Setelah mengajari vio sekaligus mengantarkan gadis itu pulang kini dhafian memasuki pekarangan rumahnya dan di sambut hangat oleh raya. Gadis kecil itu tidak seperti biasanya ikut ke rumah vio, mungkin karena bosan bermain dengan Adit jadi dhafian menitipkan raya pada bi Inah ART di rumahnya. Bi Inah sudah bekerja sejak mereka pindah di sini, beliau yang selalu menemani raya jika dhafian sekolah terkadang jika raya ingin ke cafe bi Inah hanya mengantarkan nya saja kemudian di titipkan pada pegawai di sana, beliau bekerja hanya sampai sore.
"Udah makan?" Tanya dhafian berjongkok mensejajarkan tingginya dengan raya.
Raya mengangguk mantap.
Dhafian mengacak rambut raya dan mencium pipi gembul nya itu.
"Den, bibi sudah masakin untuk makan malamnya" tutur bi inah yang baru selesai menyapu halaman.
"Makasih bi" dhafian bangkit berdiri.
"Kalau begitu saya pamit pulang dulu"
Dhafian mengangguk. "Hati-hati"
Setelah bi Inah pergi dhafian mengajak raya untuk masuk karena hari yang sudah sore.
"Abang, raya mau ngerjain PR dulu"
"Yaudah, nanti kalau udah adzan Maghrib raya wudhu terus kita sholat berjamaah kaya biasa"
Raya mengangguk paham kemudian pergi ke kamarnya begitupun dengan dhafian yang sudah sangat lelah.
Pria itu membanting tubuhnya di atas ranjang merogoh saku celananya dan mengambil benda pipih yang selalu ia bawa.
"Kayanya harus sekarang" ucap dhafian pada dirinya.
Delvin.
Vin, tutorial nembak cewek itu gimana?
Gue bingung mau ngungkapin perasaan
Lo kan udah pengalaman, pasti tau lah caranya
Sedangkan gue kan baru pertama kali mau nembak cewek
Dasar anak Dugong lagi di butuhin malah ga aktif
Dhafian membanting ponselnya di ranjang dengan kesal. Kemudian bangkit pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket.
Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi untuk melaksanakan sholat Maghrib berjamaah seperti biasa bersama dengan adiknya, dhafian keluar kamar dan memasuki kamar raya.
"Udah siap?" Tanya dhafian yang melihat raya baru saja selesai wudhu.
Raya mengangguk, kemudian dhafian mengajak adiknya menuju kamar yang sudah ia siapkan untuk tempat sholat.
•••••
"Bang, katanya kita mau ketemu papah, tapi kok sampe sekarang raya belum ketemu sama papah" keluh gadis kecil itu sambil mengaduk-aduk makannya.
Setelah sholat dan mengaji kini mereka tengah makan malam bersama tentunya. Dhafian baru ingat jika dia belum mempertemukan raya dengan papahnya, mungkin karena dia terlalu sibuk dengan urusannya sendiri. Ia menjadi merasa bersalah dengan adiknya ini.
"Maafin abang ya, abang lupa belum menghubungi papah"
"Kan Abang udah janji!" Raya menghentakkan sendok dan garpu secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [Completed]
Ficțiune adolescențiKamu yang selalu aku nantikan kehadirannya hingga penantian itu menjadi sebuah pertemuan yang indah. Kamu yang selalu membuat ku bahagia namun kamu juga yang membuat ku terluka. Akankah kamu menjadi teman bahagia ku selamanya? Atau kamu hanya di tak...