20. Keseruan

400 27 2
                                    

"dhaf ini sebenarnya kita mau kemana sih?" Tanya vio yang masih di bonceng dhafian.

"Bentar lagi nyampe kok"

"Tinggal jawab aja apa susahnya sih! Bikin penasaran tau ga?!" Vio mendengus.

Dhafian hanya terkekeh menanggapi nya.

"Turun" ucap dhafian saat sudah sampai di tempat tujuannya.

"Ha?" Heran vio namun ia tetap turun kemudian dhafian menarik pergelangan tangannya.

"Mau kemana sih?" Tanya vio sambil berjalan.

"Lihat ke bawah" detik itu juga vio melihat ke bawah.

Vio segera berlari melewati jalan menurun yang mengarah pada air terjun di sana juga terdapat sungai kecil.

"Vi jangan lari nanti jatoh bahaya!" Pekik dhafian ia mengejar namun vio tidak menghiraukan ia tetep berlari.

"YEAY!" Teriak vio saat sudah sampai sambil merentangkan kedua tangannya di udara kemudian kepalanya ia dongakan agar terkena cipratan air terjun.

"Air nya seger banget!" Pekik vio ia melompat lompat dan berputar.

"Hati-hati nanti jatoh" peringat dhafian yang baru sampai.

Vio menyipratkan air pada dhafian. "Air nya dingin dhaf seger banget"

"Ya kali air nya panas"

Vio mendengus dengan gerakan cepat ia menyipratkan air kembali terus menerus.

"Udah vi ampun gue" dhafian mengangkat jarinya berbentuk V.

Vio memberhentikan aksinya. "Lo bikin gue kes-"

Dhafian menyipratkan air pada vio kemudian lari.

"Ish! Curang!" Kesal vio sambil mengejar.

"WOY! I'M COMING!!" Teriak Delvin dari atas ia berlari turun sedangkan syila ia masih di berada di atas.

Dhafian mendadak berhenti membuat vio tidak sengaja menabrak punggung pria itu.

"Awwh!" Rintih vio mengelus jidatnya.

"Sakit?" Tanya dhafian khawatir.

Vio menggeleng detik selanjutnya ia kembali menyipratkan air pada dhafian.

Dhafian tidak membalas ia langsung menggendong vio ala bridal style sambil lari. Vio memukul dada bidang pria itu namun sama sekali tak di hiraukan.

"DHAFIAN!! TURUNIN GUE!!" teriak vio menggerakkan kakinya.

"Gausah teriak gue di depan lo"

"Turunin gu--Aaaaa!" Teriak vio lagi karena dhafian mempercepat larinya.

"YEAY!!" Teriak dhafian sambil memutar tubuhnya ia juga mendongakan kepalanya agar terkena cipratan air terjun.

"DHAFIAN!!" teriak vio terus memukuli dada dhafian.

Dhafian menghentikan aksinya kemudian terkekeh. "Vi sekarang ayo teriak"

Vio mengernyit. "Buat?"

"Gue ngerasa semua beban yang ada di otak gue bakal ilang gitu aja dengan cara ini"

Vio mengangguk mengerti. "Turunin gue dulu" vio mengerucutkan bibirnya.

Dhafian menggeleng. "Gue hitung mundur terus kita teriak bareng"

"Tiga"

"Dua"

Mereka mendongak. "AAAAAAAAAAAAA!" detik berikutnya mereka tertawa bersama.

"Buset! Dunia berasa milik berdua!" Celetuk delvin mereka hanya terkekeh.

"Dhaf turunin gue" pinta vio lembut.

"Iya iya bawel" setelah itu dhafian menurunkan vio dengan hati-hati.

"Syil ayo cepet sini! Jangan mau kalah sama mereka!" Pekik Delvin.

"Gue takut jatoh!"

Delvin berlari menghampiri syila kemudian menariknya begitu saja.

"Ehh! Lepasin woy!"

Delvin tak menghiraukan ucapan syila ia terus menarik syila sampai kini mereka sudah di sungai.

"Ehh! Lo main tarik-tarik anak orang aja!" syila menghempas tangan nya.

"Kalo jatoh gimana?!"

"Mau tanggung jawab?!"

"Ga kan!"

Delvin langsung menyipratkan air pada syila membuat gadis itu terdiam.

"Cerewet!" Ketus Delvin.

"Ish!" Dengan kesal syila mendorong Delvin sampai jatuh alhasil semua tubuh delvin basah.

"Basah semua bege!" Kesal delvin kemudian bangkit syila dengan cepat ia lari.

Dhafian dan vio terkekeh melihat tingkah mereka.

"Dhaf ke tepian yuk gue dingin" pinta vio mengusap kedua tangannya.

"Lo kedinginan?" Tanya dhafian panik dan diangguki vio.

"Yaudah ayo kita ke tepi dulu" dhafian menuntun vio dengan hati-hati.

Saat sudah sampai di tepi sungai mereka duduk. Dhafian menarik kedua tangan vio kemudian ia mengusapnya sesekali ia tiup.

"Gimana udah mendingan?"

Vio mengangguk. "Iya makasih"

"Gue yang harusnya minta maaf udah bikin Lo jadi kedinginan gini"

Vio menggeleng. "Eh btw lo tau dari mana di sini ada air terjun? Kok gue baru tau ya"

Dhafian terkekeh. "Lo mainnya kurang jauh" ia menyentil hidung vio.

"Hah? Kan gue dulu main cuma sama Lo doang"

"Iya sih kan mainnya juga cuma di taman"

"Terus Lo bisa tau tempat ini gimana?"

"Dulu waktu Lo udah pergi gue di ajakin ke sini sama temen"

"Siapa? Cewek atau cowok?" Tanya vio antusias.

"Udah lah ga penting" dhafian memalingkan wajahnya.

"Woy! Gimana kalo kita cepet-cepetan naik ke atas tapi nanti gendong cewek! Nanti yang kalah traktir yang menang!" Pekik dhafian.

"Oke gue setuju!"

Detik itu juga dhafian menggendong vio kemudian lari. Karena posisi mereka yang sudah di tepian membuat mereka cepat sampai.

"Kita menang!" Pekik dhafian yang sudah di atas.

"Woy! Curang!" Kesal delvin.

Sedangkan vio masih memikirkan siapa teman yang sudah menemani dhafian setelah ia pergi.

•••••

Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang