Satu Minggu berlalu, tak terasa Dhafian dan juga Vio sudah menjalin hubungan selama satu Minggu. Selama satu Minggu itu, hari-hari mereka selalu di isi dengan kebahagiaan, candaan receh yang tanpa sadar membuat mereka tertawa. Tak jarang juga Dhafian mengucapkan kata-kata manis yang membuat pipi gadisnya merona.
Malam ini adalah malam Minggu, gadis dengan piyama doraemon yang ia kenakan kini tengah duduk di balkon kamarnya, merasakan semilir angin malam yang sesekali membuat rambutnya ikut terbang. Tangannya meraih ponsel yang ia letakkan di samping, ia ragu untuk mengirimkan pesan pada seseorang takut jika dirinya mengganggu tapi tidak ada salahnya ia mencoba terlebih dahulu.
My prince ❤️
Dhaf, Lo sibuk ga?
Ga, emang kenapa?
Ga papa sih hehe
Ini malem apa Dhaf? Gue lupa, abis bangun tidur soalnya
Malem Minggu
Oh
Btw gue dirumah sendiri. Mamah, papah, sama Adit lagi makan malem sama rekan kerja papah.
Oh, Lo ga papa sendirian di rumah?
Ga papa kok:))
Yaudah kalo ada apa-apa tinggal hubungin gue aja
Iya
Setelahnya tidak ada balasan dari pria itu, bahkan kini ia sudah tidak online lagi. Vio mendengus sebal, memang susah pacaran sama cowok yang ga peka-an seperti Dhafian, pikir Vio.
Ting!
Dengan malas Vio kembali membuka ponselnya, Vio mengerjapkan matanya dua kali saat membaca pesan tersebut.
Gue otw ke rumah lo
Mau dibeliin apa?
Gue lagi kepengen martabak keju depan komplek, itu juga kalo Lo mau, kalo ga juga ga papa kok. Nanti gue bisa beli sendiri besok malem
Gue beliin, sekarang gue otw
Makasih, jangan ngebut ❤️
Siap sayang❤️
"KYAAAAAAAAAAAAAAA!" teriak Vio berdiri, jingkrak-jingkrak sambil memeluk ponselnya. Untung saja rumahnya sedang tidak ada orang selain dirinya, kalau ada pasti mereka mengira Vio sudah tidak waras.
"Akhirnya peka juga! Makin sayang deh" ucap Vio sambil menciumi ponselnya yang di sana terdapat foto Dhafian yang ia ambil secara diam-diam.
"Gue udah cantik belum ya?" Vio merapihkan rambutnya.
"Ah bodo amat! Gue cewek, pasti cantik! Yakali cewek ganteng! Hahaha!" Vio bergegas keluar dari kamarnya senyumnya terus merekah.
Sambil menunggu Dhafian datang Vio menyalakan televisi untuk menghilangkan rasa bosan. Sesekali Vio melirik ponselnya, siapa tau pria itu mengirimkan pesan. Beberapa menit berlalu terdengar suara deruman motor, dengan segera Vio mematikan televisi lantas berlari kecil membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Ficção AdolescenteKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...