Bel pulang sekolah berbunyi semuanya bergegas untuk pulang. Kini dikelas Vio tinggal dirinya dan juga Syila yang masih mengemasi barang-barang mereka.
"Pulang sama siapa?" Tanya Syila pelan.
"Sendiri"
"Jangan deh, mending lo balik sama Kevin aja" usul Syila.
"Gue bawa mobil"
"Itu urusan belakangan, yang penting keselamatan lo"
"Gue bisa pulang sendiri" Vio menggendong tas nya.
"Kondisi lo lagi kaya gini, banyak pikiran. Tolong nurut sama gue kali ini aja!"
"Bener kata Syila" ucap Kevin tiba-tiba dari ambang pintu membuat keduanya menoleh.
"Lo pulang sama gue" putus Kevin.
"Mobil gue?" Tanya Vio.
"Gampang nanti supir gue suruh ambil terus bawa ke rumah lo"
"Yaudah" jawabnya pasrah.
"Nah dari tadi kek, yaudah gue duluan" pamit Syila.
"Makasih, hati-hati" ucap Vio.
"Hati-hati Syil" kata Kevin.
Syila hanya mengangguk, melambaikan tangan kemudian pergi.
"Yaudah ayo pulang" Kevin menarik pergelangan tangan Vio kemudian keluar dari kelas menuju parkiran.
"Lo marahan?" Tanya Kevin.
"Jangan sekarang kak"
"Kalo udah siap cerita tinggal cerita aja sama gue"
"Iya kak"
"Jangan simpan masalah sendirian"
"Iya kak"
Sesampainya di parkiran Vio mengenakan helm sedangkan Kevin menyalakan motor nya.
"Vio!" Panggil seseorang membuat Vio menoleh mencari sumber suara.
Laki-laki itu menghampiri Vio. "Besok jadi kan?" Tanyanya.
Vio baru teringat akan ajakan itu, istirahat tadi ia lupa memberi jawabannya. "Jadi"
Arka tersenyum senang. "Lo tinggal sherlock aja"
Vio mengangguk.
"Vi, ayo" ucap Kevin.
Arka menatap Kevin dengan tatapan tidak suka.
Siapa lagi sih ni orang. Batin Arka.
"Gue duluan" pamit Vio kemudian menaiki motor Kevin dan keluar dari pekarangan sekolah.
•••••
"Assalamualaikum" mereka memasuki rumah Vio.
"Walaikumsalam" jawab Susan dengan wajah terkejut melihat Vio pulang dengan Kevin.
"Kok kamu pulang sama Kevin?" Tanyanya, seingatnya Vio berangkat membawa mobil sendiri.
Mereka menyalami Susan terlebih dahulu.
"Vio sakit tan, jadi aku ga tega kalo dia pulang sendiri. Masalah mobil nanti sopir Kevin bakalan nganterin ke sini" jelas Kevin.
Dengan wajah cemas Susan langsung menempelkan punggung tangannya pada dahi Vio dirasa tidak panas ia beralih memutar tubuh Vio untuk memastikan apakah ada yang lecat atau tidak.
"Badan kamu ga panas, tubuh juga ga ada yang luka. Terus sakit apa?"
"Vio mau ke kamar mah, kak makasih" tak menghiraukan pertanyaan Susan, Vio langsung pergi menaiki tangga menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Teen FictionKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...