"Vi itu bukannya temen dhafian ya?" Tanya syila saat pandangannya tak sengaja melihat seorang pria yang duduk sendiri sedang menyantap makanan.
Vio menoleh ke arah yang di maksud syila dan benar saja disitu ada pria yang kemarin ia tanyakan tentang kabar dhafian.
Ting!
Suara notif chat membuyarkan lamunan mereka, suara itu berasal dari ponsel milik syila.
"Gue ke toilet bentar" pamit syila kemudian pergi begitu saja.
Vio mengernyitkan dahinya bingung, ia kembali memperhatikan pria tadi. Perlahan namun pasti vio mendekati pria itu.
"Hai" sapa vio.
Pria itu mendongak. "Lo?"
"Boleh duduk?" Tanya vio.
Pria itu memandang vio dengan tatapan heran biasanya vio tanpa permisi pun akan langsung duduk begitu saja tapi sekarang?, Entahlah mungkin vio sedang insap:v.
Pria itu mengangguk dengan ragu.
"Nama lo tuh siapa si gue lupa?"
"Delvin" jawabnya singkat.
"Delvin doang?"
"Delvin Alfian"
Vio manggut-manggut. "Eh btw lo kesini ngapain?"
"Makan"
Vio mendengus. "Maksud gue lo dateng ke kota ini mau ngapain?"
"Yakali dari Jakarta ke Bandung cuma mau numpang makan doang" lanjut vio.
"Temen gue ultah" jawabnya sambil kembali makan.
Refleks vio sedikit membuka mulutnya kemudian menutupnya dengan satu tangan.
Nama dia Delvin Alfian dateng ke sini karena temennya ultah apa jangan-jangan dia Fian sahabat gue?, Eh! Ga mungkin nama Fian kan banyak ga cuma satu orang. Batin vio, ia menggelengkan kepala.
"Lo kenapa?" Tanya Delvin.
"Eh? Ga--ga papa" jawab vio gugup.
"Yaudah gue duluan di tunggu temen soalnya" vio berlalu begitu saja.
Vio kembali duduk di tempat semula berpapasan dengan kedatangan syila.
"Lo dari mana?"
"Abis mastiin dia temennya dhafian apa bukan"
Syila hanya manggut-manggut kemudian kembali melanjutkan makan yang tadi sempat tertunda.
•••••
Sekarang mereka sudah tiba di tempat tujuan vio yaitu taman yang jaraknya memang dekat dengan rumah keluarga vio.
"Vi ini tamannya rame banget gimana kita mau nemuin dia?"
"Lo tinggal ngikutin gue aja" vio berjalan lebih dahulu.
"Rasanya seneng banget bisa main ke sini lagi" ucap vio terus berjalan kini syila sudah di sampingnya.
"Banyak banget kenangan gue sama fian disini. Dulu setiap pulang sekolah pasti kita main ke taman dulu sebelum pulang ke rumah"
"Lo tau ga sih, dulu gue itu sok jadi jagoan" vio terkekeh mengingat masa kecilnya.
"Sampe sekarang juga gitu" celetuk syila.
"Ish! Gue tuh cuma ga suka aja kalo ada kekerasan di depan mata gue. Dulu juga Fian sering di bully sama temen-temennya karena dia orangnya pendiem dan di situ gue sok jadi jagoan banget dengan ngelawan anak-anak yang bandel itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Teen FictionKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...