38. Jadian?

382 23 7
                                    


"kita duluan, kalian hati-hati" pamit Kevin lalu memasuki mobilnya bersama dengan Syila.

"Kalian juga hati-hati!" Pekik Vio.

Setelahnya mobil yang di tumpangi mereka keluar dari area sekolah.
"Pake helm nya" Dhafian menyodorkan helm itu pada Vio.

Vio menerimanya dengan segera ia memakainya. Vio mengernyitkan dahinya bingung saat Dhafian melepas jaket yang sudah ia kenakan. Gadis itu tersentak kaget saat tiba-tiba Dhafian mengaitkan jaket itu pada pinggangnya.

"Lo pake baju gini nanti kebuka pas naik motor" ucap Dhafian seakan mengerti kebingungan Vio.

"Eh iya, makasih"

Setelah itu mereka menaiki motor dan Dhafian mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.

"Ga ada niatan buat meluk gue gitu?" Tanya Dhafian.

"Ha?" Kaget Vio, karena gadis itu sedang fokus menatap sekitar jalan.

Dhafian tidak menjawab namun tangannya menarik pergelangan tangan Vio agar melingkar di pinggangnya. Vio tersentak kaget namun ia mencoba untuk biasa saja, kini kepalanya tersandar di pundak Dhafian. Vio merasakan kenyamanan. Dhafian melihat wajah damai Vio saat menutup matanya lewat kaca spion, tanpa sadar senyum tipis tercetak di bibir pria itu.

Tanpa Vio sadari kini motor Dhafian sudah berhenti tepat di depan rumahnya. Gadis itu masih setia memeluk Dhafian dari belakang.

"Udah sampe Vi"

Sontak Vio membuka matanya dan melepaskan tangannya dari pinggang Dhafian kemudian turun dari motor.

"Makasih, mau mampir dulu?" Tawar Vio sambil menyerahkan helm.

"Lain kali aja. Besok gue jemput"

Vio menganggukkan kepalanya, lantas melepaskan jaket Dhafian dari pinggangnya.

"Nih makasih" ucapnya sambil menyodorkan jaket itu.

Dhafian menerimanya kemudian mengenakan jaketnya. "Gue pulang"

"Iya, hati-hati"

Setelah itu Dhafian pergi sedangkan Vio kini memasuki rumahnya.

•••••

Akhir-akhir ini Vio selalu bangun pagi dan melaksanakan sholat subuh. Begitupun dengan pagi hari ini gadis itu bangun dari tidurnya kemudian menuju kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.

Selesai mandi dan sholat kini Vio merapikan buku-buku pelajaran yang akan ia bawa.

Tok Tok Tok...

"Vio, di bawah udah ada yang jemput cepet keluar!" Ucap Susan dari luar.

Vio dengan cepat memasukkan buku-bukunya kemudian membuka pintu kamar.

"Siapa mah?" Tanya Vio.

"Siapa lagi kalau bukan Dhafian" jawab Susan tersenyum jahil.
"Cepet turun kasian udah nunggu. Nunggu tuh ga enak" ujar Susan sambil tertawa geli lantas pergi dari hadapan Vio.

Sepagi ini?. Batin Vio.

Gadis itu dengan cepat menuruni tangga. Dan benar saja sudah ada Dhafian dengan pakaian kaos olahraganya sedang menunggu di ruang tamu.

"Tumben jemput gue sepagi gini" ucap Vio seraya duduk di sofa depan Dhafian.

Dhafian yang fokus memainkan ponselnya mendongak menatap Vio. "Gatau kenapa semangat banget mau jemput Lo. Mungkin karena udah lama ga jemput juga"

Sial! Pagi-pagi sudah membuat hati Vio terbang. Dasar Dhafian!.

"Masih pagi, ga usah ngegombal" sindir Vio.

Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang