat sangat akrab.
Kevin menoleh ke samping, ternyata Vio juga sama dengannya. Sedang memperhatikan mereka berdua dari dalam mobil.
"Lo tenang aja, biar gue samperin. Lo di sini, jangan kemana-mana." Ujar Kevin kemudian keluar tanpa persetujuan dari Vio.
Kevin mendekati pria itu, pria itu terlihat terkejut akan kehadirannya.
"Lo di sini? Ngapain?" Tanya Dhafian.
"Mau nengok sodara. Dia siapa?" Kevin melirik gadis di samping Dhafian.
"Oh iya, kenalin dia Aurel, sahabat gue."
Aurel mengulurkan tangannya, Kevin menerima uluran tangan Aurel.
"Aurel."
"Kevin."
"Kalian ngapain di sini?" Tanya Kevin dengan nada tidak suka.
"Gue nganterin Aurel ke dokter, dia sakit." Jujur Dhafian.
"Emang harus banget Lo yang nganterin?"
"Emang ada yang salah?" Bukan Dhafian yang menjawab melainkan Aurel.
Suasana berubah menjadi panas.
"Ada kewajiban apa Dhafian sampe harus nganterin Lo?"
"Ada kewajiban apa Lo urusin hidup Dhafian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Teen FictionKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...